PLN

PLN UID Jatim Kebut Listriki 13 Desa di Sumenep guna Wujudkan Rasio Elektrifikasi 100 Persen

PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur mencatat angka rasio elektrifikasi telah mencapai 103,53 persen.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Parmin
Foto:PLN UID Jatim
Pemasangan jaringan listrik untuk pelanggan di daerah kepulauan wilayah Kabupaten Sumenep.    

SURYA.co.id | SURABAYA - PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur mencatat angka rasio elektrifikasi telah mencapai 103,53 persen.

Capaian ini melampaui target yang diperkirakan bahwa pencapaian 100 persen baru pada akhir tahun 2021.

Namun, elektrifikasi ini merupakan perbandingan jumlah pelanggan rumah tangga yang telah terlistriki dengan jumlah rumah tangga secara keseluruhan.

"Angka lebih dari target itu hingga Mei 2021. Namun pencapaian ini bukan berarti pekerjaan telah selesai," kata Imam Asrori, Manager Unit Pelaksana Proyek Kelistrikan (UP2K) Jatim, Selasa (22/6/2021).

Secara detail dari 38 Kabupaten/Kota di Jatim terdapat 13 Kabupaten/Kota yang belum mencapai rasio elektrifikasi 100 persen.

Kabupaten Sumenep dengan rasio elektrifikasi 71,68 persen menjadi salah satu pekerjaan rumah bagi PLN untuk dapat mewujudkan rasio elektrifikasi 100 persen di Jawa Timur.

“Setidaknya terdapat 13 desa di Kabupaten Sumenep yang belum terlistriki. Hingga kini sedang dalam proses survey, pembangunan pembangkit dan pemasangan tiang jaringan secara bertahap," jelas Imam.

Ke-13 desa tersebut adalah Desa Masalima, Sukajeruk, Karamian, Sepanjang,dan  Tanjung Keok.

Kemudian Desa Saur Saibus, Saseel, Sadulang, Pagerungan Besar, Lombang, Jate, Banbaru dan Banmeleng.

Seluruhnya tersebar di beberapa pulau seperti Masalembu, Karamian, Sepanjang, Saur, Saseel, Sadulang besar, Pegerungan Besar dan Gili Raja.

Desa-desa tersebut menjadi bagian wilayah kerja Unit Layanan Pelanggan (ULP) Kangean & Sumenep, UP3 (Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan) Pamekasan.

Ditargetkan pada tahun 2022/2023, pembangunan pembangkit dan pemasangan jaringan listrik dapat selesai.

Upaya melistriki pulau-pulau kecil di Madura ini tak jarang menemui berbagai macam kendala seperti perizinan kawasan untuk pembangunan pembangkit dan pemasangan jaringan listrik, kondisi geografis yang sulit, sarana transportasi terbatas.

Selain itu kondisi dermaga yang kecil tidak dapat disinggahi kapal besar pengangkut material menuju ke pulau, termasuk cuaca ekstrem yang kerap melanda kepulauan.

Berbagai kendala tersebut mengakibatkan petugas kesulitan melakukan survey, membawa material, maupun melaksanakan pekerjaan pembangunan.

"Melistriki kepulauan bukan perkara yang mudah mulai dari medan yang sulit ditempuh, infrastruktur yang amat minim hingga lokasi geografis yang sulit dijangkau," jelas Muhammad Daan Agung Lazuardi, Manager ULP Kangean.

Terlebih di tengah pandemi seperti ini transportasi antar pulau juga tidak mudah.

Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat mereka untuk dapat menyalurkan tenaga listrik untuk masyarakat sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Telah menjadi komitmen bagi PLN untuk terus melistriki hingga pelosok negeri meski terkadang tak mudah dalam pelaksanaannya," tambah Rasyid A Naja, Senior Manager General Affair PLN UID Jatim.

  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved