Berita Entertainment
Biodata Ernest Prakasa yang Kritik Pernikahan Atta-Aurel Dipost Setneg, Pernah Jadikan Kaesang Kameo
Berikut ini profil dan biodata Ernest Prakasa, komika yang kritik pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah dipublikasikan di akun Setneg
SURYA.CO.ID JAKARTA - Berikut ini profil dan biodata Ernest Prakasa, komika yang kritik pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah dipublikasikan di akun Sekretariat Negara.
Ernest Prakasa membalas unggahan akun Sekretariat Negar yang menampilkan foto-foro Presiden saat akad nikah Atta dan Aurel.
"Apa urusannya sama NEGARA, woy?," tulis Ernest Prakasa dikutip Tribunnews.com, Senin (5/4/2021).
Ernest mengaku bisa memahami hadirnya pejabar negara yang juga seorang politisi dalam pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah.
Namun, ia tak habis pikir jika sampai acara tersebut diunggah oleh akun Sekertariat Negara.
"Atta itu salah satu millenials paling berpengaruh di Indonesia. Para politisi pasti ingin merapat, bisa dipahami," tutur Ernest.
"Tapi kalo ikut dipublikasikan pake akun Sekretariat Negara, menurut gue sih aneh," ungkapnya.
• Update Terbaru Harga iPhone di Indonesia April 2021, iPhone 12 Series Paling Murah Rp 12 Jutaan
• Wejangan Krisdayanti Untuk Aurel & Atta Halilintar Setelah Nikah, Wanti-wanti soal Ombak dan Badai
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto hadir pada proses akad nikah Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah.
Akad nikah Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah berlangsung di Ballroom Hotel Raffles, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (3/4/2021).
Tak hanya hadir sebagai tamu, Presiden Jokowi juga menjadi saksi akad nikah dari pihak Atta Halilintar.
Sementara saksi nikah dari pihak Aurel Hermansyah adalah Prabowo Subianto.
Berikut ini diuraikan profil dan biodata Ernest Prakasa:

1. Penyiar radio
Ernest Prakasa lahir di Jakarta, 29 Januari 1982.
Eenest awalnya menjadi penyiar radio di Bandung.
Pekerjaan itu dilakoni paruh waktu saat di masih kuliah di jurusan Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran.
Setelah itu, Ernest memulai karier profesionalnya di industri musik, yakni dengan bergabung bersama Universal Music lalu Sony Music, dan berlanjut di dr.m Digital.
Nyaris enam tahun Ernest berkutat di industri musik.
2. Juara SUCI
Karir Eenest mulai menanjak sejak dia mendaftarkan diri ke program Kompas TV, yakni Stand-Up Comedy Indonesia (SUCI) [afa tahun 2011.
Ia berhasil lolos audisi dan terpilih menjadi satu dari 13 finalis dari seluruh Indonesia, dan meraih peringkat ketiga dalam kompetisi tersebut.
Ia menjadikan pengalamannya didiskriminasi sebagai keturunan Tionghoa di Indonesia sebagai materi komedi tunggal.
Bersama Raditya Dika, Pandji Pragiwaksono, Isman H. Suryaman dan Ryan Adriandhy, Ernest mendirikan Stand-Up Indo, sebuah komunitas pelawak tunggal pertama di Indonesia, yang hingga kini telah memiliki sub-komunitas di puluhan provinsi, dan dianggap sebagai salah satu perintis budaya komedi tunggal di Indonesia.
Ernest pun diangkat sebagai Ketua pertama dari Stand-Up Indo hingga Juni 2013.
3. Makin Bersinar sebagai Komika

Ernest telah melakukan sebuah tur komedi tunggal pada 2012, dan ia merupakan komedian pertama Indonesia yang melakukan hal itu.
Tur tersebut dinamai Merem Melek, menjelajah 11 kota di Indonesia dan ditutup di Gedung Kesenian Jakarta pada 10 Juli 2012.
Ia juga pernah menggelar sebuah pertunjukan komedi tunggal khusus bersama para komedian dari etnis Tionghoa-Indonesia, berjudul Ernest Prakasa & The Oriental Bandits yang digelar di Gedung Kesenian Jakarta pada 9 Februari 2013, sehari sebelum perayaan Imlek.
Pada bulan November 2013, ia melakukan tur keduanya yang diberi judul Illucinati, menyambangi 17 kota dan ditutup kembali di Gedung Kesenian Jakarta pada tanggal 25 Januari 2014. Acara puncak ini menorehkan rekor sebagai komedi tunggal spesial pertama di Indonesia yang digelar sebanyak tiga kali pertunjukan dalam satu hari.
Dua tur stand-up comedy berikutnya yang ia lakoni adalah Happinest (2015) dan Setengah Jalan (2017), masing-masing di belasan kota dari Sumatra hingga Sulawesi.
4. Merambah ke film
Dari panggung stand-up comedy, Ernest merambah industri film.
Setelah terlibat di beberapa film sebagai aktor, pada bulan Desember 2015 Ernest melakukan debutnya sebagai penulis dan sutradara di film Ngenest, yang berhasil meraih hampir 800,000 penonton dan mendapatkan satu nominasi Piala Citra untuk kategori Skenario Adaptasi Terbaik.
Ngenest juga berhasil menggondol dua penghargaan Piala Maya (Skenario Adaptasi Terpilih & Sutradara Muda Berbakat), satu penghargaan Festival Film Bandung (Skenario Terpuji), dan tiga penghargaan di Indonesia Box Office Movie Awards, termasuk diantaranya untuk kategori Skenario Terbaik.
5. Kadikan Kaesang Kameo
Desember 2016, Ernest merilis film keduanya sebagai penulis-sutradara, yakni Cek Toko Sebelah.
Di film ini, Ernest mengajak putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep sebagai kameo-nya.
Ernest menceritakan kalau tidak ada iming-iming khusus untuk mengajak pria berkacamata itu untuk bermain di filmnya.
Hanya melalui obrolan di WhatsApp dan Kaesang meminta scriptnya, lalu menyetujui dan mengatur jadwal saja.
"Engga (iming-iming), cuman DM 'Sang, minta nomer WA dong, gue mau bikin film, mau jadi kameo ga?' Terus 'bang, kirimin scriptnya' gue email skripnya dia bilang, 'aku mau', cuman jadwalnya gini-gini, gampang kalau jadwal nanti diobrolin sama kordinator," ucap Ernest Prakasa saat ditemui di peluncuran teaser dan soundtrack 'Cek Toko Sebelah' di Comic Cafe, Jakarta Selatan, Kamis (8/12/2016).
Ernest Prakasa memilih pria 21 tahun itu karena menurutnya karakter yang akan diperankannya akan terlihat unik, tidak ada alasan khusus.
"Kenapa milih Kaesang karena akan sangat ironis dan unik, karena karakter yang saya bikin itu diperankannya sama dia. Susah jelasinnya, harus nonton dulu baru ngerti," pungkas Ernest Prakasa.
6. Karya lain dan penghargaannya
Film Cek Toko Sebelah ini meraih lebih dari 2,6 juta penonton, serta menyabet banyak perhargaan diantaranya untuk kategori Film Terbaik di Indonesia Box Office Movie Awards,
Festival Film Bandung, dan Indonesia Movie Actors Awards; serta kategori Skenario Asli Terbaik di Festival Film Indonesia, Piala Maya, Festival Film Bandung, dan Indonesia Box Office Movie Awards.
Film ini juga mengantarkan Ernest ke penghargaan internasional pertamanya, yakni Best Director di Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2017.
Pada bulan Desember 2017, Ernest merilis film ketiganya sebagai penulis-sutradara, yakni Susah Sinyal, yang kali ini ditulis berdua dengan sang istri, Meira Anastasia.
Film ini meraih lebih dari 2,1 juta penonton, dan menyabet tiga piala Indonesia Box Office Movie Awards termasuk untuk Skenario Terbaik.
Dengan perolehan ini, Ernest berhasil mencatat rekor sapu bersih kategori Skenario Terbaik di Indonesia Box Office Movie Awards selama tiga tahun berturut-turut.
Masih pada bulan Desember tahun berikutnya, lahirlah Milly & Mamet: Ini Bukan Cinta & Rangga sebagai film Ernest yang keempat.
Desember 2019, Ernest merilis Imperfect: Karier, Cinta, & Timbangan, sebuah film yang diadaptasi dari buku karya istrinya sendiri, Meira Anastasia.
Film ini menjadi film terlaris kedua pada tahun 2019 sekaligus menumbangkan rekor box office Cek Toko Sebelah dengan perolehan 2,662,356 penonton.
Di Februari 2020, film ini mendapatkan Piala Maya untuk kategori Skenario Adaptasi Terpilih.
Di November 2020, film ini berhasil masuk 11 nominasi di Festival Film Indonesia 2020. (wikipedia/tribun jateng/tribunnews)