Hikmah Ramadan 2021

Prof Mas'ud Said Ketua MUI Jatim : Puasa Double Track di Tengah Pendemi

Puasa duble track maksudnya ialah kita sudah berpuasa secara medis, dan berpuaa secara syariat agama.

Editor: Parmin
foto: istimewa
Ketua MUI Jawa Timur Prof. Dr. H. Mas'ud Said 

Semua sedang diuji dengan ujian yang menggelisahkan. Sistem sosial yang terbangun ratusan tahun khususnya sistem sosial berkerumun seakan runtuh.

Apakah kita boleh putus asa?. Jawab walaa taiazuu, mirrauhillah. Laa tahzan, innallaha maana, ini adalah jalan Allah untuk merubah.

Secara spiritual jangan jangan kemarin itu kita lalai sebagai individu, keliru sebagai anggota keluarga, belum amanah sebagai abdillah dan wakil Allah di bumi, masih defisit sebagai hamba.

Inilah masanya Allah SWT memaksa manusia di abad ini sedikit undur dari gejala kebodohan dan kecongkakan yang dalam Al Qur’an dikenal sebagai dlolaalan baiida, kesesatan yang nyata.

Doble track memaksa diri ke arah kebaikan

Cukuplah kiranya pengingat itu. Laksana cerita ummat ummat terdahulu yang lupa, kita seperti dipaksa berbelok arah ke arah kebaikan.

Puasa dan Covid-19 adalah cambuk sekaligus tali pengarah. Sesungguhnya kalau pandai berhitung, kita ini defisit, merugi, kecuali bertaubah dengan puasa, shalat, zakat dan sedekah.

Untung puasa tiba lagi. Kita sudah setahun dilatih “membungkam sebagian mulut kita” dengan masker dzikir, kita sudah setahun lebih terlatih agar uzlah menyendiri. Kita telah dilatih Allah SWT melalui Covid-19 untuk merubah diri, menahan diri.

Kita dapat pelajaran keras bahwa “keadaan seseorang” bisa menular ke keluarga, menulari kawan dan menulari saudara.

Kita harus “menjaga jarak” dari dosa, maksiat dan syaitan dunia yaitu pekerjaan, nama baik dan jabatan yang palsu adanya.

Kalau kita punya tangan kotor kita harus membasuh dan bersesuci dengan jalan mencuci tangan kita dari dosa dan masiat.

Kita sudah dilatih untuk mencari rejeki dan menggunakannya secara bersih pula. Puasa tahun ini, di masa pandemic ini sangat istimewa. Kita dipaksa tidak berkerumun dalam kesesatan dunia.

Oleh sebab itu kita harus ber muhasabah, perlu taubat kepada Allah SWT. Hanya Allah yang tahu caranya. Ini adalah ayat kauniyahnya.

Mungkin atas nama kebaikan, kita pantas sedikit disiksa karena sikap teledor. Kita memang harus berubah atau diubah keadaan yang memaksa. Inilah cara Tuhan mengingatkan kita.

Puasa dan Covid-19 adalah rahasia, alat Allah SWT. Jalan taubat atau berhenti melakukan kesalahan itu dengan cara beristigfar dan banyak berdzikir, melakukan shalat taubat, dan berjanji kepada diri sendiri untuk sekuat tenaga untuk memperbaiki kesalahan kesalahan baik kepada Allah SWT. 

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved