Operasi Satgas Nemangkawi Tumpas KKB Papua Belum Maksimal, Irjen Mathius D Fakhiri Gandeng BNPT
Operasi Satgas Nemangkawi untuk menumpas KKB Papua dirasa belum maksimal, Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri pun menggandeng BNPT.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Operasi Satgas Nemangkawi untuk menumpas KKB Papua dirasa belum maksimal, Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri pun menggandeng BNPT.
Seperti diketahui, Satgas Nemangkawi masih terus berupaya memburu Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua dalam rangka penegakan hukum.
Sehubung dengan ditetapkannya KKB Papua sebagai teroris dan dirasa Operasi Satgas Nemangkawi belum maksimal, Irjen Mathius D Fakhiri mengajak kerja sama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Melansir dari laman tribratanews.polri.go.id, Irjen Mathius D Fakhiri bersama Plt Deputi bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT, Brigjen Pol. Dr. Herwan Chaidir, Plt Direktur Penindikan BNPT, Brigjen Pol. Eddy Hartono, Kasubdit Intelijen Kombes Pol. Alexsander Sabar, Irwasda KBP Alferd, Dirintelkam KBP Guntur, dan Wadir Reskrim Akbp Ari P, menggelar rapat koordinasi penangangan Papua, pada Selasa (25/05/21) di Mapolda Papua.
Adapun kunjungan BNPT ke Papua berkaitan dengan rencana untuk menciptakan kondisi serta koordinasi dalam rangka mengimbangi giat OPS Nemangkawi yang saat ini masih menjadi fokus sasaran aparat penegak hukum.

Baca juga: Upadate Pergerakan KKB Papua Lekagak Telenggen Berusaha Kabur dari Ilaga, Terdesak Satgas Nemangkawi
Baca juga: Kapal Perang TNI AL Angkut Pasukan Setan ke Daerah Rawan KKB Papua, ini Kehebatan KRI Banjarmasin
Dalam pertemuan tersebut, Kapolda Papua menyatakan bahwa hingga kini Polda melalui jajaran Direktorat Intelkam dan Direktorat Bimmas, telah melakukan berbagai kegiatan operasi keamanan di zona lintas para KKB Papua.
Namun ia menyatakan, upaya ini belum maksimal dilakukan sehingga diperlukan dukungan dari BNPT, untuk memperkuat sinergi dalam menciptakan kondisi Papua yang damai, aman, dan tentram.
Tak hanya itu, Irjen Mathius D Fakhiri juga memberikan masukan serta harapannya kepada BNPT untuk dapat mendukung penuh program ataupun kegiatan yang dilakukan aparat penegak hukum.
Sesuai dengan Instrusksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2020 tentang percepatan pembangunan kesejahteran di wilayah Papua.
Lebih lanjut, terkait status KKB sebagai teroris, pemerintah berharap agar status tersebut tidak membawa dampak buruk terhadap psikologis masyarakat Papua.
Karena kebudayaan Papua harus tetap dijunjung tinggi dengan kentalnya adat serta kekerabatan masyarakat di Papua.
Menindaklanjuti kunjungan BNPT di Papua, Kapolda juga berharap kegiatan Sinergisitas Antarkementerian/Lembaga dapat segera terealisasikan.
Penyebab Utama Teroris KKB Papua Sulit Diburu
Sebelumnya, terungkap penyebab utama teroris KKB Papua sulit diburu oleh aparat TNI-Polri.
Penyebabnya yakni KKB Papua menguasai kondisi medan dan geografis di Papua, serta adanya simpatisan yang membantu mereka.
Meski demikian, Satgas Nemangkawi berjanji tak akan mundur untuk memburu Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
Hal ini diungkapkan oleh Kasatgas Humas Operasi Nemangkawi Kombes Polisi M. Iqbal Alqudusy.
Menurut Iqbal, pergerakan KKB Papua saat ini tengah mundur ke wilayah Lany Jaya.

"Saat ini mereka termonitor IT sudah kabur dan mundur sampai ke daerah Kuyawage wilayah Lany Jaya, dan pasukan TNI-Polri berhasil menguasai wilayah Puncak Papua," kata Iqbal Alqudusy, Minggu (23/5/2021).
Seperti dilansir dari Tribunnews dalam artikel 'Sulitnya Medan Geografis Tak Surutkan Satgas Nemangkawi Buru Kelompok Teroris di Papua'
Iqbal tidak menampik jika di lapangan KKB Papua lebih menguasai medan, karena kelompok ini lebih mengenal kondisi geografis Papua.
"Ini adalah daerah tempat mainnya mereka sejak kecil.
Medan dan kondisi geografisnya luar biasa. Soal penguasaan medan, mereka (KKB) lebih menguasai daripada kami,” kata Iqbal.
Selain kondisi geografis, faktor lainnya karena masih ada oknum oknum masyarakat yang diduga memberikan informasi dan perlindungan kepada KKB Papua.
KKB Papua selalu menjadikan masyarakat sebagai tameng hidup.
Hal ini menurut Kombes Iqbal, membuat pihaknya kesulitan dalam melakukan penindakan, karena tidak menginginkan adanya jatuh korban dari masyarakat.
Simpatisan KKB Papua dari masyarakat juga menjadi faktor lainnya, hingga KKB Papua dengan mudah melakukan penyerangan terhadap pasukan TNI-Polri saat dilakukan pengejaran.
Simpatisan ini berada di tengah-tengah masyarakat, dan selalu memberikan informasi kepada KKB Papua.
Meski demikian, kata Kombes Iqbal, saat ini pihaknya tengah melakukan pemisahaan antara masyarakat dan simpatisan KKB Papua.
"IT dan Peralatan kita cukup canggih untuk mengetahui dan memisahkan KKB atau masyarakat, ini yang kita lakukan sekarang," tutur Kombes Iqbal.
Meski dengan kondisi geografis dan medan yang sulit, namun kendala yang dihadapi itu tidak menyurutkan Satgas Nemangkawi dalam upaya penegakan hukum secara tegas dan terukur terhadap KKB Papua.
Ikuti berita tentang KKB Papua di Surya.co.id.