Biaya Umrah Naik Berlipat Capai Rp 60 Juta, Arab Saudi Sudah Membuka Mulai Senin 9 Agustus 2021

Jemaah haji asal Indonesia harus membayar biaya umrah lebih mahal dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 berlangsung.

Editor: Iksan Fauzi
Shutterstock
ILUSTRASI - Viral di Twitter Kondisi Kabah Setelah Penangguhan Umrah, Ternyata Bisa Saksikan Live Streaming 

SURYA.co.id | JAKARTA - Jemaah haji asal Indonesia harus membayar biaya umrah lebih mahal dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 berlangsung.

Sekadar diketahui, pemerintah Arab Saudi mulai membuka kembali pintu umrah mulai Senin 9 Agustus 2021 bagi umat Islam di dunia.

Namun, pemerintah Arab Saudi belum memperbolehkan sejumlah negara mendaftarkan jemaahnya umrah. Termasuk jemaah umrah dari Indonesia.

Kalau pun nanti diperbolehkan, maka akan terjadi pembengkakan biaya yang harus dibayar oleh para jemaah, yakni antara Rp 54 juta hingga Rp 60 juta.

Hal itu berkaitan dengan aturan yang ditetapkan oleh pemerintah Arab Saudi selama pandemi Covid-19.

Untuk apa saja biaya umrah sebesar itu? Berikut penjelasan Bendahara Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri), Tauhid Hamdi.

Tauhid memperkirakan biaya umrah "kemungkinan akan sangat mahal" dengan skema dari Pemerintah Arab Saudi.

Hal ini berdasarkan ketentuan lamanya karantina, tes PCR, dan vaksin tambahan yang dibebankan kepada calon jamaah umrah.

"Kalau kita bicara harga, akan jadi dua kali lipat, bisa sampai Rp 54-60 juta per orang, untuk selama 30 hari menyelenggarakan ibadah umrah," kata Tauhid kepada BBC News Indonesia, Senin (9/8/2021).

Tauhid juga memperkirakan dari hampir 60.000 calon jamaah umrah, hanya 70 persen yang akan melanjutkan perjalanan ziarah itu sampai penangguhan kembali dibuka.

"Tapi kalau membatalkan itu banyak persoalan. Travel itu sudah membayarkan ke airlines, dan hotel-hotel di Saudi Arabia," kata Tauhid.

Bagaimana pun, kata Tauhid, hal ini sangat tergantung dari diplomasi Pemerintah Indonesia ke Arab Saudi.

"Kasihan masyarakat kita yang sudah mengumpulkan uangnya. Begitu lama, ingin umrah. Kemudian jadi mahal," katanya.

Ia juga mencontohkan negara-negara tetangga Indonesia seperti Malaysia yang kasus Covid-nya masih tinggi beberapa hari belakangan ini, tapi tidak masuk ke dalam daftar penangguhan Pemerintah Arab Saudi.

Halaman
1234
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved