Berita Kediri

Kisah Siti Ruqoyah, Mantan TKW Asal Kota Kediri yang Sukses Jadi Pengusaha Kain Tenun Ikat

Siti Ruqoyah mampu bangkit dan mengembangkan usaha yang menyerap ratusan tenaga kerja warga sekitar rumahnya.

Penulis: Didik Mashudi | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/didik mashudi
Siti Ruqoyah, mantan TKW yang sukses merintis usaha kain tenun ikat Kelurahan Bandarkidul, Kota Kediri. 

SURYA.CO.ID, KEDIRI - Ulet, tekun dan pantang menyerah itulah energi positif yang dimiliki Siti Ruqoyah, mantan TKW yang sukses merintis usaha kain tenun ikat Kelurahan Bandarkidul, Kota Kediri.

Meski sempat bangkrut saat krisis moneter (krismon) tahun 1998, saat ini Siti Ruqoyah mampu bangkit dan mengembangkan usaha yang menyerap ratusan tenaga kerja warga sekitar rumahnya.

Pasca bangkrut karena dihantam krismon, Siti Ruqoyah kemudian mencari modal usaha dengan menjadi tenaga kerja wanita (TKW) ke Arab Saudi.

Uang yang ditabung dari hasil jerih payahnya menjadi tenaga kerja di luar negeri dikumpulkan untuk memulai modal usaha kain tenun lagi.

"Uang hasil kerja di luar negeri setelah untuk memperbaiki rumah, saya gunakan untuk mengumpulkan alat-alat tenun lagi. Kami mulai dari nol lagi," ungkap Siti Ruqoyah kepada Surya, Selasa (27/7/2021).

Modal awal merintis kembali usaha tenun senilai Rp 25 juta digunakan untuk mengumpulkan alat tenun yang sempat terbengkalai.

"Saya merintis usaha mulai dari nol lagi," ungkapnya.

Baca juga: Kekuatan Testing Pemkab Ponorogo Masih 24 Persen dari Target Kemendagri

Kebetulan saat memulai usaha berkenalan dengan Wali Kota Kediri Achmad Maschut yang banyak membantu memulai usahanya.

"Istri wali kota yang berasal dari Bali sempat bertanya kenapa produknya hanya kain sarung. Coba bikin kain untuk baju, nanti akan dibantu Pemkot Kediri," ujar Siti Ruqoyah.

Selanjutnya Siti selain membuat kain sarung goyor juga membuat kain tenun ikat untuk baju sebanyak 7.000 potong sesuai pesanan Walikota.

"Mulai dari pesanan itulah kami punya modal UMKM Kota Kediri dan punya peluang tidak hanya sarung, tapi juga kain untuk baju sehingga pemasarannya lebih luas," jelasnya.

Sejak itulah banyak masyarakat yang mulai pesan kain tenun buatan perajin dari Kelurahan Bandarkidul.

Namun perajin tidak meninggalkan membuat sarung goyor yang merupakan produk khas Kota Kediri.

"Sekarang produksi kami sekitar 25 persen sarung, sebagian besar lainnya kain. Sehingga pemasaran lebih banyak kain, karena memang banyak yang minat," jelasnya.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved