KKB Papua
Politisi Golkar Beber TNI Polri Kecolongan Ulah KKB Papua makin Beringas dan Ancam Tembak Pendatang
Ulah teroris Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua dengan cara membunuh warga dan membakar fasilitas bandara di ilaga mengundang banyak kecaman.
SURYA.co.id - Ulah teroris Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua dengan cara membunuh warga sipil dan membakar fasilitas bandara di ilaga mengundang banyak kecaman.
Bukannya surut melakukan tindakan teror, kini KKB Papua juga semakin beringas dengan memberikan ancaman kepada para pendatang.
Para teroris yang menginduk kepada organisasi Papua Merdeka (OPM) tersebut akan menembak mati siapapun pendatang ke tanah Papua.
Sementara itu, pemerintah pusat sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan infrastruktur di tanah Papua dengan mendatangkan sebagian tenaga kerja dari warga luar Bumi Cenderawasih.
Melihat kebringasan KKB Papua, politisi Golkar sekaligus Anggota Komisi III DPR RI Andi Rio Idris Padjalangi membeberkan TNI Polri telah kecolongan dengan uUlah kejam KKB Papua.
Ia mendesak aparat keamanan memberikan pengamanan maksimal kepada warga yang ada di Papua.
Selain itu, kehadiran Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto ke Papua, mestinya bisa menyuntik semangat aparat keamanan yang bertugas di sana.
Andi pun meminta aparat lebih sigap dengan aksi tersebut yang berdampak ditutupnya sementara bandara tersebut.
"Kehadiran Kapolri dan Panglima TNI di Papua beberapa waktu lalu, seharusnya menjadi semangat para personel untuk dapat lebih sigap dalam melakukan pengamanan dan memberantas KKB bukan justru malah kecolongan," kata Andi Rio dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (4/6/2021).
Politisi Partai Golkar itu meminta aparat untuk dapat terus memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat sekitar dalam menjalankan aktivitas keseharian.
Hal itu menurut dia agar tidak ada rasa takut bagi warga untuk keluar atau menjalankan rutinitas pekerjaan sehari-harinya.
Andi Rio menegaskan bahwa aparat keamanan yang bertugas di Papua harus dapat menangkap dan memberantas KKB, jangan sampai ada lagi aksi teror atau ancaman yang dilakukan KKB di Papua.
"Kasihan masyarakat di sana hidup merasa tidak tenang dan penuh rasa ketakutan dalam kesehariannya," katanya.
Selain itu, dia meminta pemerintah bersama aparat keamanan untuk dapat segera memperbaiki Bandara Aminggaru Ilaga yang telah dirusak oleh KKB agar dapat kembali normal dan beroperasi
Langkah itu menurut dia harus segera dilakukan karena Bandara Aminggaru Ilaga merupakan pintu utama pusat distribusi logistik ke distrik Ilaga.
"Segera lakukan perbaikan, jangan sampai menghambat dan terjadi kelangkaan barang dan jasa di wilayah tersebut," ujarnya.
Ancam tembak mati pendatang
Sebelumnya, KKB Papua mengancam akan menembak mati pendatang atau orang non-Papua yang bekerja di bumi Cendrawasih.
Mengenai ancaman tersebut, Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Rusdi Hartono, memperingatkan kepada KKB bahwa tanah Papua merupakan bagian dari NKRI.
Rusdi menuturkan, ancaman yang digelorakan KKB tidak menyurutkan pemerintah sama sekali dalam membangun Papua.
"Papua adalah NKRI dan itu sudah final. Pembangunan di Papua harus tetap berjalan," kata Brigjen Rusdi di Mabes Polri, Jakarta, Senin (7/6/2021).
"TNI-Polri bersama instansi yang lainnya tetap mengawal bagaimana pembangunan daripada Papua tetap berjalan."
Rusdi menjelaskan, pembangunan yang dilakukan pemerintah demi kesejahteraan warga di Papua, karena itu, dia meminta KKB tak mengganggu upaya yang dilakukan pemerintah.
"Sekarang pembangunan di Papua terus berjalan. Ada pihak-pihak teroris KKB ini yang senantiasa mengganggu pembangunan yang dilaksanakan di Papua," ujarnya.
"Oleh sebab itu pembangunan di Papua harus dan tetap berjalan."
Lebih lanjut, Rusdi menuturkan bahwa pihaknya juga berkomitmen akan mengamankan tanah Papua dari ancaman kelompok teroris KKB.
"TNI dan Polri akan bekerja secara optimal bagaimana mengamankan Papua itu sendiri, sehingga pembangunan di Papua dapat berjalan," ucapnya.
"Dan tentunya ini akan berdampak terhadap kesejahteraan daripada masyarakat di Papua."
Sebelumnya, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) memberikan ultimatum kepada pendatang atau bukan orang asli Papua (OAP) yang bekerja di tanah Cendrawasih.
TPNPB-OPM mengancam akan langsung menembak mati jika melihat ada non-Papua yang bekerja di daerah konflik. Untuk itu, mereka meminta seluruh non-Papua keluar dari daerah konflik.
Adapun daerah konflik yang dimaksud antara lain daerah Puncak Papua, Intan Jaya, dan Ndugama. (Tribun Papua/Kompas TV)