Dukung Laksamana Yudo Margono, Akademisi Beber Dampak Jika Jokowi Pilih Panglima TNI dari Matra Laut
Dukungan untuk Laksamana Yudo Margono bertambah, Akademisi Beber Dampak Jika Jokowi Pilih Panglima TNI dari Matra Laut
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Iksan Fauzi
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.co.id - Bursa calon Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto saat ini telah mengerucut kepada dua sosok, yakni Jenderal Andika Perkasa dan Laksamana Yudo Margono.
Sejumlah prediksi mengarah pada Jenderal Andika Perkasa, Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) itu dinilai berpeluang besar jadi Panglima TNI.
Namun, prediksi lain juga banyak yang menjagokan Laksamana Yudo Margono.
Seperti yang diungkapkan Direktur Paramadina Graduate School of Diplomacy Shiskha Prabawaningtyas baru-baru ini.
Shiskha berpendapat calon panglima TNI dari matra laut akan mendukung kebijakan Presiden Joko Widodo dalam memperkuat poros maritim dunia.

"Saya kira pengangkatan matra laut sebagai panglima TNI, akan memperkuat pesan atas komitmen dan konsistensi pemerintah dalam upaya profesionalisme TNI," kata Shiskha, Rabu (16/6/2021), dilansir dari Antara.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto akan memasuki masa pensiunnya pada November 2021.
Namun demikian, untuk menjamin upaya peningkatan profesionalisme TNI, dasar pertimbangan pergantian Panglima TNI harus memperhatikan rambu-rambu UU TNI termasuk mekanisme rotasi di antara matra.
"Jika Panglima TNI sebelumnya dari AD, saat ini dari AU, maka seyogyanya calon Panglima TNI baru dari matra AL.
Dan ini berarti Kasal Laksamana TNI Yudo Margono," ucapnya.
Shiskha mengatakan peningkatan ketegangan di wilayah Laut China Selatan dan eskalasi konflik Indonesia dan Tiongkok terkait aktivitas kapal penangkap ikan di Laut Natuna Utara tentu membutuhkan orientasi strategi pertahanan maritim termasuk pengamanan jalur keamanan dan keselamatan di laut.
Menurut dia, peristiwa tenggelamnya kapal selam, KRI Nanggala-402 di perairan Bali beberapa waktu lalu tidak akan berimbas terhadap citra Laksamana TNI Yudo Margono.
"Saya kira tidak. Saya malah melihat peningkatan perhatian publik pada kondisi alutsista dan memberikan momentum untuk memperkuat prioritas penguatan kapasitas pertahanan maritim menuju pembentukan negara maritim Indonesia," jelasnya.
Orientasi dan prioritas perspektif maritim dalam penguatan postur dan kapasitas pertahanan melalui profesional TNI menjadi semakin urgen.
"Geopolitik dunia semakin mengarah pada penguasaan akses dan sumber daya di laut yang tentu saja membutuhkan tata kelola ruang maritim di antar para negara yang berkepentingan," kata Shiskha.
Selain Kasal, Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo juga memiliki peluang yang sama untuk menjabat sebagai panglima TNI.
Diketahui, Bursa pengganti Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mulai ramai dibicarakan menjelang masa pensiunnya pada akhir 2021 nanti.
Sejumlah nama disebut-sebut berpeluang menjadi orang nomor satu di TNI.
Namun menurut Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDIP, Effendi Simbolon, pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto telah mengerucut menjadi dua nama.
Terdiri KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa dan KSAL Laksamana TNI Yudo Margono.
"Kita rujuk lagi bisa menjadi dua, dua itu KSAD dan KSAL gitu," kata Effendi saat dihubungi, Selasa, dilansir Tribunnews.
Lebih lanjut, Effendi membahas soal kemungkinan Andika menjadi Panglima TNI.
Menurutnya, jika Jokowi memilih Andika sebagai Panglima TNI, maka proses pergantiannya akan berlangsung Juli 2021 bulan depan.
Pasalnya, menurut Effendi, sesuai hitung-hitungan matematis, Andika tidak akan lama menjabat sebagai Panglima TNI jika ditunjuk Jokowi.
Baca juga: Wakil Ketua DPR Tanggapi Isu Calon Panglima TNI, Pilih Jenderal Andika Perkasa atau Laksamana Yudo?
Karena itu, jika pergantian mengikuti waktu pensiun Hadi, yakni November 2021, maka masa jabatan Andika sebagai Panglima TNI tergolong singkat.
"Kalau misalnya presiden berkehendak memutuskan Pak Andika, saatnya adalah bulan depan harus dilakukan pergantian (Panglima TNI, red)," terangnya.
Terkait hal itu, Effendi menilai Yudo Margono lebih cocok menjadi Panglima TNI jika pergantian dilakukan mengikuti masa pensiun Hadi.
Lantaran masa pensiun Yudo lebih panjang ketimbang Andika.
"Kalau plan-nya lain, misalnya menempatkan Pak Yudo, berarti prosesnya akan ada di November nanti sampai Pak Hadi pensiun," katanya.
Terlepas dari hitung-hitungan tersebut, Effendi menilai sosok yang tepat menggantikan Hadi adalah Andika.
Tak hanya prestasi akademik, Andika juga memiliki latar belakang operasi teritorial yang dibutuhkan TNI dalam menghadapi tantangan.
"Pak Andika banyak kelebihannya karena sekolah kurun 5 sampai 8 tahun ada di AS, kemudian knowledge nya bagus, know-how bagus, perfeksionis lah dia, tapi humanis juga, jadi enak sebenarnya."
"Nah figur itu memang beririsan dengan Jenderal Andika Perkasa," beber Effendi, dilansir Tribunnews.
Senada dengan Effendi Simbolon, Anggota Komisi I DPR RI lainnya Fraksi PKS, Sukamta, juga menilai Andika sebagai sosok yang tepat untuk menggantikan Hadi.
Mengutip Tribunnews, Andika dianggap cocok dengan tantangan yang tengah dihadapi saat ini, contohnya persoalan Papua.
"Pak Yudo (KSAL) cukup senior dan mampu. KSAD saat ini, Pak Andika, juga demikian."
"Memang Pak KSAD punya nilai plus yaitu pengalaman menjadi Kepala Staf yang paling lama di antara yang lainnya," kata Sukamta saat dihubungi, Selasa (15/6/2021).
"Saya kira juga cocok dengan tantangan yang dihadapi baik itu di Papua maupun di wilayah nusantara secara umum."
"Selama ini, Pak Jenderal Andika tampak sangat humanis tapi tegas. Saya kira itu tepat untuk saat ini," imbuh dia.
Pernyataan serupa juga disampaikan Pengamat Intelijen dan Keamanan, Stanislaus Riyanta.
Menurutnya, Andika menjadi figur yang tepat dan pantas untuk menggantikan Hadi sebagai Panglima TNI.
Hal ini berdasarkan rekam jejak Andika sebagai prajurit TNI.
"Dengan rekam jejak yang sudah teruji hingga jabatan KSAD, pengalaman penugasan di dalam dan luar negeri, jaringan internasional yang kuat, dan aspek intelektual/pendidikan yang unggul, menjadi modal kuat bagi Jenderal Andika Perkasa," kata Stanislaus Riyanta saat dihubungi Tribunnews, Selasa (15/6/2021).
Selain itu, keunggulan lain yang dimiliki Andika menurut Stanislaus adalah, KSAD ini punya latar belakang kemampuan dan penugasan di bidang intelijen.
Dibanding tiga pilihan yang ada (KSAD, KSAL, dan KSAU), Stanislaus menilai Andika memiliki peluang cukup besar untuk dipilih Jokowi.
Meski begitu, Stanislaus enggan berspekulasi soal pilihan Presiden Jokowi terkait pengganti Hadi. Pasalnya, menurut Stanislaus, pilihan Jokowi sangat sulit ditebak.
Ikuti Berita Seputar Bursa Calon Panglima TNI