Berita Surabaya
Lulusan Dokter Jadi Influencer Edukasi Body Building, Dokter Umum Disebut Tak harus Ambil Spesialis
Akbar Ghaus Arisyagaf baru dilantik menjadi dokter umum setelah enam tahun menempuh pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Parmin
SURYA.CO.ID | SURABAYA - Lulusan dokter tidak harus bekerja mengobati orang sakit.
Seperti dilakukan Selebgram dan Youtuber, Akbar Ghaus Arisyagaf, yang baru dilantik menjadi dokter umum setelah enam tahun menempuh pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), Rabu (7/4/2021).
Melalui akun Instagram, @akbarghaus, ia menjadi salah satu akun yang pertama di Indonesia yang memberikan informasi dan edukasi terkait body building, nutrisi, power lifting, dan olahraga, berdasarkan ilmu kedokteran dan langsung dari seorang dokter.
"Saya memakai konten edukasi terkait fitness tapi untuk level yang lebih advance, bukan untuk pemula.
Karena kadang kedokteran pada atlet dan orang biasa tidak sama, maka saya ada penjembatan untuk keduanya," terang pria kelahiran 18 Juni 1994 ini.
Akun Youtube milik Akbar (Physique doctor) pun telah disubscribe oleh 38.3K subscribers sejak dibuka 2017 lalu.
Akbar pun mengatakan pencapaiannya ini diraih karena konsep konten yang ia buat dipandang cukup unik.
"Saya ingin punya manfaatkan ke orang lain, jadi saat saya ingin menunjukkan siapa diri saya dengan cara memadukan bidang olahraga dan kedokteran.
Saya memberikan informasi dan edukasi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat," ungkap dia.
Menurut Akbar, memberikan manfaat dari ilmu kedokteran yang ia pelajari tidak hanya dilakukan dengan cara terjun ke masyarakat melalui praktek dokter.
Namun, juga bisa dilakukan dengan kegiatan yang menyenangkan, lebih kekinian, dan mudah diterima masyarakat menjadi dokter influencer.
Meski telah menjadi influencer sukses, Akbar masih ingin terus melanjutkan studi lanjutan di Magister Ilmu Kesehatan Olahraga.
"Ya tetap jadi influencer tapi juga mengikuti saran Pak Dekan untuk lanjut S2, karena ilmu tetap harus dicari, belajar harus tetap dilakukan agar bisa memberikan informasi lebih mutakhir dan advance," ujarnya.
Dekan FK Unair, Prof Budi Santoso mengakui Akbar merupakan contoh bahwa ilmu kedokteran bisa diterapkan dimana pun dan dengan bentuk yang lebih bervariasi.
"Untuk lulusan dokter-dokter umum ini tidak harus menjadi spesialis, karena banyak pilihan yang sama-sama menjanjikan, bisa jadi peneliti, dosen, direktur dan termasuk influencer.
Seperti dokter Akbar ini yang mengikuti passion-nya dalam bidang olahraga," terang Prof Budi.
Dengan mulai banyaknya lulusan dokter yang mengembangkan keahlian ke bidang lain, Direktur RS Universitas Airlangga (RSUA), Prof Dr dr Nasronuddin,SpPD mendorong FK Unair untuk mengembangkan ilmu yang bisa membantu pemerintah mengembangkan dunia olahraga sehingga bisa berprestasi di kancah dunia.
Salah satunya adalah dengan mengembangkan ilmu yang bisa menganalisa otot manusia berbasis genetik.
Ilmu ini nantinya bisa digunakan untuk mendeteksi otot-otot atlet-atlet muda tanah air, cocoknya berkiprah di cabang olahraga apa. Sehingga dengan analisa itu, para atlet bisa lebih berprestasi di bidang olahraga tersebut.
“Selama ini tidak ada yang menganalisa itu. Sehingga mereka yang hanya suka dengan olahraga itu ya dilatih.
Padahal, atlet cocok dengan olahraga basket ada kriterianya tersendiri, begitupun yang cocok dengan sepakbola atau dayung. FK Unair memungkinkan untuk melakukan itu, dan nantinya analisanya dilakukan di RSUA,” tuturnya.