Berita Banyuwangi
Saat Kereta Api Jadi Harapan Transportasi Banyuwangi di Masa Pandemi Covid-19
Dibandingkan moda tranportasi lainnya, kereta api dinilai yang paling aman dan terjangkau untuk digunakan perjalanan jarak jauh
Penulis: Haorrahman | Editor: Fatkhul Alami
Penulis: Haorrahman || Editor: Fatkhul Alami
SURYA.co.id | BANYUWANGI - Pandemi Covid-19 membuat jasa transportasi babak belur. Bagi masyarakat pengguna jasa transportasi terutama jarak jauh, di tengah pandemi seperti ini selain dihantui kekhawatiran potensi terpapar Covid-19, juga dihantui oleh pembatalan jadwal dan beratnya ongkos.
Dibandingkan moda tranportasi lainnya, kereta api dinilai yang paling aman dan terjangkau untuk digunakan perjalanan jarak jauh.
Bagi Barurrohim seorang pekerja swasta di Kabupaten Banyuwangi, tiap tiga pekan atau satu bulan sekali harus menempuh perjalanan jarak jauh Banyuwangi-Surabaya. Sudah berjalan lima tahun, Barurrohim yang merupakan warga Surabaya itu ditugaskan oleh perusahaannya di Banyuwangi.
"Sebelum pandemi saya pulang ke Surabaya dua minggu sekali. Tapi saat ini, dengan berbagai pertimbangan saya pulang tiga minggu atau satu bulan sekali. Bagi saya asalkan bisa pulang ke Surabaya dan kembali ke Banyuwangi sudah lega. Satu lagi yang penting, murah!" kata pria berusia 31 tahun itu, Minggu (8/8).
Bagi yang tidak menggunakan kendaraan pribadi, Banyuwangi-Surabaya dan sebaliknya bisa ditempuh melalui berbagai moda transportasi. Selain bisa menggunakan jasa kereta api, juga tersedia pesawat, travel, dan bus.
Namun bagi Barurrohim kereta api yang menurutnya paling aman dan murah. Pemuda yang bekerja di bidang telekomunikasi itu, sudah memperhitungkan berbagai moda transportasi. Menggunakan travel, secara biaya tidak terlalu mahal namun menurutnya sulit untuk menjaga protokol kesehatan dengan moda ini. Selain itu jasa transportasi ini mengalami kesulitan ketika terdapat penyekatan-penyekatan di berbagai daerah, seperti saat masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Demikian juga dengan moda transportasi bus. Meski bisa dibilang murah dan berlaku protokol kesehatan, bagi konsumen seperti Barurrohim hanya bisa sampai terminal. Sementara dari terminal menuju ke rumahnya, dia juga mengalami kesulitan. Selain itu jadwal keberangkatan bus dari Banyuwangi ke Surabaya juga tidak menentu.
Sementara menggunakan pesawat, bagi pekerja yang gajinya hanya Upah Minimum Regional (UMR) dirasa berat diongkos. Selain harga tiket yang dia rasa sudah mahal, harus menambah biaya lagi untuk tes negatif Covid (PCR/Antigen). Bahkan saat pesawat mewajibkan tes negatif PCR sebagai syarat, Barurrohim hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Bayangkan saja berapa uang yang harus saya keluarkan kalau harus naik pesawat pulang-pergi tiap satu bulan sekali. Bisa pulang tidak bawa uang, karena habis gaji saya hanya untuk tiket pesawat," kata pria kelahiran 1990 itu.
Belum lagi bayang-bayang pembatalan jadwal penerbangan karena sepi penumpang. Sebelum pandemi transportasi udara Banyuwangi-Surabaya tersedia tiap hari. Namun di masa pandemi ini, hanya tersedia di hari tertentu saja. Bahkan informasi "No Flight" sering terjadi di Bandara Banyuwangi. Seperti 6 hingga 8 Agustus 2021, tidak ada penerbangan di Bandara Banyuwangi.
"Untung masih ada kereta api. Jadwalnya stabil tiap hari selalu ada. Berangkat dan sampainya juga jelas, sangat jarang terlambat. Dan yang terpenting ongkosnya murah," kata bapak satu anak itu.
Tiket kereta api Banyuwangi-Surabaya tersedia tiap hari. Bahkan di masa larangan mudik hari raya dan PPKM, PT Kereta Api (KAI) masih menyediakan tiket dengan persyaratan yang ketat, namun bagi pengguna jasa seperti Barurrohim itu semua bisa dipenuhi.
Pada masa PPKM PT KAI menyediakan tiket Banyuwangi-Surabaya yang dilayani oleh KA Sritanjung yang berangkat dari Stasin Banyuwangi Baru, pada pukul 07.00 dan tiba di Stasiun Surabaya Gubeng pukul 13.11. Selain itu juga ada KA Probowangi yang berangkat pukul 14.46 dan tiba pukul 21.36. Sebelumnya juga ada kereta KA Wijaya Kusuma dan KA Mutiara Timur yang melayani kereta eksekutif dan premium, namun selama PPKM dua kereta ini tidak melayani rute Banyuwangi-Surabaya.
Pria di Banyuwangi Colong Sepeda Motor di Garasi Rumah Kosong, Tapi Aksinya Dilihat Warga |
![]() |
---|
Masifkan Konservasi Lereng Raung dan Ijen, Pemkab Banyuwangi Bagikan 32 Ribu Bibit Tanaman Keras |
![]() |
---|
Alat Penetas Telur Penyu Tanpa Pasir Buatan Warga Banyuwangi Dikirim ke Berbagai Daerah |
![]() |
---|
Tren Pembelian Emas Warga Kabupaten Banyuwangi Meningkat |
![]() |
---|
Sukseskan Program Transmigrasi Nasional, Kabupaten Banyuwangi Terima Penghargaan |
![]() |
---|