Liputan Khusus
Kadisbudpar Sinarto Ungkap Soal Wisata di Jawa Timur Selama Masa Pandemi Covid-19
Wawancara eksklusif dengan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur, Sinarto terkait soal wisata di Jatim selama masa pandemi Covid-19
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Berikut wawancara eksklusif dengan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur, Sinarto terkait soal wisata di Jatim selama masa pandemi Covid-19.
Ada berapa kabupaten/kota yang menutup sementara destinasi wisata selama larangan mudik?
Lumajang, Probolinggo, lalu berapa ya, 10 kalau enggak salah kemarin ya. Tapi itu dibuka tanggal berapa, saya enggak dan belum hafal membaca SE-nya. Kemarin yang disampaikan Pak Wagub Jatim itu kan informasi dari kab/kota. Saya dapat kabar dari kemarin, dari kab/kota, SE-nya.
Adanya ya begitu. Mengapa Bromo itu sampai tutup, karena Lumajang tutup dan Probolinggo tutup, enggak boleh. Jadi karena aksesnya sulit akhirnya oleh Plt kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), untuk ditutup. SE-nya kabupaten kota. Kalau SE-nya ibu (Gubernur) itu kan memberi kewenangan kabupaten/kota dan menyarankan pembatasannya itu skala mikro.
Supaya, tidak semata-mata lalu ini ditutup, lalu semuanya ditutup. Tapi masih ada pergerakan yang bisa dilakukan oleh wisatawan, ketika daerah itu sudah landai (kasus Covid-19), sudah bagus, yang penting protokol kesehatan terjaga, CHSE (cleanliness, health, safety, environmental sustainability) pengusahanya terjaga kan begitu
Kecuali kalau memang itu betul-betul zonanya dia merah betul. Nah itu baru kabupaten/kota mengambil tindakan bersama.
Prinsipnya kehati-hatian itu oleh SE-nya Gubernur masih disarankan dilakukan kewaspadaan betul. Jangan sampai setelah liburan justru kita menuai masalah besar persoalan Covid-19.
Soal program upskilling dan reskilling sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang dicanangkan Menteri Parekraf-RI?
Jawa Timur sebenarnya sudah lama mas mau lakukan itu. Kita bekerja sama dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), teman desa wisata, teman-teman pelaku transportasi wisata, kita lakukan untuk pelatihan-pelatihan kemampuannya.
Jadi meningkatkan kemampuan, lalu memunculkan pelaku-pelaku baru, yakni kita melakukan edukasi terhadap teman-teman kemarin, dengan istilah inkubasi bisnis tourism, itu kita coba.
Untuk memunculkan orang-orang baru. Upskilling-nya ya itu. sudah lama kita lakukan.
Kemudian Pak Menteri menggarisbawahi karena, kemarin beliau kan banyak bicara masalah desa wisata dan tempat-tempat baru sehingga butuh peningkatan kemampuan skill-nya itu sendiri gitu loh, ditingkatkan kembali.
Mengapa dulu Pemprov Jatim menginisiasi desa wisata?
Karena provinsi kan tidak selalu bisa menyentuh persoalan fisik, kan ada kewenangan kabupaten kota. Yang bisa kita dekati yang paling maksimal adalah untuk pengelolaan SDM-nya. Jadi kegiatan kami banyak mengarah pada penindakan kemampuan SDM.
Dalam Empat Hari 65 Anak di Jatim Tertular Covid-19 |
![]() |
---|
Bahaya Pembelajaran Tatap Muka di Surabaya, Dokter Windhu Purnomo: Situasinya Menakutkan |
![]() |
---|
Beragam Reaksi Orangtua di Surabaya Kalau Pembelajaran Tatap Muka Batal Digelar Juli 2021 |
![]() |
---|
Pemkot Surabaya akan Evaluasi Penghuni Lama Rusunawa |
![]() |
---|
11.000 Orang Antre Masuk Rusunawa di Kota Surabaya |
![]() |
---|