Persona

Sarah Onggowinarso, Owner Niku Japanese BBQ: Kuliner Tidak Pernah Berhenti

Kegemaran memasak Sarah Onggowinarso, owner Niku Japanese Barbeque (NJB) membuatnya bertahan bahkan menambah dua outlet restoran ala Jepang.

Penulis: Wiwit Purwanto | Editor: Parmin
surya.co.id/ahmad zaimul haq
Sarah Onggowinarso, owner Niku Japanese Barbeque (NJB). 

SURYA.co.id |  Kegemaran memasak Sarah Onggowinarso, owner Niku Japanese Barbeque (NJB) membuatnya bertahan bahkan menambah dua outlet restoran ala Jepang saat masa Pandemi Covid-19.

Kualitas rasa dan harga yang stabil menjadi dasar usahanya yang kini beranjak normal.

Hobi memasak Sarah sepertinya turun dari orangtuanya yang memang suka memasak, karena itulah ibu dua anak blasteran Surabaya – Jerman kelahiran Tahun 1988 ini  sejak kuliah di Universitas Ciputra program International Business Management  (IBM)  sudah mengambil project untuk mengambil tempat di salah satu mall di Surabaya Barat untuk dibuat kantin.

Tapi sebelum memutuskan untuk mengelola kantin ini, ia lebih dulu sudah merasakan jatuh bangun dalam usaha kuliner.

Saat itu Sarah berjualan aneka sosis dan hot dog di PTC. “Sewa stan kecil yang di dalam PTC itu, itu awalnya,” kata penyuka olahraga gym.

Ia benar benar memulai dari bawah, nah berjualan sosis dan hot dog ini tidak membuatnya betah, ia tidak telaten karena saat ramai pembeli hanya pada akhir pekan saja. Ia merasakan saat itu pengunjung mall hanya ramai pada Hari Sabtu dan Minggu.

Di sela berjualan itu ternyata ia memperhatikan pergerakan dari pegawai dan karyawan mall ini jajan di kantin. “Ternyata para karyawan mall ini banyak jajan dan makan di kantin, “ ungkapnya.

Dari sini muncul ide untuk bisa berjualan di kantin, karena keberadaan kantin ini memang dibutuhkan oleh sebagian besar karyawan mal, selain itu juga selalu ramai tidak hanya akhir pekan saja.

Bersama suaminya ia mencari informasi tentang pengelolaan kantin hingga ia menemukan sebuah lahan untuk kantin. “Kita dapat lahan dan sewa satu bidang untuk kantin,” katanya.

Ia mengelola sendiri kantin itu dari pagi sampai jelang malam.

Selama 3  tahun ia mengelola dengan profit yang sudah terlihat di tangan, karena saat itu belum ada kompetitor lain. Dalam perjalanan ada saja kendala dalam pengelolaan kantin hingga Sarah memutuskan untuk berhenti mengelola kantin.

“Sementara berhenti dalam urusan kuliner dan ikut membantu meneruskan bisnis orang tua,” tukasnya.  

Tapi karena dasarnya suka memasak dan kuliner, tidak lama Sarah balik lagi untuk berurusan dengan kuliner. Kali ini ia melihat celah dari kuliner Jepang.

“Selain suka dengan masakan Jepang, juga tidak ribet  untuk memasaknya,” lanjut penyuka traveling ini.

Halaman
123
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved