Berita Ponorogo

Terminal Seloaji Ponorogo Gunakan GeNose C19, Prioritas untuk Calon Penumpang Bus AKAP

Terminal Seloaji Ponorogo mulai mengoperasikan alat pendeteksi Covid-19 GeNose C19.

tribun jatim/sofyan arif candra
Calon penumpang di Terminal Seloaji Kabupaten Ponorogo melakukan Tes GeNose C19 

SURYA.CO.ID, PONOROGO - Terminal Seloaji Ponorogo mulai mengoperasikan alat pendeteksi Covid-19 GeNose C19.

Menurut Kepala Terminal Tipe A Seloaji Ponorogo, Eko Hadi Prasetyo GeNose C19 ini sudah mulai beroperasi pekan lalu.

"Kita prioritaskan untuk penumpang yang mau berangkat terutama untuk penumpang Antar Kota Antar Provinsi (AKAP)," kata Eko, Selasa (13/4/2021).

Namun jika pemberangkatan sepi penumpang, bisa saja penumpang yang datang dari luar kota akan diarahkan untuk melakukan tes GeNose C19.

"Kami dapat bantuan alat tes GeNose C19 beserta 300 kantung dari Kementerian Perhubungan. Perharinya kami batasi hanya 10 calon penumpang," lanjutnya.

Tes GeNose C19 ini tidak bersifat wajib bagi calon penumpang karena hanya sampling untuk skrining awal sebagai upaya menekan angka penularan Covid-19.

Baca juga: PPNS Gandeng Industri Jadi Mentor Inkubator Bisnis Perkapalan

Baca juga: Awal Ramadan 2021, Stok Bahan Pangan di Kabupaten Trenggalek Terpantau Aman

"Tidak dipungut biaya alias gratis, semua sudah ditanggung Kementrian Perhubungan, tanpa dibebankan ke penumpang," terang Eko.

Jika dalam skrining awal tersebut ditemukan ada yang positif, maka calon penumpang diminta untuk melakukan isolasi terlebih dahulu di ruang isolasi yang telah disiapkan di Terminal Seloaji.

"Nanti setelah 15 menit kita tes ulang, kalau masih positif kita hubungi Satgas Penanganan Covid-19," jelas Eko.

Terminal Seloaji sendiri memang mendapatkan perintah dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat untuk menggunakan GeNose C19.

"Pertimbangannya karena terminal seloaji ini terminal pemberangktan awal dan pemberhentian terakhir, jadi kita memang layak untuk mendapatkan GeNose (dari kementerian perhubungan)," kata Eko.

GeNose C19 ini akan dioperasikan hingga 300 kantung nafas tersebut habis.

"Namun jika mendapatkan bantuan lagi dan diminta untuk melanjutkan operasional ya kita lanjutkan," pungkasnya.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved