KKB Papua Kecewa Tak Dapat Dana Desa, Wamendes PDTT Beri Tanggapan Menohok dan Sebut Tidak Pantas
Wamendes PDTT Budi Arie Setiadi memberikan tanggapan menohok kepada KKB Papua yang kecewa karena tak mendapat dana desa.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, Transmigras, dan Daerah Tertinggal ( Wamendes PDTT), Budi Arie Setiadi memberikan tanggapan menohok kepada KKB Papua yang kecewa karena tak mendapat dana desa.
Seperti diketahui, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua merasa kecewa karena tak mendapat dana desa.
Kekecewaan itulah yang membuat mereka nekat menyandera pilot dan tiga penumpang Susi Air selama 2 jam di Kabupaten Puncak, Papua pada Jumat (12/3/2021) lalu.

Baca juga: Irjen Mathius D Fakhiri Penuhi Janjinya, Buru KKB Papua Penyandera Pilot dan Penumpang Susi Air
Baca juga: KKB Papua Makin Berani Berulah, TNI Segera Kirim Pasukan Berlambang Kalajengking Hitam dari Kostrad
Menanggapi aksi kekecewaan KKB Papua tersebut, Wamendes PDTT Budi Arie Setiadi menyebut KKB Papua tak berhak mendapat dana desa.
"KKB tidak berhak menerima dana desa. Hanya warga yang berhak," ujarnya kepada Tribunnews, Minggu (14/3/2021).
Seperti dilansir dari Tribunnews dalam artikel 'Wamendes PDTT: KKB Tidak Berhak Terima Dana Desa'
Budi Arie menjelaskan, Dana Desa digunakan untuk tugas prioritas nasional, ketahanan pangan, penanggulangan Covid-19, dan infrastruktur desa.
Misalnya, Dana Desa di Ilambet, Ilaga, Puncak, Papua, digunakan untuk Posyandu sebesar Rp 64 juta.
Dana Desa di sana, lanjut Budi Arie, juga digunakan untuk pemeliharaan jalan sebesar Rp 50 juta dan rehabilitasi rumah sebesar Rp168 juta.
Kemudian, peningkatan kapasitas perangkat desa sejumlah Rp 55 juta dan penanganan keadaan mendesak Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa Rp 504 juta.
Karena itu, ucap Budi Arie, ia menyesalkan kejadian penyanderaan oleh KKB Papua tersebut.
Ia berharap aparat keamanan untuk menindak tegas apa yang dilakukan oleh KKB Papua.
"Sangat tidak pantas.
Aparat keamanan harus bertindak tegas. Ini persoalan hukum dan keamanan," ucap Budi Arie.
Sebelumnya, KKB Papua telah menyandera pilot dan tiga penumpang pesawat Susi Air PK-BVY selama 2 jam pada Jumat (12/3/2021).
Mereka disandera saat mendarat di sebuah lapangan terbang di Distrik Wangbe, Kabupaten Puncak, Papua.
Hal ini disampaikan Komandan Resor Militer 173/Praja Vira Braja Biak Brigjen TNI Iwan Setiawan saat dihubungi dari Jayapura, Sabtu (13/3/2021).
Seperti dilansir dari Kompas.id dalam artikel 'KKB Sasar Pesawat Perintis, Pilot dan Penumpang Sempat Disandera di Puncak'
Iwan mengatakan, pesawat perintis yang dipiloti Kapten John Terrence Hellyer yang merupakan warga negara Selandia Baru ini dari Timika tiba di Distrik Wangbe pada pukul 06.20 WIT.
Lapangan terbang Wangbe berjarak 47 kilometer dari Ilaga, ibu kota Puncak, dan belum terdapat jaringan telepon serta internet di sana.
Sesudah pendaratan, sekitar 30 anggota KKB Papua yang menyatakan diri sebagai Organisasi Papua Merdeka atau OPM mendatangi pesawat.
Mereka pun menyandera pilot dan tiga penumpang di bawah todongan dua senjata laras panjang.
”Mereka mengancam pilot agar tidak boleh mengangkut anggota TNI dan Polri.
Mereka juga menyampaikan rasa kecewa karena tidak mendapatkan dana desa dari aparat kampung setempat,” ungkap Iwan.
Iwan menambahkan, KKB Papua membebaskan pilot dan para penumpang setelah ada bujukan dari salah satu penumpang.
Pilot pun kembali dengan pesawat Susi Air ke Timika dengan selamat.
”Aksi teror ini untuk mengintimidasi para pilot pesawat (yang terbang) ke daerah-daerah pedalaman di Papua.
Padahal, masyarakat sangat membutuhkan jasa transportasi udara untuk mendapatkan kebutuhan hidup sehari-hari,” ujarnya.
Iwan menegaskan, anggota TNI di Puncak telah diinstruksikan untuk mengejar para pelaku yang sempat menyandera pilot dan para penumpang pesawat Susi Air di Distrik Wangbe.
”Anggota kami akan menggelar patroli secara rutin di lokasi-lokasi obyek vital, seperti lapangan terbang.
Tujuannya, untuk mencegah aksi kelompok tersebut yang ingin menghambat pelayanan transportasi udara di Puncak,” katanya.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, pilot pesawat Susi Air berhasil tiba di Bandara Mozes Kilangin, Timika, sekitar pukul 09.00.
Pilot dalam kondisi sehat dan tidak ada barang yang dirampas KKB Papua.
”Para pelaku memanfaatkan ketiadaan pos polisi di lapangan terbang Wangbe.
Sebab, fasilitas tersebut bukan infrastruktur resmi untuk melayani angkutan penerbangan komersial. Lapangan terbang ini sering digunakan para misionaris,” tutur Ahmad.
Ia mengimbau para pelaku usaha jasa transportasi udara yang melayani penerbangan ke wilayah pedalaman Papua agar lebih berhati-hati.
Sebab, tidak semua lapangan terbang dijaga pihak kepolisian.
Irjen Mathius D Fakhiri Penuhi Janjinya

Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri memenuhi janjinya, kini ia dan pasukannya tengah memburu KKB Papua penyandera pilot dan penumpang Susi Air.
Melansir dari tribratanews.polri.go.id, Minggu (14/3/2021), Mathius awalnya mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang membantu negosiasi penyanderaan KKB Papua.
Ia dan jajarannya di Polda Papua kini tengah berusaha mengusut tuntas kasus penyanderaan ini.
"Saat ini kami telah meminta keterangan dari pilot dan penumpang untuk mendalami alasan KKB Papua menahan mereka terbang.
Harapannya nantinya dari keterangan dari pilot dan penumpang ini menjadi bukti untuk melakukan penindakan terhadap KKB Papua yang melakukan penyanderaan.
Kenapa dia sampai ditahan dan ada juga orang yang dikenal sehingga bisa menjadi bahan kita melakukan penindakan karena kita punya alat bukti," ujar Kapolda Papua.
Meski tak menimbulkan korban, Mathius tetap akan menindak tegas KKB Papua karena termasuk teror terhadap penerbangan sipil.
"Meskipun tidak terjadi korban, namun kejadian ini menunjukkan aksi teror KKB Papua di wilayah Papua, termasuk teror terhadap aktivitas penerbangan sipil," pungkas Kapolda Papua.(*)