Citizen Reporter

Bentuk Kepedulian, Siswa SMK St Louis Surabaya Bagi-bagi Makan Siang untuk Warga Membutuhkan

Selama 40 hari, OSIS SMK St Louis membuat gerakan membagi nasi sebagai bentuk wujud pantang dan puasa yang dijalani selama 40 hari.

Editor: Cak Sur
Istimewa
OSIS SMK St Louis membuat gerakan membagi nasi sebagai bentuk wujud pantang dan puasa yang dijalani selama 40 hari. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Selama 40 hari, mulai Minggu (7/3/2021), setiap hari di beberapa tempat dan tikungan-tikungan di Jalan Tidar, Jalan Demak, Jalan Arjuna dan sekitarnya terlihat beberapa siswa membagikan nasi bungkus.

Siswa-siswa itu memberikan nasi bungkus kepada tukang becak, pengemudi ojek online, pengemis, dan orang yang membutuhkan.

Mereka ini adalah para siswa SMK St Louis Surabaya. OSIS SMK St Louis membuat gerakan membagi nasi sebagai bentuk wujud pantang dan puasa yang dijalani selama 40 hari.

Selama 40 hari juga mereka akan berbagi. Saat membagi nasi, mereka didampingi guru.

Nasi bungkus itu adalah bentuk kepedulian sekolah dan donatur. Orang tua siswa juga menjadi penyumbang gerakan sosial itu. Mereka mengirimkan dana maupun memasok nasi bungkus pada hari tertentu.

“Orang tua siswa bersemangat terlibat. Selain mendukung dana, mereka juga menyediakan diri memasak bergantian,” kata Yuanita Prawesti, Pembina OSIS SMK St Louis.

Kepedulian itu untuk mendidik pada siswa agar mau berbagi dalam situasi apa pun. Dengan terlibat di dalam berbagi nasi, mereka belajar menyisihkan dana dan menyerahkan langsung kepada warga yang membutuhkan.

Ekspresi warga ketika mendapatkan nasi bungkus itu menjadi penyemangat mereka untuk terus berbagi.

Lokasi pembagian berpindah-pindah, mulai Jalan Tidar hingga Jalan Simogung yang dekat dengan lokasi sekolah, yaitu di Jalan Tidar Surabaya. Pembagian nasi dilakukan sekitar pukul 11.00. Setiap hari 30 bungkus nasi dibagikan.

Charles Fransisco dari kelas XMM3 dan Yudha Desya dari kelas XMM1 sudah siap dengan kantong-kantong berisi nasi bungkus.

Pada hari ke-6, mereka membagi nasi di depan SPBU Jalan Demak. Mereka memilih lokasi pembagian juga dengan mempertimbangkan situasi. Mereka akan menjauh dari warung nasi dan mencari tempat yang strategis dan banyak dilalui warga yang membutuhkan.

Nasi bungkus menjadi bentuk sederhana untuk membangun solidaritas. Di masa sulit seperti saat ini, sebungkus nasi menjadi cukup berarti.

Itu terbukti dari ungkapan terima kasih yang dilontarkan mereka yang mendapatkan nasi. Sebungkus nasi berarti berhemat satu kali makan. Pembagian nasi sebelum makan siang menjadi efektif karena orang membutuhkan itu.

Eveline Cenny
Guru SMK St Louis Surabaya
eveceny@gmail.com

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved