Kapal Selam Nanggala Hilang
Gubernur Khofifah Terenyuh Gendong Bayi Putra Sertu Rusdiansyah Rahman Prajurit KRI Nanggala 402
Gubernur Khofifah Indar Parawansa tampak terenyuh saat menggendong bayi berusia 18 hari putra Sertu Rusdiansyah Rahman yang gugur di KRI Nanggala 402
Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.CO.ID, SIDOARJO - Gubernur Khofifah Indar Parawansa tampak terenyuh saat menggendong bayi berusia 18 hari putra Sertu Rusdiansyah Rahman yang gugur di KRI Nanggala 402
Gubernur Jawa Timur itu takziah bersama Ketua Umum Dharma Pertiwi Nanny Hadi Tjahjanto ke rumah Sertu Rusdiansyah Rahman setelah dari rumah duka Dantasel Kolonel Laut (P) Harry Setiawan, Senin (26/4/2021).
Adapun rumah duka Sertu Rusdiansyah Rahman ada di Desa Kragan Kecamatan Gedangan Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Kedatangan rombongan turut disambut oleh Gresilia, sang istri mendiang Sertu Rusdiansyah Rahman.
Begitu Khofifah dan rombongan tiba, tangis istri mendiang Sertu Rusdiansyah Rahman pecah.
Baca juga: Kolonel Harry Setiawan, Anak Band Sekaligus Dansatsel Koarmada II yang Gugur di KRI Nanggala 402
Baca juga: 5 Fakta Kls Isy Raditaka Mardyansah Kru KRI Nanggala 402 Asal Tuban, Sederhana Bikin Kagum Tetangga

Ia tak kuasa menahan tangis dan tersedu meluapkan kesedihan.
Bagaimana tidak kepergian Sertu Rusdiansyah meninggalkan cerita pilu.
Pasalnya sang istri, Gresilia, baru saja melahirkan putra pertama mereka.
Bayi laki-laki tersebut baru berusia 18 hari dan tak bisa bermanja lagi dengan sang ayah.
Bayi yang diberi nama Muhammad Elzayn Firendra Rahman tersebut pun sempat digendong Gubernur Khofifah dan Ketum Dharma Pertiwi Nanny secara bergantian.
Khofifah mengaku terenyuh dan prihatin saat menggendong bayi mungil tersebut.
Ia pun mendoakan agar bayi Elzayn bisa tumbuh menjadi putra yang membanggakan kedua orang tuanya.
“Semoga kelak ananda Elzayn menjadi anak yang soleh, cerdas dan membanggakan orang tua, dan berguna bagi nusa dan bangsa. Insya Allah ayahnya khusnul khotimah,” tegas Khofifah.
Tak hanya itu, saat takziyah tersebut Khofifah berpesan pada Gresilia, agar tetap rutin dan kontinyu memberikan ASI pada sang bayi. Ia juga menguatkan Gresilia agar tabah dan tawakkal.
Meski dengan air mata bercucuran, Gresilia pun menyampaikan bahwa dirinya akan berusaha kuat dan tabah. “Insya Allah saya ikhlas,” ucapnya lirih.
Sementara itu, Gubernur Khofifah Indar Parawansa juga menegaskan bahwa dari total 53 orang prajurit yang berada di dalam kapal tersebut, 47 orang diantaranya adalah warga Jawa Timur.
"Mayoritas adalah warga kami dari Jatim. Ada yang dari Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, Bojonegoro, Lamongan, Bangkalan, Madiun, Probolinggo, Tulungagung, Nganjuk, Kediri, Tuban, dan Banyuwangi," ungkap Khofifah.
Untuk itu duka TNI dan keluarga awak kapal KRI Nanggala 402 adalah duka warga Jawa Timur. Ia mengajak warga Jatim turut bersambung doa untuk para awak kapal yang telah dinyatakan tenggelam tersebut.
Gubernur dan istri Panglima TNI
Sebelumnya, Khofifah Indar Parawansa bersama Ketua Umum Dharma Pertiwi Nanny Hadi Tjahjanto, Jalasenastri Jatim dan juga Persit Jawa Timur takziyah ke rumah duka almarhum Komandan Satuan Kapal Selam (Dantasel) Koarmada II Kol. Laut (P) Harry Setiawan yang menjadi korban tenggelamnya KRI Nanggala 402, Senin (26/4/2021).
Gubernur Khofifah bersama Ketua Umum Dharma Pertiwi Nanny Hadi Tjahjanto dan rombongan tiba di rumah duka di Gedangan Kabupaten Sidoarjo sekitar pukul 10.45 WIB dan langsung ditermui oleh keluarga yang tengah berduka.
Sang istri almarhum Dantasel Kolonel Harry Setiawan, Winny Widayanti, menemui langsung kedatangan rombongan yang datang untuk takziyah.
Winny yang juga ibu empat orang anak tersebut tampak kuat dan tegar menahan pilu meski kehilangan suami tercinta.
Pada gubernur dan rombongan, ia menceritakan keseharian sang suami, dan juga menceritakan bagaimana anak-anak mereka juga belajar kuat menerima musibah yang menimpa KRI Nanggala 402.
Ia menyebut bahwa sang suami berangkat sejak hari Senin dan kemudian kapalnya dinyatakan hilang kontak pada Kamis dini hari. Ia mengaku sedih dan pilu saat awal mendengar kabar tersebut.
Namun ia mencoba kuat dan bahkan keliling menemui istri para awak kapal dan menguatkan mereka.
Tak hanya sang istri, ibunda Kolonel (P) Harry Setiawan, Ida Farida, juga turut menemui rombongan yang takziyah.
"Pagi hari ini alhamdulillah kami bersama Ketua Dharma Pertiwi, Jalasenastri, Persit jatim, kami bersama-sama takziah ke anggota keluarga dari 53 prajurit angkatan laut KRI Nanggala-402," kata Khofifah pada media, usai takziyah.
Ia menyebutkan bahwa dari 53 korban kru KRI Nanggala-402 itu sebanyak 47 orang terkonfirmasi adalah warga Jawa Timur. Menurutnya, dukanya keluarga dari seluruh keluarga besar TNI AL dan dan TNI pada umumnya, juga menjadi duka masyarakat Jatim.
"Menyiapkan 47 orang prajurit, termasuk di dalammnya perwira itu bukan sederhana.
Dalam penyiapannya butuh waktu, pembangunan karakter, pembangunan mental, integritas, kebangsaan, keIndonesiaan, ini bukan hal yang sederhana.
Dan 47 diantaranya tercatat adalah warga Jatim. Tentu kami berduka yang mendalam," tambah Khofifah.
Ia mendoakan agar semua amal bhakti dari seluruh kru KRI Nanggala 402 yang tenggelam diterima oleh Allah SWT dan seluruh khilafnya diampuni oleh Yang Maha Kuasa. Dan bagi keluarga yang ditinggalkan ia mendoakan agar diberikan kekuatan dan ketabahan.
"Kami kemarin sudah koordinasi dengan Ketua Dharma Pertiwi Ibu Nani Hadi, bahwa jika di antara mereka ada yang memiliki skill dan memungkinkan untuk bisa mendedikasikan di profesi masing-masing.
Itulah yang kami ingin bangun sinergi supaya peran ekonomi yang semula ada di para prajurit, sekarang sebetulnya mereka punya komitmen dan tekad yang luar biasa, sambil kita koordinasi dengan jalasentrasi sini atau persit.
Kita akan lebih detailkan supaya nanti bisa menjadi akses ekonomi untuk bisa berikan penguatan ekonomi keluarga," tegas Khofifah.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Umum Dharma Pertiwi Nani Hadi Cahyanto.
Ia memotivasi para istri prajurit agar kuat menghadapi musibah ini.
Ia meyakinkan para istri kru KRI Nanggala 402 bahwa suami mereka adalah syuhada.
"Keluarga korban harus kuat, karena suami-suaminya termasuk syuhada, yang menjalankan tugas mulia.
Nanti ke depan harus tetap kuat mendidik anaknya untuk menjadikan mereka kebanggaan bagi keluarga," pungkas Nani.
Baca berita lainnya terkait keluarga korban KRI Nanggala 402