Berita Perbankan

Bank Mandiri Permudah Akses Likuiditas secara Digital dengan Luncurkan MSA

Bank Mandiri meluncurkan inovasi digital layanan transaction banking, Mandiri Smart Account (MSA).

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Parmin
Foto: bank mandiri
Bank Mandiri meluncurkan inovasi digital layanan transaction bankin, khususnya untuk nasabah-nasabah di segmen wholesale melalui Mandiri Smart Account (MSA). 

SURYA.co.id | SURABAYA - Pandemi Covid 19  kembali mengalami peningkatan jumlah penderita, mendorong kebijakan mengurangi aktivitas masyarakat membuat kinerja perusahaan mengalami penurunan tajam.

Perusahaan mengalami perlambatan, baik dari sisi suplai (supply), permintaan (demand), maupun operasional yang sangat mengganggu arus kas perusahaan dan menyebabkan tekanan likuiditas.

Menjaga likuiditas dan meningkatkan efektivitas perusahaan di tengah bayang-bayang pandemi menjadi sangat penting saat.

Menjawab kondisi tersebut, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk atau Bank Mandiri meluncurkan inovasi digital layanan transaction banking. Khususnya untuk nasabah-nasabah di segmen wholesale melalui Mandiri Smart Account (MSA).

"Mandiri Smart Account adalah layanan cash management berupa penggunaan sub-rekening giro yang bersifat virtual (virtual account) membantu perusahaan melakukan pengelolaan dana terpusat dengan kemudahan alokasi, pencatatan, dan identifikasi transaksi," jelas Panji Irawan, Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri, Senin (12/7/2021).

Dari sisi pengelolaan likuiditas perusahaan, layanan MSA sejalan dengan tren sentralisasi dan simplifikasi rekening berbasis virtual account.

Serta memberikan pengalaman pengelolaan rekening virtual secara online digital layaknya cabang bank.

“Inovasi digital layanan transaction banking merupakan komitmen kami dalam mendukung percepatan dan pemulihan ekonomi di tengah pandemi melalui peningkatan kemudahan dan keleluasaan akses transaksi keuangan bagi seluruh pelaku bisnis nasional,” ungkap Panji.

Ada beberapa fitur utama MSA yang memberikan kemudahan dan keleluasaan akses transaksi keuangan bagi nasabah di segmen wholesale.

Pertama, pembukaan dan pengelolaan limit transaksi dilakukan secara mandiri melalui Smart Account Management System (SAMS) Portal atau melalui integrasi secara Host-to-Host (Application Programming Interface/API).

Kedua, fleksibilitas penomoran Smart Account yang memberikan keleluasaan kepada nasabah dalam pemberian nomor unik untuk masing-masing unit atau cabang perusahaan sesuai kebutuhan (free pre-defined). 

Ketiga, fleksibilitas pengelolaan rekening yang memungkinkan nasabah dapat memblokir atau membuka blokir Smart Account sewaktu-waktu melalui SAMS Portal atau melalui integrasi secara Host-to-Host (API).

“Smart Account juga dapat ditransaksikan di cabang dan kanal digital Bank Mandiri, seperti ATM, EDC, Mandiri Cash Management, dan Host-to-Host Payment (API),” ungkap Panji.

Dengan fitur-fitur utama seperti itu, nasabah MSA akan banyak mendapat benefit, seperti simplifikasi pengelolaan keuangan dengan sentralisasi rekening untuk mengoptimalkan likuiditas dana perusahaan.

Dengan sentralisasi rekening induk (giro) yang meningkatkan optimalisasi likuiditas mampu mendorong peningkatan profit perusahaan.

Sebab, dengan pemusatan dana, kontrol budgeting dan visibilitas posisi likuiditas akan lebih baik sehingga bisa menekan potensi idle fund dan fraud.

MSA juga mampu meningkatkan efisiensi, seperti efisiensi pengelolaan kas melalui otomasi proses akuntansi dan rekonsiliasi, serta efisiensi cost melalui perampingan kepemilikan rekening giro atau tabungan karena perusahaan tidak perlu mengelola banyak rekening.

“Bagi nasabah di segmen e-commerce dan penyedia layanan keuangan lainnya, Mandiri Smart Account menjadi investasi minimum untuk solusi intermediary dana,” lanjut Panji.

Dalam pandangannya, setidaknya ada empat jenis perusahaan yang membutuhkan solusi MSA.

Pertama, perusahaan yang sedang mengelola banyak rekening giro operasional (desentralisasi) dan memiliki roadmap untuk bertransformasi ke arah konsep sentralisasi dana rekening operasional perusahaan. Contohnya, imprest account dan treasury single account.

Kedua, perusahaan dengan kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan kas melalui otomasi proses akuntansi, dan rekonsiliasi.

Ketiga, perusahaan dengan kebutuhan pengiriman dana ke unbanked people dan atau dalam rangka program-program korporasi, seperti reward (insentif) dan subsidi.

Keempat, perusahaan dengan kebutuhan intermediary account platform dalam mendukung bisnis di bidang e-commerce dan penyedia jasa keuangan lainnya yang ingin berinvestasi minimal dengan memanfaatkan solusi perbankan sebagai platform bisnis.

Salah satu strateginya dalam mengembangkan bisnis adalah dengan pendekatan customer-focus, yaitu dengan mendesain layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah.

"Termasuk korporasi dan fintech yang memiliki struktur organisasi yang kompleks dan agile. Untuk itulah layanan Mandiri Smart Account kami hadirkan,” tandas Panji.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved