Lupa Baca Niat Puasa Nisfu Sya'ban Tadi Malam? Boleh Dibaca Siang Hari Menurut Hadist

Hari ini 15 Syaban 1442 H peringatan Nisfu Syaban. Ingin melaksanakan Puasa Nisfu Syaban tapi lupa baca niat? Boleh baca niat siang hari.

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID
Puasa Sya'ba boleh Gabung Puasa Qadha Ramadhan 

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah

SURYA.CO.ID - Ingin melaksanaka amalan Puasa Nisfu Syaban yang jatuh hari ini, Senin 29 Maret 2021, namun lupa baca niatnya di malam hari?

Boleh hukumnya membaca niat puasa siang hari, karena Puasa Nisfu Syaban tergolong puasa sunnah.

Namun terdapat catatan yang harus diperhatikan.

Yaitu tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sampai waktu membaca niat.

Baca juga: Hari Ini Puasa Ayyamul Bidh Terakhir Bertepatan Nisfu Syaban, Boleh Baca Niat Puasa Siang Hari

Baca juga: Soal dan Jawaban SBO TV SD Kelas 3 Senin 29 Maret 2021: Pilihlah 3 Benda Yang Akan Kalian Ukur

 

Baca juga: Soal dan Jawaban SBO TV SD Kelas 4 Senin 29 Maret 2021: Carilah Sebuah Cerita Fiksi

Baca juga: Permintaan Terakhir Aurel Hermansyah ke Ashanty dan Anang Sebelum Jadi Istri Atta, Azriel Menolak

Seperti makan, minum, bersetubuh atau berhubungan suami istri, atau muntah dengan sengaja, merokok, haid/nifas, memasukkan benda ke dalam tubuh secara sengaja, mengeluarkan air mani secara sengaja dan murtad atau keluar dari Islam, merokok.

“Dari Aisyah, ummul mukminin RA, ia bercerita, ‘Suatu hari Nabi Muhammad SAW menemuiku. Ia berkata, ‘Apakah kamu memiliki sesuatu (yang dapat kumakan)?’ Kami jawab, ‘Tidak.’ ‘Kalau begitu aku puasa saja,’ kata Nabi. Tetapi pada hari lain, Rasul pernah menemui kami. Kami katakan kepadanya, ‘Ya rasul, kami memiliki hais, makanan terbuat dari kurma dan tepung, yang dihadiahkan oleh orang.’ ‘Perlihatkan kepadaku meski aku sejak pagi berpuasa,’ kata Nabi. Ia lalu memakannya,’” (HR Muslim).

Dijelaskan dalam hadist, awalnya Nabi Muhammad SAW tidak berniat puasa, namun karena dihadapkan pada kondisi keterbatasan, maka Nabi Muhammad memilih berpuasa.

Dikutip dari Rumasyo.com, batasan waktu niat puasa sunnah ini ada dua pendapat: (1) tidak boleh setelah pertengahan siang sebagaimana pendapat Abu Hanifah dan murid-muridnya, (2) boleh sebelum atau sesudah waktu zawal (tergelincirnya matahari ke barat) karena tidak disebutkan batasan dalam hal ini. Inilah al qoul jadid (pendapat terbaru) dari Imam Syafi’i dan jadi pegangan Imam Ahmad.

Niat Puasa Syaban

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ شَعْبَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnati Sya'bana lillâhi ta'âlâ

Aku berniat puasa sunah Syaban esok hari karena Allah ta'ala.

Bagaimana jika masih memiliki utang puasa Ramadhan?

Maka wajib hukumnya mengganti Utang Puasa Ramadhan dengan Puasa Qadha Ramadhan.

Membaca niat Puasa Qadha Ramadhan harus dilakukan sebelum fajar, karena merupakan Puasa Wajib.

Boleh menggabungkan Puasa Qadha Ramadhan dengan Puasa Sunnah.

Seperti yang dijelaskan Buya Yahya dalam ceramahnya berjudul "Bolehkah Puasa Sunnah Muharram Tetapi Masih Punya Utang Puasa Wajib" di Youtube pada 7 September 2019.

Buya Yahya menyampaikan boleh melaksanakan puasa qadha di hari puasa sunnah.

Namun niat puasa qadha tetap dilafalkan, tanpa perlu menyebutkan niat puasa sunnah.

Dengan begitu umat Islam mendapat dua pahala sekaligus.

Pertama, karena mengganti puasa yang ditinggalkan, kedua mendapatkan pahala puasa sunnah.

Namun sekali lagi, bacaan niat Puasa Qadha tersebut harus dilakukan pada waktu sebelum fajar.

Niat Puasa Qadha

Puasa Qadha Ramadhan adalah puasa wajib untuk mengganti Puasa Ramadhan yang ditinggalkan.

Misalnya karena haid, sakit atau karena perjalanan panjang, dan halangan lainnya.

Adapun niat puasa Qadha bulan Ramadan adalah:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءٍ فَرْضَ رَمَضَانً ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu Shouma Ghodin 'an qadaa'in fardho ramadhoona lillahi ta'alaa

Artinya :

"Saya niat puasa esok hari karena mengganti fardhu Ramadan karena Allah Ta'ala".

Keutamaan Puasa Nisfu Syaban

Anjuran Puasa Nisfu Syaban melihat hadist berikut:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُوْمُوْا لَيْلَهَا وَصُوْمُوْا نَهَارَهَا (رَوَاهُ ابْنُ مَاجَه فِي السُّنَنِ وَالْبَيْهَقِيُّ فِي شُعَبِ الْإِيْمَانِ)  

“Apabila tiba malam nisfu Sya’ban, maka hidupkan malamnya dan berpuasalah di siang harinya” (HR Ibnu Majah pada as-Sunan dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman).

Namun menurut Ustadz Abdul Somad hadist tersebut adalah hadist dhaif atau lemah.

Ustadz Abdul Somad menjelaskan dalam video ceramahnya, hadis tentang puasa di siang hari saat Nisfu Syaban adalah daif atau lemah, tetapi boleh saja kita lakukan jika ingin berpuasa.

"Kalau mau, silakan saja, apalagi jika untuk kebaikan bersama, tetapi hadisnya lemah. Hadis puasa di bulan Syaban yang kuat adalah berpuasa di bulan-bulan haram atau mulia, yaitu Zulhijjah, Zulkaidah, Rajab dan Syaban, dan Allah akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya di malam Nisfu (Nisfu Syaban). Jadi, ini hadisnya umum bulannya, tak khusus dijelaskan harus di saat Nisfu Syaban, tetapi di bulan-bulan haram," jelas UAS.

Anjuran puasa di Bulan Syaban juga diperkuat hadist shahih berikut:

"Dari Aisyah r.a ia berkata, aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW melaksanakan puasa sebulan penuh kecuali Bulan Ramadhan (puasa wajib), dan aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW memperbanyak puasa sunnah kecuali pada Bulan Sya'ban" (HR. Bukhari Muslim).

Ikuti Berita Seputar Jadwal Puasa Sunnah dan Bulan Syaban di SURYA.CO.ID

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved