Preman Tanjung Priok Raup Rp 16 Miliar/Bulan Sekarang 49 Orang Diciduk Sehari Jokowi Telepon Kapolri

Para preman Tanjung Priok meraup untung Rp 16 miliar per bulan dari hasil memalak atau melakukan pungutan liar ( pungli) kepada para driver kontainer.

Editor: Iksan Fauzi
TribunJakarta/Gerald Leonardo Agustino
Ilustrasi Uang. Foto kanan : sebanyak 49 preman Tanjung Priok ditangkap aparat kepolisian setelah sehari Presiden Jokowi telepon Kapolri Listyo Sigit Prabowo. Dalam hitungan sebulan, para preman bisa meraup untung sekitar Rp 16 miliar. 

SURYA.co.id | JAKARTA - Para preman Tanjung Priok meraup untung Rp 16 miliar per bulan dari hasil memalak atau melakukan pungutan liar ( pungli) kepada para sopir kontainer.

Besaran nominal itu diketahui setelah Kapolri Listyo Sigit Prabowo memerintahkan jajarannya untuk memberantas preman di Pelabuhan Tanjung Perak sesuai arahan Presiden Jokowi

Tak hanya itu, aparat kepolisian juga menangkap 49 preman sehari setelah Presiden Jokowi telepon Kapolri

Para preman itulah yang diduga setiap hari beroperasi di Pelabuhan Tanjung Priok yang kerap memintai uang kepada para sopir kontainer 

Setidaknya, sekitar 12.000 truk angkutan barang beroperasi di Pelabuhan Tanjung Priok dan sekitarnya.

Mereka pun dihadapkan dengan preman yang menjamur di luar maupun dalam kawasan pelabuhan.

Hasil penghitungan Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia (FBTPI), uang yang dikeluarkan ribuan sopir truk untuk para pelaku pungli mencapai Rp 16,2 miliar per bulan.

Dewan Penasehat FBTPI, Ilhamsyah pun memerinci seorang sopir truk bisa mengeluarkan uang Rp 45.000 hanya untuk membayar para pelaku pungli dalam sekali ritase, setiap harinya.

Uang Rp 45.000 yang dikeluarkan sopir truk terbagi ke beberapa titik pungutan liar.

Dari garasi-garasi mengarah ke pelabuhan, para sopir truk akan menemui pak ogah yang meminta-minta uang di persimpangan jalan.

Mereka bisa kehabisan Rp 10.000 sekali ritase untuk membayar para preman yang disebutnya pak ogah tersebut.

"Kalau seandainya kita melihat, mulai dari keluar garasi, biasanya sudah ada pak ogah yang ngatur-ngatur jalan," kata Ilhamsyah di Kantor Sekretariat FBTPI, Jumat (11/6/2021).

"Untuk pak ogah pak ogah yang berada di setiap pertigaan, perempatan, belokan, itu mereka rata-rata bisa mengeluarkan sebanyak Rp 10.000 dalam satu hari," jelas dia.

Berlanjut ke dalam area depo kontainer, di mana setiap sopir truk bisa menghabiskan Rp 15.000 untuk membayar pegawai-pegawai bongkar muat.

Halaman
1234
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved