Berita Gresik
Nenek 2 Anak Yatim di Gresik Nangis Lihat Luka Cucu Dipecuti Pakai Kabel: Saya Nyubit Saja Tak Tega
Fatimah, nenek 2 anak yatim di Gresik menangis melihat luka yang diderita cucunya setalh dipecuti anak pengelola panti asuhan di Kecamatan Benjeng.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.co.id | GRESIK – Fatimah (60), nenek 2 anak yatim di Gresik menangis melihat luka yang diderita cucunya setalh dipecuti anak pengelola panti asuhan di Kecamatan Benjeng.
Kesedihan Fatimah tampak ketika ditemui reporter SURYA.co.id. Ia mengaku sedih melihat kondisi cucunya yang menderita luka dari kaki hingga pelipis kepala.
Selama bersama cucunya, ia mengaku jangankan memukul, nyubit saja tak tega. Kepada SURYA.co.id, suara Fatimah mendadak lirih.
Nadanya terbata-bata menceritakan kondisi kedua cucunya yang menjadi korban kekerasan. Dia tidak tega saat cucunya mengerang kesakitan saat badannya dielus saat tidur.
Kondisi kedua cucunya yang masih dibawah umur berinisial MFS dan DRS membuatnya tidak kuat menahan batin.
Dia mengelus dada melihat perlakuan yang diterima kedua cucunya itu dari panti asuhan Al Amin yang berada di Desa Munggugebang, Kecamatan Benjeng.
“Saya lihat sendiri pahanya seperti itu (penuh luka disabet kabel listrik),kok sampai seperti itu. Mukuli anak orang yang tidak punya kok seperti itu, saya cuman ngomong dalam hati,” kata wanita berusia 60 tahun saat ditemui di kediamannya di wilayah Kebomas.
Fatimah yang tinggal bersama anak dan kedua cucunya di sebuah rumah sederhana dengan status indekos.
Rumah kosnya sederhana, berdinding batako dan berlantai tanah.
Karena tidak memiliki pekerjaan tetap, untuk membayar kos seharga Rp 400 ribu sebulan, cukup berat terkadang hingga nunggak.
Bekerja serabutan, kadang sebagai asisten rumah tangga jika dibutuhkan memiliki cita-cita kedua cucunya menjadi anak yang berhasil.
Namun, yang terjadi malah sebaliknya. Saat dijemput ke panti asuhan kondisi kedua cucunya penuh luka, hingga memar. Seperti dianiaya membabi buta hingga menimbulkan trauma.
Melihat kedua cucunya sedang tertidur saat tiba di rumah, Fatimah menangis sambil mengelus kepala dan punggung keduanya.
Maksud hati agar kedua cucunya yang berumur belasan itu tidur nyenyak saat kembali ke rumah.
Ternyata mereka berdua mengerang kesakitan, masih ada luka memar di sekujur tubuh.