Masterchef Indonesia 8

Aksi Chef Juna Lempar Piring di Masterchef Indonesia 8 Episode 7 dan Penyebab Karena Kesalahan Fatal

Juri Masterchef Indonesia 8, Chef Juna mengejutkan para kontestan di episode 7 yang tayang Sabtu (19/6/2021). Tiba-tiba ia melempar piring kontestan

Penulis: Arum Puspita | Editor: Adrianus Adhi
YOUTUBE
Chef Juna di Galeri Masterchef Indonesia 8 

SURYA.CO.ID - Juri Masterchef Indonesia 8, Chef Juna mengejutkan para kontestan di episode 7 yang tayang Sabtu (19/6/2021). 

Pasalnya, tiba-tiba Chef Juna melempar piring yang digunakan kontestan untuk menghidangkan makanan. 

Bermula ketika kontestan Masterchef Indonesia 8 menjalankan tantangan menggunakan bahan utama yang sudah disediakan di mystery box yang ukurannya sangat kecil. 

Terdapat 4 mystery box yang ada disediakan para juri. 

Kotak A berisi bulgur dan cumi, kotak B berisi pisang dan kismis, kotak C berisi simping dan telur pitan, sementara kotak D berisi jamur shitake dan udang.

Baca juga: Bocoran Masterchef Indonesia 8 Episode 7: Kesalahan Wita dan Peringatan Keras Chef Juna

Pemenang di tantangan pertama, Thea memiliki keuntungan untuk menentukan pilihan bahan masakan untuk diolah para kontestan lainnya. 

The memilih box A untuk Nadya, kontestan yang memiliki bisnis kue dan roti.

Sayangny, Nadya dikritik karena memilih piring berwarna merah yang menutupi warna sambalnya. 

Menurut Chef Juna, pemilihan piring merah membuat tiga komponen makanan menjad tidak terlihat.

Cumi buatan Nadya juga kering namun tidak berbumbu.

Chef Renatta pun tidak banyak berkomentar dan menilai masakan buatannya sangat kurang bumbu. 

Kontestan selanjutnya adalah Yogi dengan scallop with sweet potato puree and orange pitan cream sauce.

Yogi yang belum pernah memasak simping, langsung disemprot oleh Chef Arnold karena tidak membersihkan simpingnya dengan benar.

Chef Juna bahkan tidak mencoba masakan Yogi dan langsung meletakannya di bawah meja.

Ketiga dewan juri pun tidak bisa berkomentar banyak dan menyebut masakan Yogi rasanya hancur. 

“Scallop kamu ambil gak dicuci, gak diapa-apain direbus ditaruh piring."

"Tapi sweet potato yang bukan ingredient yang harus dihighlight kamu punya waktu buat bikin yang sooth, prioritas,” kata Chef Renatta

Kontestan selanjutnya adalah Brian dengan sweet and spicy squid.

Baru saja menghidangkan makanan di atas meja Chef Arnold kembali ngamuk karena cara membawa piring Brian yang dianggap salah dan meninggalkan sidik jari.  

Menurut Chef Juna, cumi buatan Brian bagus, berikut juga dengan tingkat kematangannya.

Hanya saja hidangan buatan Brian kurang fresh karena kurang banyak rempah dan garnish. 

Kontestan berikutnya yang dipanggil adalah Wita dengan sup asam pedas udang dan jamur.

Chef Arnold lagi-lagi ngegas karena menilai piring makanan Wita belum bersih.

Setelah mencicipi, Chef Juna kebingungan perbedaan masakan Wita dengan tom yam.

Tingkat keasaman dan kaldunya kurang kuat sehingga rasanya tawar seperti kebanyakan air.  Seto maju dengan membawa hidangan bernama udang jamur kucai.

Entah apa yang ada di pikiran Chef Arnold, hampir semua kontestan dia marahi sejak meletakkan makanan di atas meja.

Chef Arnold langsung memindahkan makanan Seto ke piring yang lebih kecil dan membuang sisa makanannya ke tempat sampah. 

Mengerikannya lagi Chef Juna tiba-tiba maju dan langsung melempar piring hidangan Seto dengan kencang.

“Delapan season saya di sini, baru sekarang saya lempar piring,” kata Chef Juna.

Aksi Chef Juna lempar piring ini lantaran piring tersebut sangat kotor sehingga tidak layak untuk disajikan.

Namun, secara garis besar masakan Seto sudah memiliki rasa yang cukup enak, hanya saja presentasinya yang kurang baik.

Biodata Chef Juna

1. Pernah diculik dan disiksa

Chef Juna lahir di Manado, Sumatera Utara pada tanggal 20 Juli 1975 dengan nama asli Junior Rorimpandey. 

Sebelum menjadi koki selebritas terkenal seperti sekarang ini, Chef Juna sempat mengalami kehidupan yang sangat keras.

Dikutip dari kompas.com, chef Juna disebut pernah diculik, disiksa hingga ditembak.

Chef Juna awalnya merupakan mahasiswa jurusan perminyakan di Universitas Trisakti.

Namun, pendidikannya selama 3,5 tahun tersebut tidak terselesaikan lantaran dirinya kala itu terlalu nakal.

2. Sekolah penerbangan di Amerika

Chef Juna saat hadir di Festival Banyuwangi Kuliner, Rabu (12/4/2017).
Chef Juna saat hadir di Festival Banyuwangi Kuliner, Rabu (12/4/2017). (surya/haorrahman)

 

Setelah gagal lulus kuliah di Indonesia, chef kelahiran 20 Juli 1975 ini pun memutuskan untuk memperbaiki kehidupannya.

Ia menjual motor kesayangannya demi biaya sekolahnya di luar negeri di Brownsville, Texas, Amerika Serikat, pada 1997.

Di sana ia masuk ke dalam sekolah penerbangan.

Setelah berhasil lulus dan mendapat lisensi pilot, selang beberapa lama sekolah penerbangannya itu bangkrut dan membuat Juna pindah ke Houston untuk melanjutkan pelatihannya.

Namun karena adanya krisis moneter pada 1998 yang membuat orangtuanya kesulitan ekonomi, Juna terpaksa harus mencari uang sendiri untuk membiayai hidupnya di sana.

3. Jadi koki secara tak sengaja

Profesi sebagai koki ini pun didapatkan Juna secara tidak sengaja.

Kala itu, ia bekerja di salah satu restoran tradisional Jepang sebagai pelayan.

Selang beberapa lama, ia pun ditawari untuk menjadi murid dari master Sushi di tempatnya bekerja.

Ia dilatih dengan sangat keras hingga pemilik restoran pun kagum dengan kemampuannya dan Juna pun dipromosikan untuk mendapatkan Permanent Resident.

Pada 2002, dia dipercaya untuk menjadi Head Chef (Kepala koki) di restoran tersebut.

Setahun kemudian, Juna pindah ke Uptown Sushi yang merupakan restoran sushi nomor satu di Houston, ia juga dipercaya untuk menjadi Executive Chef di sana.

Merasa jenuh dengan masakan Jepang, Juna pindah ke restoran Perancis yang bernama The French Laundry.

Di sana, ia kembali belajar dari awal dan dilatih dengan baik dan disiplin.

Berkat kemampuannya yang sangat baik, membuat pria asal Manado, Sulawesi Utara, ini kini menjadi koki yang sangat berbakat dan terkenal.

Pada 2016, ia membuka restoran di daerah Kuningan, Jakarta Selatan. 

Restoran pertamanya yang di beri nama Correlate yang tepatnya di lantai lobi gedung Menara Rajawali.

Selain MasterChef Indonesia, Chef Juna juga pernah mengisi acara televisi lain, di antaranya Arjuna, Hell's Kitchen Indonesia, dan DCODE: The Progressive Project. Juna juga pernah bermain dalam film berjudul 13: The Haunted.

4. Makanan kesukaan tak terduga 

Chef Juna.
Chef Juna. (Instagram)

Chef Juna Rorimpandey mengatakan, banyak yang salah mengira tentang makanan Indonesia yang menjadi kesukaannya.

DI channel yooutube chef Arnold Purnomo, seorang warganet menanyakan makanan kesukaan kedua chef yang sama-sama menjadi juri di Master Chef Indonesia itu.

"Kalau yang halal bebek betutu di Bali, tapi harus yang otentik ya, bebek betutu itu beda," kata Juna seperti dikutip Kompas.com, Jumat (2/10/2020).

Chef Juna melanjutkan, selama ini banyak orang yang mengira makanan kesukannya adalah somay.

"Jadi gue lebih suka makanan Bali. Cuma orang kadang salah kaprah gue kan sering bilang somay itu yang paling tidak bisa dilawan, jadi kalau dikasih selalu makan," lanjutnya.

Pria berambut gondrong ini bercerita, dia lama tinggal di Bali, sebelum akhirnya berkuliah di Jakarta dan menetap di Amerika Serikat.

Sebelum berangkat ke AS saya besar di Bali, 93 tamat SMA, sampai 97 kuliah di Jakarta, tapi setiap liburan pergi ke Bali," ucap Chef Juna.

5. Tepis anggapan galak

Juna mengungkapkan alasan kerap terlihat sangat tegas bahkan terkesan galak saat menjadi juri di Master Chef Indonesia.

Tak hanya Juna, Chef Arnold Poernomo dan Chef Renatta Moeloek yang juga menjadi juri tak segan menegur atau berkomentar pedas terhadap para kontestan.

Juna bercerita, biasanya mereka bertiga saling memahami alur emosi masing-masing.

"Para juri ini saling melengkapi jadi kalau salah satu ada yang konslet, jadi yang lain diam," kata Juna.

Menurut Juna, tugas mereka sebagai koki sekaligus juri bagi para kontestan bukanlah pekerjaan yang mudah.

"Karena pekerjaan ini memang sangat stressfull kalian aja enggak tahu, di mana kita sebagai eksekutif chef biasanya kami pegang control the whole kitchen, temponya kita yang jalan dan selalu enggak mau tahu harus bisa jadi," tutur Juna.

"Sementara kalau diproduksi ini orangnya ada 100, yang megang tempo cuma kita, dan ada aja masalah yang mereka sendiri semua lepas tangan," lanjutnya.

Lagipula, kata Juna, semua yang dia tunjukan itu adalah realitas yang sebenarnya dari pekerjaan seorang koki yang profesional.

"Di Master Chef yang dilihat sama orang adalah kejam, sadis padahal asal kalian tahu, my attitude apalagi waktu season 1 dan 2 itu adalah the real attitude saat di profesional kitchen, itu yang orang awam banyak tidak tahu," tambah Juna.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tentang Chef Juna, Makanan Favorit hingga Tanggapan Dinilai sebagai Juri Galak"

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved