Ramadan 2021
Doa Buka Puasa Ramadan yang Benar Menurut Penjelasan Ustadz Abdul Somad
Bagaimana Doa Buka Puasa Ramadan yang Benar? Berikut penjelasan menurut Ustadz Abdul Somad.
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Bagaimana bacaan doa buka puasa yang benar sesuai ajaran nabi? Simak berikut penjelasan Ustadz Abdul Somad.
Diketahui hari ini umat Muslim sedang melaksanakan Puasa Ramadan 2021 hari pertama atau 1 Ramadan 1442 H.
Berbagian umat juga memperbanyak amalan sunnah, untuk menyempurnakan puasa Ramadan yang dikerjakan.
Salah satu amalan sunnah yang sayang untuk dilewatkan adalah membaca doa berbuka puasa.
Doa berbuka puasa di internet, memiliki banyak versi, lantas bagaimana doa berbuka puasa yang benar?
Baca juga: Jadwal Imsakiyah Kota Surabaya dan Sekitarnya 1442 H Lengkap Waktu Shalat Fardhu
Baca juga: 6 Orang yang Boleh Tidak Puasa di Bulan Ramadan, Ibu Hamil Hingga Musafir atau Orang Berpergian
Baca juga: Tidurnya Orang Puasa Adalah Ibadah? Berikut Penjelasan Ustadz Abdul Somad Tentang Kebenarannya
Diketahui doa buka puasa yang umumnya digunakan masyarakat Indonesia adalah:
اللهم لك صمت و بك أمنت و على رزقك أفطرت برحمتك يا ارحم الراحمين
Allahumma laka shumtu wabika amantu wa ‘ala rizqika afthartu birahmatika yaa arhamar rahimin
“Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku beriman, dengan rizqi-Mu aku berbuka, dengan rahmat-Mua, wahai Dzat yang Maha Penyayang
Selain itu ada juga yang membaca doa buka puasa berikut:
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ
Dzahabaz zhama'u wabtallatil 'uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah.
Artinya: "Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah."
Lantas mana yang benar?
Ustadz Abdul Somad (UAS) menjelaskan tentang kedua doa tersebut.
"Kedua-duanya boleh dipakai. Yang ngomong bukan Ustadz Somad, tapi Syaikh Ibn 'Utsaimin, ulama Saudi Arabia"
"Tapi status hadisnya? Hadist Dhaif tetap bisa dipakai, kalau cukup 5 syarat. Pertama Bukan masalah aqidah tauhid, kedua bukan masalah halal haram, ketiga tidak terkait riwayat pendusta, keempat masih bernaung di bawah hadist sahih, kelima untuk motivasi beramal," kata Ustadz Somad dalam ceramahnya yang diunggah di Facebook Tanya Jawab Ustadz Abdul Somad 19 Mei 2018.
Berikut penjelasan UAS tentang doa berbuka puasa.
Niat Puasa Ramadan
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ الشَّهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shouma ghodin ‘an adaa-i fardhisy syahri romadhoona hadzihis sanati lillaahi ta’aala
Artinya: “Aku niat puasa pada hari esok untuk melaksanakan kewajiban bulan Ramadan tahun ini karena Allah Ta’ala”
Niat Puasa Ramadan Sebulan Penuh
“Nawaitu shauma syahri ramadhaana kullihi lillaahi ta’aalaa”
Yang artinya: “Aku niat berpuasa selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Ta'ala."
Selain niat puasa, yang perlu diperhatikan saat menjalankan puasa adalah berhati-hati dari perkara yang bisa membatalkannya.
Hal-hal yang membatalkan puasa
1. Masuknya sesuatu ke dalam lubang tubuh secara sengaja
Memasukkan sesuatu ke dalam lubang tubuh bisa membatalkan puasa.
Lubang yang dimaksud bukan hanya mulut, namun seluruh lubang di dalam tubuh.
2. Memasukkan benda ke dalam salah satu jalan
Maksudnya adalah kemaluan dan dubur. Jika benda yang masuk ke dalam salah satu lubang tersebut, akan membatalkan puasa. Memasukkan obat sekalipun.
3. Muntah secara disengaja
Muntah secara disengaja bisa membatalkan puasa. Jika tidak disengaja, maka puasa tetap sah, seperti dalam hadis berikut:
Rasulullah bersabda: "Barangsiapa dikalahkan oleh muntah maka tidak ada qadha' baginya. Barangsiapa muntah dengan sengaja, maka hendaknya ia meng-qadha'nya," (HR Abu Dawud, Turmudzi, Ibnu Majah, Baihaqi dan al-Hakim dari Abu Hurairah).
4. Berhubungan seks
Berhubungan badan pada siang hari bulan Ramadhan membatalkan puasa.
Hukum bagi umat muslim yang melakukan hubungan seks saat puasa Ramadhan yaitu wajib mengganti puasa dan denda.
Denda tersebut berupa memerdekakan hamba sahaya perempuan yang beriman. Jika tak mampu, maka diperbolehkan mengganti dengan puasa selama dua bulan secara berturut-turut.
Jika masih tak mampu, maka harus memberi makan kepada 60 orang miskin, masing-masing sebanyak satu mud atau sekitar sepertiga liter.
5. Keluar mani
Dalam konteks ini, keluar mani yang dimaksud adalah akibat dari persentuhan kulit, misal bersentuhan dengan lawan jenis dan onani.
Namun, apabila keluar mani karena ihtilam atau mimpi basah, maka status puasa tetap sah.
6. Haid atau menstruasi
Wanita haid atau mestruasi tidak boleh berpuasa, jika haid saat puasa maka puasa otomatis batal.
7. Nifas
Nifas adalah darah yang keluar setelah proses melahirkan.
8. Gila (junun)
Puasa dinyatakan tidak sah atau batal bagi orang gila.
9. Murtad
Murtad adalah keluar dari Islam.