Berita Surabaya
Pedagang Surabaya Kibarkan Bendera Putih Tanda Protes Perpanjangan PPKM: Keuangan Kami Hancur Total
Aksi mengibarkan bendera putih sebagai tanda protes kebijakan pembatasan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) marak di Surabaya.
Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Aksi mengibarkan bendera putih sebagai tanda protes kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) marak di Surabaya.
Seperti yang dilakukan para pedagang di kawasan wisata religi Sunan Ampel, tepatnya di Jalan Sasak, Kota Surabaya, Jawa Timur.
Dari pantauan hari ini, Jumat (23/7/21), ratusan pedagang ini kompak satu suara memberikan pesan kepada semua masyarakat Indonesia, bahwa mereka sedang tidak baik-baik saja.
Kordinator Lapangan Pedagang di Jalan Sasak Surabaya, Gahtan Achmad mengungkapkan para pedagang disini sudah menyerah lantaran capek dan lelah dengan aturan PPKM beserta istilah sejenisnya.
"Bendera putih ini adalah bentuk protes kami para pedagang disini kepada Pemerintah.
Baca juga: Jadwal Pencairan BLT BPJS Ketenagakerjaan Rp 1 Juta dan Anjuran Cek Rekening Agar Tidak Tertunda
Bagaimana pemerintah hanya mementingkan kesehatan tetapi mengabaikan kondisi keuangan kami.
Kondisi keuangan kami telah hancur total," tegas pria berusia 39 tahun itu kepada Tribun, Jumat (23/7/21).
Dikatakan, selama lima hari sejak berlakunya aturan PPKM Darurat omset telah menurun drastis.
Rata-rata penurunannya berkisar 70 hingga 98 persen.
"Selain itu, toko disini sekarang juga sudah banyak yang tutup semua," jelas Gahtan.
Gahtan mengaku telah mengirimkan pesan ke Sekretariat Negara (Sekneg) terkait kondisi di lapangan.
Kendati demikian, mekanisme yang diberikan Sekneg dirasa pihaknya terlalu berbelit-belit.
"Berkaca dari itulah kami sepakat memasang bendera putih ini sejak dua hari yang lalu.
Tujuannya agar keinginan kami bisa dilihat dan didengar pemerintah, bagaimana harusnya Pemerintah juga tetap bisa mempertahankan sektor ekonomi yang berkaitan dengan kami para pedagang," tandasnya.
Gahtan menghimbau, agar PPKM yang berlevel-level tak perlu ada.
"Selama PPKM Darurat saja kita sudah terpuruk.
Kalo ini dilanjut seperti istilah PPKM berlevel, tentunya kita bakal hancur sehancur-hancurnya," jelasnya.
Videonya Viral

Sebuah video yang memperlihatkan aksi seorang pria dan perekam video tengah menunjukkan kondisi Jalan Sasak, Ampeldenta Surabaya pada malam hari.
Dalam video tersebut, dua pria baik perrkam dan yang direkam tengah berjalan menunjukkan beberapa bendera putih dikibarkan sebagai simbol menyerah.
Disebutkan, pria yang direkam tersebut mewakili warga Ampel yang menyerah terhadap kebijakan pemerintah yang hanya dirasa mementingkan public helath tanpa memedulikan financial health.
"Masyarakat Ampel menyerah. Ini kami kibarkan bendera putih," ujar pria yang direkam.
"Ini kondisi jalan Sasak, masyarakat Ampel sedang mengibarkan bendera putih, menuntut pemerintah Indonesia tentang kekebalan anti virus inflasi. Kami tidak akan dapat bertahan kalau inflasi. Pemerintah melaksanakan PPKM demi kebijakan yang mengutaman public health, sedangkan financial helath dari masyarakat tidak pernah diperhatikan. Inflasi terus menghantui kami," sambung pria yang merekam video tersebut.
Dua pria tersebut mempertanyakan akan sampai kapan kebijakan penanganan pandemi Covid 19 tersebut menimbulkan polemik terutama di kalangan masyarakat kecil.
Bahkan pria perekam tersebut mengklaim bahwa tuntutannya sudah ada di mena Setneg (sekretaris negara).
"Kami menuntut. Tuntutan sudah ada di meja setneg. Tinggal disampaikan kepada pemerintah. Kami menuntut kekebalan virus yang paling kejam saat ini. Virus inflasi. Sehingga saving masyarakat terus tergerus. Ini kembali bendera putih dikibarkan," tambah perekam video tersebut.
Keduanya juga berharap agar jeritan rakyat kecil itu sampai ke Pemerintah sehingga ada langkah kongkrit mengatasi keterpurukan ekonomi tersebut.
"Kami menyatakan kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk segera tanggap akan kekebalan kesehatan finasial masyarakat melalui anti virus sebenarnya. Anti virus inflasi. Terimakasih. Semoga Joko Widodo masih mempunyai telinga untuk mendengar, memiliki mata untuk melihat dan memiliki hati yang bisa dapat merasakan nasib rakyat," tandasnya. (firman rachmanudin)