Opini

Menyemai Konsep Kebhinekaan dari Sekolah

Bangsa Indonesia dikenal kemajemukannya, ditandai dengan beragamnya etnis, suku, agama, budaya serta kebiasaan di dalamnya.

Editor: Musahadah
istimewa
Kegiatan untuk menyemai konsep kebhinekaan di sekolah yang dilakukan SMAN 1 Driyorejo, Gresik. 

SURYA.CO.ID - Bangsa Indonesia dikenal kemajemukannya, ditandai dengan beragamnya etnis, suku, agama, budaya serta kebiasaan di dalamnya.

Sejarah telah membuka mata kita bahwa munculnya banyak kasus yang destruktif dalam konteks kebangsaan seperti sentimen antar etnis, perselisihan antar suku, sampai pertikaian antar pemeluk agama, menunjukkan karakter kebhinekaan yang masih lemah.

Padahal, telah tercatat dengan tinta emas dalam sejarah bangsa Indonesia, betapa persatuan dan kesatuan menjadi modal besar bagi tergapainya kemerdekaan dan kejayaan bangsa.

Perjuangan kakek-nenek moyang kita yang tak memandang perbedaan keyakinan, ras, suku, budaya, telah mengantarkan kita semua sebagai satu kesatuan bangsa untuk dapat menikmati kemerdekaan 17 Agustus 1945, 76 tahun silam.

Menarik sekali kala kita cermati apa yang diungkapkan Ketua PB NU KH Said Aqil Siroj.

Disampaikan bahwa agenda besar kekinian yang diangkat sebagai tema Harlah ke-98 NU adalah Menguatkan Peran Keagamaan dan Kebangsaan.

Implikasi yang paling nyata adalah pendidikan berperan besar dalam upaya menciptakan dan menguatkan pemahaman akan keragaman dan semangat kebangsaan (Jawa Pos, 28/2/2021).

Dunia pendidikan berperan penting untuk menguatkan pemahaman bahwa Bhineka itu Kita.

Terapi afektif semua warga sekolah tentang pemahaman multikultural dan siswa tentang pentingnya membangun kembali serta menjaga sikap pengakuan pada pluralisme dan multikulturalisme.

Maka, berbagai konsep upaya penyemaian dan pemupukan perlu dirancang diimplementasikan secara nyata dalam praktik kehidupan sekolah.

Misalnya yang terperaga di SMAN 1 Driyorejo, Gresik.

Terprogram sebagai salah satu program kerja OSIS, dilaksanakan lomba bertajuk Pemilihan Putra dan Putri Smandry.

Peserta adalah siswa perwakilan setiap kelas. 

Memakai busana adat dan suku di Indonesia, mereka wajib menampilkan potensi diri. 

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved