Terbongkar Rencana Iran Serang Markas Amerika & Bunuh Jenderal AS, Buntut Kematian Qassem Soleimani
Kematian Jenderal Iran Qassem Soleimani tampaknya masih berbuntut panjang. Terbongkar Rencana Iran Serang Markas Amerika dan Bunuh Jenderal AS
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Kematian Jenderal Iran Qassem Soleimani tampaknya masih berbuntut panjang sampai saat ini.
Seperti baru-baru ini, terbongkar rencana Iran untuk menyerang markas militer Amerika Serikat.
Tak cukup sampai di situ, Iran juga berencana membunuh seorang Jenderal angkatan darat AS.

Baca juga: Kabar Terbaru Kematian Qassem Soleimani: Iran Tambah Daftar Tersangka, Kedubes AS Dihujani Roket
Baca juga: Balas Dendam Kematian Qassem Soleimani Berlanjut, Kedubes AS Dihujani 8 Roket hingga 1 Orang Terluka
Iran dikabarkan berencana menyerang markas Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) Fort McNair.
Fort McNair terletak di ibu kota AS, Washington DC, sebagaimana dilansir Associated Press via New York Post, Minggu (21/3/2021).
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Terkuak, Iran Berencana Serang Markas Tentara AS dan Bunuh Jenderal Angkatan Darat'
Selain itu, Iran juga berencana membunuh Wakil Kepala Staf Angkatan Darat AS Jenderal Joseph M Martin.
Dia tinggal di dalam kompleks Fort McNair.
Rencana serangan itu berhasil diketahui Badan Keamanan Nasional AS (NSA). Badan tersebut berhasil menyadap saluran komunikasi Iran pada Januari.
Dalam komunikasi tersebut, Garda Revolusi Iran membahas rencana serangan terhadap Fort McNair untuk membunuh Martin.
Associated Press pertama kali melaporkan kabar tersebut, mengutip dua sumber dari pejabat intelijen senior yang enggan disebutkan namanya.
Dewan Keamanan Nasional AS (NSC) lantas merapatkan obrolan di antara personel Garda Revolusi Iran yang berencana melakukan serang tersebut.
Rencana penyerangan Fort McNair dan pembunuhan Martin tersebut merupakan upaya balas dendam Garda Revolusi Iran atas terbunuhnya Jenderal Qassem Soleimani.