Virus Corona di Surabaya

Mahasiswa Program Dokter Spesialis Unair Gugur karena Covid-19, sang Ayah Meninggal 3 Hari lalu

Meninggalnya dr Aliy Akbar Al Busani menambah rentang jumlah tenaga medis yang gugur akibat positif Covid-19.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Parmin
surya.co.id/sulvi sofiana
Penghormatan terakhir terhadap jenazah dr Aliy Akbar Al Busani di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Kamis (8/7/2021). 

SURYA.co.id | SURABAYA  - Meninggalnya dr Aliy Akbar Al Busani menambah rentang tenaga medis yang gugur akibat positif Covid-19.

Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis 1 (PPDS) Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) - RSUD Dr. Soetomo itu meninggal, Kamis (8/7/2021) pukul 08.12 WIB setelah berjuang melawan Covid- 19. 

Dokter Aliy meninggal di Ruang Intensif Khusus (RIK 1) RSUD Dr Soetomo, Surabaya.

Sedang sang ayah, dr Zaynul SpOG K, meninggal pada Senin pagi (5/7/2021) juga akibat covid-19. 

Wakil Rektor Bidang Internasionalisasi, Digitalisasi dan Informasi Universitas Airlangga dr Miftahussurur MKes SpPD-KGEH PhD menuturkan, meninggalnya mahasiswa PPDS merupakan pukulan mendalam bagi Unair, khususnya Fakultas Kedokteran. 

"Unair kembali kehilangan salah satu pengabdinya yang selalu memberikan sumbangsih pada penelitian dan pelayanan kesehatan.

Kami memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan terima kasih sebesar-besarnya atas kontribusinya di Unair selama menjalani pendidikan," ujanya. 

Dokter Aliy merupakan PPDS Obgin FK Unair angkatan tahun tahun 2019. Saat ini dia sedang menempuh PPDS 1 dan masuk ke semester 5. 

Di mata rekan sejawat PPDS di Departemen Obgyn, dr Aliy dikenal sebagai sosok ceria.

"Dia sangat ringan tangan dan rajin. Kalau salah satu dari kami ada yang berhalangan jaga, dia pasti langsung menawarkan bantuan.

Aliy juga ceria dan selalu ingin membuat teman-temannya ketawa," ungkap Dokter Rachma Wulan Pratiwi Suherman, rekan seangkatannya. 

Dokter lajang berusia 29 tahun ini juga dikenal sebagai junior yang rajin. Yang selalu berusaha mengerjakan tugas sebaik mungkin dan enggan membebani orang.

"Kondisi rentan paparan Covid-19 disadari betul oleh Aliy. Bila sedang merasa gejala yang mengarah COVID 19, ia langsung tes swab PCR. Dan hasilnya selalu negatif," kenang Rachma.

Tetapi tidak dengan Selasa pekan lalu, Demam yang dirasakan ternyata menunjukkan swab PCR positif.

Karena perawatan isolasi mandiri di rumah tidak menunjukkan perbaikan, dokter Aliy diantar rawat inap ke RS Muhamadiyah Gresik. 

"Aliy dirawat inap bersama ayahnya, dr Zaynul SpOG K dan adiknya, Kiki yang juga terkonfirmasi Covid-19. 

Kondisi dr Aliy mengalami pemburukan pada hari Sabtu (3/7/2021). Hingga akhirnya dilakukan pemasangan alat bantu napas di RSUD Gresik," tambah Rachma. 

Saat itu, sang ayah masih lebih sehat dan memberikan kabar untuk mohon doa pada beberapa rekan dan kerabat. 

Ternyata, dr Zaynul lebih cepat mengalami perburukan dan mendahului putranya hari Senin (5/7/2021) pagi. 

Dokter Aliy, Rabu (7/7/2021) dipindahkan ke RIK 1 RSUD Dr. Soetomo untuk mendapatkan perawatan intensif.  Saturasi oksigennya terus menurun hingga dinyatakan meninggal.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved