Virus Corona di Jatim

KABAR BAIK Kasus Harian Covid-19 di Jatim Turun Drastis dan BOR di Bawah Standar WHO, PPKM Berakhir?

Kabar baik untuk masyarakat Jawa TImur yang kini berjuang melawan pandemi Covid-19. Penambahan kasus harian covoid-19 turun drastis.

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Musahadah
kolase surya/fatimatuz zahroh/febrianto
Tren BOR rumah sakit rujukan Covid-19 di Jatim. Foto kanan: pasien sembuh yang diwisuda. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Kabar baik untuk masyarakat Jawa TImur yang kini berjuang melawan pandemi Covid-19

Saat ini penambahan kasus harian Covid-19 turun drastis hingga 50 persen lebih. 

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, di akhir Juni 2021, sebelum awal mula PPKM Darurat, penambahan kasus covid-19 di Jatim mencapai angka 8.000 kasus sehari. 

Sementara data terbaru tanggal 8 Agustus 2021, penambahan kasus covid-19 sudah menurun di angka 2.537 orang.  

Kondisi ini berpengaruh pada tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit layanan covid-19 (BOR)  yang telah jauh menurun. 

Baca juga: Hari Terakhir PPKM Level 4, BOR Covid-19 Jatim Sudah Menurun Hingga di Bawah Standar WHO

Khofifah menyebut saat ini BOR di Jatim sudah kembali memenuhi standar WHO dengan angka 60 persen.

“Saat ini untuk BOR Isolasi biasa per 8 Agustus 2021 sudah 59 persen, pada saat awal PPKM Darurat 3 Juli 2021, angkanya 81 persen,” tegas Khofifah, Senin (9/8/2021).

Ia menyebutkan saat awal PPKM Darurat, isolasi biasa mengalami lonjakan keterisian pasien.

Banyak rumah sakit rujukan covid-19 yang menutup IGD nya karena tidak bisa menampung pasien.

Bahkan RSUD Dr Soetomo juga IGD nya sampai meluber ke selasar, dan banyak pasien terlantar sehingga dibutuhkan penambahan ruang IGD dan isolasi menggunakan triase dari kontainer. 

“Begitu juga dengan RS Lapangan, saat awal PPKM Darurat, angka BOR nya 69 persen, sekarang 51 persen,” tegasnya.

Selain itu, BOR rumah karantina saat ini di Jatim juga sudah menurun di angka 42 persen.

Padahal pada tanggal 3 Juli 2021 lalu angka BOR rumah karantina di Jatim mencapai 50 persen.

Sedangkan untuk ICU, penurunan tidak terlalu signifikan.

Saat ini BOR ICU Jatim 74 persen, padahal 3 Juli lalu BOR nya 78 persen.

Menurut Khofifah, hal itu menunjukkan bahwa pasien yang dirawat di ICU memang pasien pasien yang membutuhkan long stay atau perawatan intensif yang lebih lama.

“Tapi kondisi BOR isolasi biasa, RS lapangan dan Rumah Karantina yang sudah menurun signifikan harus kita syukuri. Karena kondisi saat ini angka BOR kita sudah di bawah standar WHO yaitu 60 persen,” tegasnya.

Kondisi BOR yang menurun di isolasi biasa dan karantina maupun RS Lapangan menandakan bahwa jumlah pasien terinfeksi yang mengalami gejala ringan hingga sedang sudah jauh menurun. 

Sehingga menurut Khofifah menjadi harapan baru bahwa penurunan kasus terus terjadi. Dengan harapan pandemi segera berakhir.

“Tentu kuratif berupa layanan rumah sakit ini adalah hilir. Sedangkan hulunya yaitu menjaga prokes, dan juga menggencarkan terus vaksinasi demi mengejar herd immunity,” pungkas Khofifah.

Apakah kondisi ini memungkinkan PPKM untuk tidak diperpanjang? 

Terkait hal ini, belum ada informasi terkait kelanjutan PPKM di Indonesia maupun di Jatim. 

RS Lapangan Indrapura Sembuhkan 9007 Pasien

Penanggung jawab RS Lapangan Kogabwilhan II, Laksamana Pertama dr I Dewa Gede Nalendra Djaya Iswara memberikan arahan dan motivasi kepada para pasien yang berhasil sembuh dari Covid-19, Selasa (24/11/2020).
Penanggung jawab RS Lapangan Kogabwilhan II, Laksamana Pertama dr I Dewa Gede Nalendra Djaya Iswara memberikan arahan dan motivasi kepada para pasien yang berhasil sembuh dari Covid-19, Selasa (24/11/2020). (SURYA.CO.ID/Febrianto Ramadani)

Tingkat Keterisian Tempat Tidur atau BOR Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) Surabaya mengalami penurunan dan sudah melandai 60 persen.

Jumlah ini mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan pertengahan Juli yang sempat mencapai angka 98 persen.

Ketua PPKPC RSLI, Radian Jadid, mengatakan, hingga saat ini RSLI telah melayani 9712 pasien yang masuk sejak pertama kali dibuka akhir Mei 2020 serta sudah berhasil menyembuhkan 9007 pasien melalui 404 kali wisuda.

Pasien yang masih dirawat setelah wisuda sejumlah 246 dengan kapasitas 410 bed.

"Jumlah yang inden sudah tidak ada lagi, sangat kontras dengan tiga minggu sebelumnya yang sempat mencapai angka 233 orang inden, antri masuk RSLI," ujarnya, Senin (9/8/2021).

Penanggung Jawab Rumah Sakit Lapangan Indrapura Surabaya, Laksamana Pertama TNI dr I Dewa Gede Nalendra Djaya Iswara, mengatakan, ini merupakan bukti kesungguhan RSLI dalam memberikan layanan terbaik untuk masyarakat khususnya di Jawa Timur.

Namun ia juga berharap untuk tidak banyak lagi pasien yang masuk di rumah sakit.

"Covid 19 segera diatasi dan tidak ada lagi penderita  yang harus masuk rumah sakit. Juga tidak henti hentinya mengingatkan kepada masyarakat dan semua personil RSLI untuk tetap menjalankan protokol kesehatan 6M, menjaga dan meningkatkan imun serta menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan kebiasaan baru," ungkapnya.

Di salut dan bangga kepada semua awak RSLI baik nakes, relawan pendamping hingga petugas kebersihan dan keamanan yang tiada lelah menjalankan tugasnya di RSLI. 

"Semua ini semata mata untuk kepentingan bangsa dalam mengatasi pandemi Covid 19” pungkas Nalendra.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved