Berita Surabaya

3 Alasan Pendemo Asal Madura Tolak Pos Penyekatan Suramadu dan Geruduk Balai Kota Surabaya

Ada tiga alasan pendemo asal Madura menolak adanya pos penyekatan Suramadu kemudian mereka berduyun-duyun menggeruduk Balai Kota Surabaya, Senin.

SURYA.co.id/Habibur Rohman
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menemui langsung dan berembug dengan pendemo asal Madura yang mengatasnamakan "Koalisi Masyarakat Madura Bersatu". Mereka mendatangi Balai Kota Surabaya, Senin (21/6/2021). Aksi ini terkait dengan penyekatan dan test swab C-19 di area Jembatan Suramadu. Adanya aksi ini juga menyebabkan ditutupnya sebagian akses Jl Walikota Mustajab (depan Balaikota). 

SURYA.co.id | SURABAYA - Ada tiga alasan pendemo asal Madura menolak adanya pos penyekatan Suramadu kemudian mereka berduyun-duyun menggeruduk Balai Kota Surabaya, Senin (21/6/2021).

Di Balai Kota Surabaya itu, mereka ditemui langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi atau akrab dipanggil Cak Eri.

Di hadapan Wali Kota baru Surabaya itu, mereka mengungkapkan tiga alasan melakukan deonstrasi dan menggereduk Balai Kota Surabaya

Perwakilan pendemo, Musfiqul Khoir mengungkapkan alasan tersebut. Pertama, menurut Musfiqul, dengan semakin sering mengikuti tes swab Antigen di pos penyekatan Suramadu, ia khawatir rongga hidung warga bisa luka.

"Kami khawatir ada warga infeksi. Sebab, bukan tak mungkin setiap hari mengikuti swab antigen," katanya.

Kedua, lokasi isolasi bagi warga yang dinyatakan positif Covid-19 dinilai kurang laik. Baik petugas maupun fasilitas yang disiapkan dianggap tak mematuhi Prokes.

"Gedung Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura (BPWS), misalnya, seharusnya Prokesnya bisa ditingkatkan sebab ini sudah ada anggarannya. Kalau fasilitas tidak memenuhi, jangan-jangan anggarannya dipakai untuk yang lain," katanya.

Ketuga, ia juga menyoal alasan Pemkot Surabaya menyekat pendatang dari Madura.

Ini disebabkan dengan masifnya penularan di sejumlah kecamatan di Bangkalan.

Suasana unjuk rasa ratusan warga Madura di Balai Kota Surabaya, Senin siang (21/6/2021). Mereka menuntut tenda swab milik Pemkot Surabaya di Jembatan Suramadu dibersihkan.
Suasana unjuk rasa ratusan warga Madura di Balai Kota Surabaya, Senin siang (21/6/2021). Mereka menuntut tenda swab milik Pemkot Surabaya di Jembatan Suramadu dibersihkan. (surya.co.id/febrianto ramadani)

Dari tingginya penularan tersebut, mengakibatkan empat kecamatan di Bangkalan masuk zona merah: Kecamatan Bangkalan, Arosbaya, Geger, dan Klampis.

"Bangkalan punya 18 kecamatan dan hanya 4 kecamatan yang di zona merah," katanya.

"Namun, kenapa yang harus menanggung akibatnya masyarakat se-Bangkalan? Bahkan, penduduk di tiga kabupaten lainnya juga ikut terimbas?," katanya.

Dibanding melakukan swab massal di pintu keluar jembatan Suramadu, pendemo meminta Pemkot membantu Pemkab Bangkalan melakukan pendekatan lain.

Yakni, dengan melaksanakan pembatasan di masing-masing kecamatan yang masuk zona merah tersebut.

"Kalau memang ingin membantu warga Bangkalan, silakan Pemkot Surabaya datang dan swab warga di empat kecamatan ini. Per-KK (Kepala Keluarga) pun kami bantu," tegas pendemo berapi-api.

Halaman
123
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved