Maksud Tersembunyi Transformasi Cak Imin ke Gus Ami dan Alasan 113 DPC 10 DPW PKB Mau Melengserkan

Berikut ini kisah  perubahan sapaan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar yang sebelumnya akrab disapa Cak Imin kini berganti

Editor: Musahadah
foto: surya.co.id/aqwamit torik
Ketum PKB Muhaimin Iskandar memberi keterangan pers di Kantor PWNU Jatim. Berikut ini maksud tersembunyi transformasi Cak Imin jadi Gus Ami. 

SURYA.CO.ID - Berikut ini kisah  perubahan sapaan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar yang sebelumnya akrab disapa Cak Imin kini berganti menjadi Gus Ami

Sapaan Gus Ami yang diambilkan dari kependekan nama lengkapnya (Abdul Muhaimin Iskandar) muncul sejak Muktamar V Bali tahun 2019. 

Ternyata, ada maksud tersembunyi di balik transformasi Cak Imin ke Gus Ami

Menurut Wasekjen PKB Ahmad Iman, perubahan sapaan dari Cak Imin ke Gus Ami itu sebagai aspirasi dari bawah. 

"Banyak aspirasi dari bawah karena banyak orang yang sebenarnya bukan Gus. Cak Imin ini genealoginya benar-benar Gus, tapi malah dipanggil Cak," katanya seperti menyesalkan salah sapa tersebut.

Baca juga: Pesan Menohok Kadisdik untuk KKB Papua Penembak 2 Guru di Beoga, Sebut Tuduhan Mereka Sangat Keji

Puasa Pertama DJ Katty Butterfly Dijalani dengan Ceria, Rela Bangun Pukul 03.00, Ini Menu Sahurnya

Panggilan "Gus" berarti memiliki darah leluhur sebagai kyai atau ulama dibandingkan "Cak" yang hanya sebatas panggilan buat kakak laki-laki.

"Karena itu, para kader saat ini menyuarakan panggilan baru untuk Cak Imin, yaitu Gus Ami," kata Ahmad Iman.

Kini Gus Ami yang juga wakil ketua DPR itu makin rajin bersilaturahmi ke berbagai kalangan.

Ketika menghadiri "Muktamar Pemikiran Dosen PMII" di kampus IAIN Tulungagung, Senin (5/4/2021), Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siraj memanggil Gus Ami sebagai calon presiden.

"Yang saya hormati Ketua Majelis Ika PMII Gus Doktor Muhaimin Iskandar Calon Presiden 2024 ," kata Kiai Said lewat komunikasi virtual.

Sementara Muhaimin menjawab singkat. "Sebagai ketua umum, kita punya amanah untuk itu (Capres 2024)," katanya. 

Sebelumnya, Gus Ami juga sudah sowan ke Ponpes Lirboyo Kediri. Kunjungan tersebut dalam rangka mengundang ke acara Musyawarah Nasional Alim Ulama (Munas) dan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PKB yang digelar hari ini, Kamis (8/4/2021).

Soal pencalonan jelang 2024 pun sempat disinggung di sana.

Gus Ami juga bertemu dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka di Solo, Jawa Tengah. 

Dan kemunculan Gus Ami akhir-akhir ini makin sering ketika mengkampanyekan vaksinasi Covid-19 sejumlah televisi swasta. Dalam kampanye mengatasnamakan wakil ketua DPR itu, penampilan Gus Ami sangat milenial dengan kemeja hijau dan berpeci.

Dan tak bisa dipungkiri, transformasi sapaan dan seringnya melakukan silaturahmi ke sejumlah kalangan merupakan langkah  ke arah pilpres 2024.

Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Faisol Riza, mengakui  peluang Ketum PKB ini dalam pemilu 2024 masih terbuka. Apalagi semua ketua umum partai, katanya, membicarakan soal pencapresan.

Dalam Musyawarah Nasional Alim Ulama (Munas) dan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PKB yang bakal dibuka Presiden Jokowi itu, pun terdengar isu soal pencalonan Gus Ami.

"Tetapi belum tahu kejutan-kejutan yang muncul dalam Mukernas besok," kata Faisol.

Alasan Kader Mau Melengserkan 

Muhaimin Iskandar, inisiator Nusantara Bertaukhid hadiri puncak acara yang berlangsung hari ini di Masjid Sunan Ampel, Minggu (14/4/2019).
Muhaimin Iskandar, inisiator Nusantara Bertaukhid hadiri puncak acara yang berlangsung hari ini di Masjid Sunan Ampel, Minggu (14/4/2019). (surabaya.tribunnews.com/fatimatuz zahro)

Baru-baru ini santer kabar jika Cak Imin akan dilengserkan lawan politiknya dari kursi Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). 

Dugaan ini muncul setelah ada desakan Muktamar Luar Biasa ratusan kader di tingkat Dewan Pimpinan Cabang (DPC). 

Desakan Muktamar Luar Biasa itu setelah adanya perubahan AD/ART PKB.  

Eks Ketua DPC PKB Jeneponto Andi Mappanturu mengaku  dizalimi oleh Cak Imin karena seharusnya ia masih mengemban jabatan hingga 2022.

"Tetapi karena kezaliman pak Muhaimin yang mengubah AD/ART pada saat muktamar di Bali di dalamnya sudah tidak demokrasi," tutur Andi kepada Tribun Network, Senin (12/4/2021).

Menurut Andi, Cak Imin seakan ketakukan akan dilengserkan dari kursi ketua umum. Sehingga AD/ART partai diubah.

Satu di antaranya DPP sembarangan menunjuk pengurus DPC. Padahal, seharusnya penjaringan nama DPW harus melalui DPC.

"Berdasarkan AD/ART lama Ketua DPW dipilih oleh Ketua DPC. Ketua DPC dipilih oleh Ketua PAC. Tetapi di dalam perzaliman Muhaimin, mengobrak-abrik AD/ART. Pemilihan Ketua wilayah harus diusulkan oleh masing-masing Ketua DPC, lalu dikirim ke DPP, DPP yang menentukan ini ketua," ujar Andi.

Pada realitasnya, ucap Andi, tidak sesuai AD/ART. Ketua DPW tidak pernah diusulkan oleh DPC, justru langsung ditetapkan oleh DPP.

Karenanya, lanjut dia, demokrasi di PKB sesuai keinginan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mulai luntur.

"Sangat kelihatan keinginan PKB saat didirikan oleh Gus Dur sudah hilang. Tidak ada lagi pengkaderan. Tidak ada lagi pemilihan ketua berdasarkan aspirasi dari bawah tapi semua ditentukan DPP," terangnya.

Hal ini, menurut Andi, yang membuat sekira seratusan DPC ingin diselenggarakannya MLB.

Di Sulawesi Selatan, lanjut dia, sudah mencapai 12 DPC yang berkeinginan MLB. Total saat ini, di seluruh Indonesia, terdapat 113 DPC dan 10 DPW.

"Kita ingin menyelamatkan PKB. Cak Imin ibarat tuhan yang menentukan semua, tidak mendengarkan aspirasi dari arus bawah," ucap Andi.

Andi menyebut sudah ada komunikasi dengan petinggi PKB di tingkat pusat untuk MLB tersebut.

"Sudah berjalan dengan orang DPP. DPP menyarankan kalau menurut saudara tidak sesuai kebatinan pendiri PKB silakan. Mereka memberikan jalan. Tergantung bagaimana PAC, DPC," sambungnya.

Munculnya desakan Muktamar Luar Biasa PKB ini dinilai Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Jakarta Ujang Komarudin sebagai gejolak yang dipersiapkan oleh lawan-lawan politik Cak Imin di internal PKB.

"Jadi isu itu tidak akan muncul jika tidak ada gerakan-gerakan itu," ujar Ujang kepada Tribun Network, Senin (12/4).

Ujang mengatakan kelompok yang hendak melengserkan Cak Imin, harus memiliki kekuatan yang lebih besar. Terutama dengan meyakinkan para Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) yang notabenenya adalah pemilik suara.

"Karena kalau melakukan perlawanan tapi tidak kuat itu akan merepotkan mereka begitu," ucap Ujang.

Ujang melihat beberapa faktor, hingga muncul upaya 'kudeta' di antaranya lantaran sejarah kisruh dualisme kepengurusan PKB yang melibatkan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dengan Cak Imin.

"Faktornya pertama tentu Cak Imin dulu menang dari Gus Dur juga dianggap mengkudeta. Karena dianggap ada intervensi pemerintah sehingga menang melawan Gus Dur. Itu jadi indikasi, dulu Cak Imin juga mengkudeta, sekarang pun bisa," tutur Ujang.

Ujang menjelaskan fakfor kedua, kader PKB banyak yang kecewa lantaran digeser posisinya. Faktor selanjutnya ditengarai adanya penyalahgunaan ketentuan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangganya (AD/ART).

"Keempat, bisa jadi tadi ada isu keterkaitan dengan isu jual beli jabatan," ucap Ujang.

Menurut Ujang, PKB harus menjadi partai modern, Cak Imin dinilainya sudah lama menjadi ketua umum. Sehingga perlu adanya regenerasi memberi kesempatan yang lain. 

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas TV berjudul "Transformasi Cak Imin ke Gus Ami dan Langkah Menuju Pilpres 2024". 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved