Berita Lifestyle

Sepatu Lace dan Beads Kian Naik Daun di Kalangan Anak Muda, Bisa untuk Acara Formal dan Kasual

Sepatu lace kini menjadi tren anak muda untuk hangout. Jika ingin tampil simple, bisa memilih sepatu yang tidak banyak payet.

Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Christine Ayu Nurchayanti
Pemilik Cellene Shoes, Shintya Debby saat memperlihatkan sepatu dengan bahan lace dan detail beads di galeri miliknya, di kawasan Pogot Surabaya, Rabu (17/3/2021). 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Sepatu lace dan beads semakin ngetren di kalangan anak muda.

Seperti namanya, sepatu wanita ini berbahan dasar lace dengan karakteristik tampilan menyerupai jaring beraneka motif.

"Sekarang permintaan sepatu lace terbilang tinggi, tidak lagi seasonal. Kalau dulu kan hanya untuk acara formal seperti kondangan, sekarang tidak," ungkap pemilik Cellene Shoes, Shintya Debby, Rabu (17/3/2021).

Ditemui di galerinya di kawasan Jalan Pogot Surabaya, ia memperlihatkan sejumlah sepatu lace dengan beragam warna.

"Kalau yang paling banyak disuka itu warna soft seperti dusty pink, nude, grey, dan lain-lain. Soalnya dipadukan dengan baju warna apa saja tetap bagus," urai perempuan 28 tahun ini.

Sepatu lace kini menjadi tren anak muda untuk hangout. Jika ingin tampil simple, bisa memilih sepatu yang tidak banyak payet.

"Sepatu lace yang simple kalau dipakai di mana saja dan untuk apa saja tetap oke," imbuh Shintya.

Sementara untuk acara tertentu seperti pesta dan akad nikah, permintaannya tinggi pada sepatu beads seperti yang penuh payet mutiara.

"Beads membuat sepatu lebih mewah. Bahannya sendiri saya pakai kain untuk bridal. Jadi hasilnya nggak pasaran," tutur enterpreneur kelahiran 30 Agustus 1992 ini.

Shintya menambahkan beads secara manual atau handmade. Setelah semua payet selesai, baru kain dijahit pada sepatu.

"Kalau yang simple, biasanya sudah langsung motif plus mutiara tabur. Kalau yang handmade biasanya untuk wedding, payetnya harus dijahit satu per satu," paparnya.

Tinggi heels juga bervariasi. Untuk yang kasual banyak dipilih 2 cm dan 3 cm. Beberapa orang juga memilih heels 5 cm.

"Kami memproduksi dengan jumlah besar. Untuk yang lace satu model satu warna, bisa 60 sampai 100 pasang dalam waktu satu sampai dua minggu," Shintya mengungkapkan.

Sementara sepatu beads, membutuhkan waktu tiga minggu untuk menghasilkan 70 sampai 80 pasang. Untuk membuat payetnya saja menghabiskan waktu satu minggu.

"Untuk segementasi usia sepatu ini dari 18 tahun sampai 35-an. Di atas itu juga masih bisa karena ibu-ibu juga suka pakai sepatu model ini," urainya.

Karena bahan yang digunakan berbeda dengan bahan sepatu pada umumnya, perawatannya harus diperhatikan.

"Kami tidak menyarankan untuk merendam ke air. Sebaiknya gosok menggunakan sikat gigi dari bagian dalam, dikasih sedikit sabun," kata Shintya.

Jika ingin membersihkan bagian luar, ia menyarankan untuk menggosok perlahan menggunakan tisu basah.

"Penyimpanannya, paling penting nggak di tempat yang lembab dan ada gel silika. Kalau seperti ini, akan aman-aman saja," tutupnya.

  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved