Bocoran Surat Kepala RSPAD untuk Jenderal Andika Perkasa Diungkap IPW, Soal Polemik Vaksin Nusantara
Soal polemik vaksin Nusantara, IPW memberikan bocoran isi surat kepala RSPAD Gatot Soebroto kepada KASAD Jenderal Andika Perkasa
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Soal polemik vaksin Nusantara, Indonesia Police Watch (IPW) memberikan bocoran isi surat kepala RSPAD Gatot Soebroto kepada KASAD Jenderal Andika Perkasa.
Hal itu diungkapkan Ketua Presidium IPW Neta S Pane kepada Warta Kota, Kamis (15/4/2020).
Menurut Neta, surat tersebut berisi beberapa poin terkait vaksin Nusantara.
Baca juga: Sosok Ferry Sunarto yang Membuat Jenderal Andika Perkasa Kagum, Dikenalkan kepada Aprilio Manganang
Baca juga: Sosok Pak Bonen Penjaga Makam Orangtua Jenderal Andika Perkasa, Terbaring di RSPAD Gatot Soebroto
Berikut ulasannya dilansir dari Warta Kota dalam artikel 'IPW Minta Jenderal Andika Perkasa Bersikap Soal Uji Vaksin Nusantara di RSPAD'
1. Sehubungan dengan info info di medsos berkaitan dengan pemberian Vaksin Nusantara di RSPAD Gatot Soebroto perlu kami laporkan bbrp hal sbb:
a. Penelitian Fase kedua tengah dalam proses penyiapan. Ethical clearance sedang dlm proses pembahasan di Komite Ethic RSPAD Gatot Soebroto.
b. Mempedomani juk Bapak KSAD, Sebagai Kepala RSPAD Gatot Soebroto kami sdh menekankan kepada tim peneliti untuk mengikuti tahapan penelitian serta strick pada kriteria inklusi dan eksklusi, penelitian demi validitas penelitian.
2. Banyak pejabat publik, anggota DPR dan masyarakat yang meyakini bhw vaksin tersebut bagus (padahal masih dalam proses penelitian).
3. Apabila ada pejabat publik, politisi dan masyarakat yang akan diambil darahnya besok atau lusa berarti hal tersebut baru pengambilan sampel dan bukan pemberian vaksin nusantara.
Proses dari pengambilan sampel sampai pemberian sel dendritik rata-rata 7-8 hari.
Sampel yang diambil dan tidak memenuhi kriteria inklusi kami tekankan kepada peneliti untuk tidak dimasukkan dalam sampel penelitian.
4. Mohon menjadi maklum dan mohon petunjuk.
Selain itu, Neta juga meminta agar Jenderal Andika Perkasa segera mengambil sikap untuk mengatasi polemik tersebut.
"IPW menilai sikap tegas KSAD diperlukan agar tidak muncul keresahan dan kegaduhan di masyarakat atas polemik Vaksin Nusantara tersebut," ujarnya.
"Dengan adanya sikap tegas Kasad, maka nasib Vaksin Nusantara akan makin jelas dan publik tidak ragu ragu lagi, meski ada pihak pihak yang meragukannya," imbuh Neta.
"Vaksin Nusantara menjadi viral setelah sejumlah tokoh dan anggota DPR datang ke RSPAD, yang katanya untuk diberi vaksin temuan mantan Menteri Kesehatan Dr Terawan tersebut.
Melihat fenomena ini sejumlah kalangan, termasuk BPOM mengkritisinya," kata Neta.
Tak pelak kegaduhan pun muncul. Agar kegaduhan tidak berkembang menjadi keresahan masyarakat, tambah Neta DPR juga perlu bersikap, mengingat sejumlah anggotanya ikut hadir di RSPAD untuk mendapatkan Vaksin Nusantara.
"DPR mesti terbuka kepada rakyat, apa sesungguhnya yang terjadi dengan para anggotanya setelah hadir di RSPAD," ujar Neta.
Sebelumnya, Terawan Agus Putranto, selaku Ketua Tim Pengembang Vaksin Nusantara menyatakan vaksin Nusantara yang kini tengah dikembangkan sebagai vaksin Covid-19 oleh pihaknya beserta RSUP dr Kariadi Semarang Universitas Diponegoro aman digunakan.
Mantan Menteri Kesehatan itu mengungkapkan hal tersebut untuk menanggapi pernyataan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito yang menyebut bahwa pengembangan Vaksin Nusantara tidak sesuai dengan kaidah medis.
"Vaksin Covid-19 berbasis dendritik sel, yang tentunya karena sifatnya autologus, sifatnya individual, tentunya adalah sangat sangat aman," kata Terawan dalam rapat kerja Komisi IX DPR, Rabu (10/3/2021).
Terawan pun menceritakan pengalamannya menginisiasi Vaksin Nusantara sejak 2015.
Ia mengatakan, saat itu secara pribadi, dirinya sudah mengembangkan proses dendritik sel di cell cure center RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.
Namun, saat itu sel dendritik belum dikhususkan untuk membuat vaksin Covid-19, tetapi digunakan dalam riset pengembangan vaksin kanker.
"Dendritik sel sudah kita kenal dan kita sudah publish di internasional jurnal untuk dendritik sel vaksin. Tetapi waktu itu memang saya publish-kan dalam bentuk untuk dendritik sel untuk kanker," jelasnya.
Ketika wabah Covid-19 melanda Tanah Air, Terawan pun mencoba memanfaatkan sel tersebut sebagai vaksin.
Inisiatif itulah yang kemudian mendapat dukungan dari sejumlah pihak, antara lain RSUP dr Kariadi dan Universitas Diponegoro.
"Kebetulan saya bisa mendorong teman-teman dari Universitas Diponegoro untuk bisa mengembangkan ini dan saya bersyukur waktu itu Kementerian Kesehatan bisa men-support-nya," papar dia.
Lebih lanjut, Terawan berharap Vaksin Nusantara yang dikembangan dengan metode dendritik sel ini dapat menjadi solusi bagi masyarakat yang termasuk pengecualian kriteria penerima vaksin Covid-19.
Secara detail, dia beranggapan bahwa vaksin ini dapat menjadi solusi bagi mereka yang mengalami autoimun, bahkan yang memiliki komorbid berat.
Jenderal Andika Perkasa yakinkan prajuritnya
Jenderal Andika Perkasa sempat memberikan keyakinan terkait manfaat vaksinasi dalam penangan Covid-19 di Indonesia.
KSAD bersama istrinya Hetty Andika Perkasa serta seluruh jajaran TNI AD dan Persit KCK diketahui melaksanakan vaksinasi Covid-19 dosis kedua di Mabesad belum lama ini.
Hal tersebut dilakukan Jenderal Andika dan jajaranya dalam rangka mensukseskan program vaksinasi pemerintah dan membantu menangani pandemi Covid-19 di Indonesia.
“Jadi bapak Kepala Staf Angkatan Darat ingin meyakinkan untuk seluruh jajaran Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, setelah dilakukan vaksinasi maka seluruh jajaran akan aman untuk membantu program pemerintah dalam program vaksinasi ini baik sebagai tracer maupun sebagai personil vaksinator,” kata Kepala Pusat Kesehatan Angkatan Darat (Kapuskesad) Mayjen TNI dr Budiman dalam chanel Youtube TNI AD yang diunggah, Senin (29/3/2021).
Lanjut dia, vaksinasi dosis kedua dilakukan setelah rentang waktu 2 atau 3 minggu dari penyuntikan vaksin pertama.
Vaksinasi yang dilakukan Markas Besar Angkatan Darat ditargetkan dalam satu hari bisa melakukan vaksinasi terhadap 1.049 personil TNI AD.
Hal tersebut sesuai dengan arahan KSAD agar pelaksanaan vaksinasi dilakukan selama 3 hari secara serentak di seluruh Kotama dan Balakpus khususnya wilayah Jawa-Bali.
Mayjen TNI dr Budiman menambahkan untuk seluruh prajurit TNI AD untuk tidak ragu untuk di vaksin Covid-19.
"Kita sebagai pelayan masyarakat wajib serta turut menyukseskan program pemerintah khususnya menangani pandemi Covid-19," katanya.
Dengan mengikuti anjuran pemerintah untuk melaksanakan vaksinasi Covid-19 tersebut selain demi menjaga imunitas tubuh juga demi selalu terjaganya kesehatan dalam menjalankan tanggung jawab selama berdinas dan menjalankan tugas negara.
Ikuti Berita Seputar Jenderal Andika Perkasa dan Vaksin Nusantara lainnya