Berita Banyuwangi
Ngantor di Desa, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Rapat Jemput Bola Pelajar Miskin Jelang PPDB
Bupati Ipuk menginstruksikan sekolah mengoptimalkan jalur afirmasi sebesar 15 persen untuk pelajar kurang mampu dan penyandang disabilitas.
Penulis: Haorrahman | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, BANYUWANGI - Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani kembali berkantor di desa, Kamis (27/5/2021), program yang rutin dia lakukan sejak dilantik pada 26 Februari 2021 lalu. Kali ini, Bupati Ipuk berkantor dan berkeliling seharian di Desa Kemendung, Kecamatan Muncar.
Selain membantu menuntaskan urusan warga desa, mulai administrasi kependudukan, usaha mikro, pendidikan hingga jaminan sosial, Bupati Ipuk juga membahas program skala kabupaten.
Dari Balai Desa Kumendung, Bupati Ipuk memimpin rapat penyiapan gerakan jemput bola pelajar kurang mampu dan penyandang disabilitas menjelang masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang dibuka awal Juni.
Rapat itu dikuti Dinas Pendidikan, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Koordinator Wilayah (Korwil) Pendidikan tingkat kecamatan, Kepala SD dan SMP Negeri di 150 titik melalui virtual.
"Ini harus menjadi perhatian kita semua. PPDB adalah fase krusial. Kita harus bantu pelajar dari keluarga tidak mampu agar tidak putus sekolah," kata Ipuk.
Ia mengatakan, pandemi Covid-19 berpotensi meningkatkan angka anak putus sekolah. Karena kondisi ekonomi kekuarga berubah saat pandemi. Banyak faktor yang bisa menjadi pemicunya.
“Misalnya, ada anak yang diminta bantu orang tua bekerja. Belum lagi tantangan akses internet untuk mendaftar PPDB, maka kita harus jemput bola mereka,” ujar Ipuk.
“PPDB ini sistem, di situ ada mekanisme yang harus dicermati, seperti pagu sekolah, kemudian harus buka website PPDB. Untuk buka website saja, kan keluarga kurang mampu bisa saja kesulitan. Makanya jemput bola, harus kita dampingi,” tegas Bupati Ipuk.
Ia juga mengatakan, kepala sekolah tidak bisa bergerak sendiri. Harus kerja sama dengan camat dan desa juga struktur dinas pendidikan sampai terbawah.
“Warga bisa membantu menginfokan bila ada tetangga yang belum daftar PPDB," tambahnya.
Bupati Ipuk sendiri mengawali gerakan jemput bola PPDB itu dengan mendatangi rumah Supiyati, seorang nenek yang mengasuh cucunya bernama Irmawati.
Irmawati dijemput Ipuk dan dipastikan didampingi masuk SMPN 3 Muncar.
"Seperti saat saya jemput adik Irmawati dari desa ini yang teridentifikasi akan putus sekolah, kemudian dibantu melalui jalur afirmasi. Nanti teman-teman dinas juga datangi yang lain, bawa laptop, pastikan daftar dan sukses," urai Ipuk
Ia meminta kepala sekolah jangan hanya tahu siswanya lulus, tapi pastikan lulusannya bisa melanjutkan ke sekolah sesuai jenjangnya.
"Misalnya kepala SD, yang lulus sekian, sisir semua harus lanjut SMP sederajat. Bila ada kendala, koordinasikan dengan dinas dan camat,” paparnya.
Bupati Ipuk juga menginstruksikan sekolah mengoptimalkan jalur afirmasi sebesar 15 persen untuk pelajar kurang mampu dan penyandang disabilitas.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi, Suratno menambahkan, sekolah tidak boleh melakukan diskriminasi.
“Kita harus maksimal laksanakan proses afirmasi dalam PPDB, yaitu untuk keluarga kurang mampu dan adik-adik penyandang disabilitas. Minimal 15 persen," kata Suratno.
PPDB tahun ini terdapat empat jalur. Pertama, jalur zonasi 50 persen untuk pelajar di wilayah sekitar sekolah. Kedua, jalur prestasi 30 persen.
Ketiga, jalur afirmasi untuk pelajar kurang mampu 15 persen. Keempat, jalur perpindahan tugas orang tua/wali 5 persen.
PPDB Banyuwangi akan dimulai pada 7 Juni 2021 untuk SMP dan 10 Juni untuk SD.