Irjen Mathius D Fakhiri Penuhi Janjinya, Buru KKB Papua Penyandera Pilot dan Penumpang Susi Air

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri memenuhi janjinya, kini ia dan pasukannya tengah memburu KKB Papua penyandera pilot dan penumpang Susi Air

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Dok Humas Polda Papua
Irjen Mathius D Fakhiri. Kini ia memenuhi janjinya. Buru KKB Papua Penyandera Pilot dan Penumpang Susi Air 

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi

SURYA.co.id - Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri memenuhi janjinya, kini ia dan pasukannya tengah memburu Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua penyandera pilot dan penumpang Susi Air.

Seperti diketahui, Irjen Mathius D Fakhiri sebelumnya pernah berjanji tak akan mundur selangkah pun untuk menumpas KKB Papua.

"Kita tidak akan mundur selangkah pun, tentunya dengan cara yang lunak" kata Irjen Mathius D Fakhiri, Senin (8/3/2021) lalu.

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri. Kini Mulai Bekerja untuk Tumpas KKB Papua
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri. Kini Mulai Bekerja untuk Tumpas KKB Papua (ANTARA/Evarukdijati)

Baca juga: KKB Papua Makin Berani Berulah, TNI Segera Kirim Pasukan Berlambang Kalajengking Hitam dari Kostrad

Baca juga: Penyebab 30 KKB Papua Puncak Bebas Berkeliaran hingga Sandera Penumpang Pesawat Selama 2 Jam

Irjen Mathius D Fakhiri kini memenuhi janjinya setelah mendapat kabar KKB Papua menyandera pilot dan penumpang pesawat Susi Air selama 2 jam pada Jumat (12/3/2021).

Melansir dari tribratanews.polri.go.id, Minggu (14/3/2021), Mathius awalnya mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang membantu negosiasi penyanderaan KKB Papua.

Ia dan jajarannya di Polda Papua kini tengah berusaha mengusut tuntas kasus penyanderaan ini.

"Saat ini kami telah meminta keterangan dari pilot dan penumpang untuk mendalami alasan KKB Papua menahan mereka terbang.

Harapannya nantinya dari keterangan dari pilot dan penumpang ini menjadi bukti untuk melakukan penindakan terhadap KKB Papua yang melakukan penyanderaan.

Kenapa dia sampai ditahan dan ada juga orang yang dikenal sehingga bisa menjadi bahan kita melakukan penindakan karena kita punya alat bukti," ujar Kapolda Papua.

Meski tak menimbulkan korban, Mathius tetap akan menindak tegas KKB Papua karena termasuk teror terhadap penerbangan sipil.

"Meskipun tidak terjadi korban, namun kejadian ini menunjukkan aksi teror KKB Papua di wilayah Papua, termasuk teror terhadap aktivitas penerbangan sipil," pungkas Kapolda Papua.

Sebelumnya, KKB Papua telah menyandera pilot dan tiga penumpang pesawat Susi Air PK-BVY selama 2 jam pada Jumat (12/3/2021).

Mereka disandera saat mendarat di sebuah lapangan terbang di Distrik Wangbe, Kabupaten Puncak, Papua.

Hal ini disampaikan Komandan Resor Militer 173/Praja Vira Braja Biak Brigjen TNI Iwan Setiawan saat dihubungi dari Jayapura, Sabtu (13/3/2021). 

Seperti dilansir dari Kompas.id dalam artikel 'KKB Sasar Pesawat Perintis, Pilot dan Penumpang Sempat Disandera di Puncak'

Iwan mengatakan, pesawat perintis yang dipiloti Kapten John Terrence Hellyer yang merupakan warga negara Selandia Baru ini dari Timika tiba di Distrik Wangbe pada pukul 06.20 WIT.

Lapangan terbang Wangbe berjarak 47 kilometer dari Ilaga, ibu kota Puncak, dan belum terdapat jaringan telepon serta internet di sana.

Sesudah pendaratan, sekitar 30 anggota KKB Papua yang menyatakan diri sebagai Organisasi Papua Merdeka atau OPM mendatangi pesawat.

Mereka pun menyandera pilot dan tiga penumpang di bawah todongan dua senjata laras panjang.

”Mereka mengancam pilot agar tidak boleh mengangkut anggota TNI dan Polri.

Mereka juga menyampaikan rasa kecewa karena tidak mendapatkan dana desa dari aparat kampung setempat,” ungkap Iwan.

Iwan menambahkan, KKB Papua membebaskan pilot dan para penumpang setelah ada bujukan dari salah satu penumpang.

Pilot pun kembali dengan pesawat Susi Air ke Timika dengan selamat.

”Aksi teror ini untuk mengintimidasi para pilot pesawat (yang terbang) ke daerah-daerah pedalaman di Papua.

Padahal, masyarakat sangat membutuhkan jasa transportasi udara untuk mendapatkan kebutuhan hidup sehari-hari,” ujarnya.

Iwan menegaskan, anggota TNI di Puncak telah diinstruksikan untuk mengejar para pelaku yang sempat menyandera pilot dan para penumpang pesawat Susi Air di Distrik Wangbe.

”Anggota kami akan menggelar patroli secara rutin di lokasi-lokasi obyek vital, seperti lapangan terbang.

Tujuannya, untuk mencegah aksi kelompok tersebut yang ingin menghambat pelayanan transportasi udara di Puncak,” katanya.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, pilot pesawat Susi Air berhasil tiba di Bandara Mozes Kilangin, Timika, sekitar pukul 09.00.

Pilot dalam kondisi sehat dan tidak ada barang yang dirampas KKB.

”Para pelaku memanfaatkan ketiadaan pos polisi di lapangan terbang Wangbe.

Sebab, fasilitas tersebut bukan infrastruktur resmi untuk melayani angkutan penerbangan komersial. Lapangan terbang ini sering digunakan para misionaris,” tutur Ahmad.

Ia mengimbau para pelaku usaha jasa transportasi udara yang melayani penerbangan ke wilayah pedalaman Papua agar lebih berhati-hati.

Sebab, tidak semua lapangan terbang dijaga pihak kepolisian.

Baca juga: Cara Penumpang-Pilot Susi Air Lepas dari Sanderaan KKB Papua, TNI-Polri Buru Pelaku, ini 5 Faktanya

Baca juga: Kehebatan Helikopter Fennec Milik TNI AD, Jenderal Andika Perkasa Percayakan Perawatannya ke Airbus

TNI Segera Kirim Pasukan Berlambang Kalajengking Hitam dari Kostrad

Sementara itu, TNI segera mengirimkan pasukan Yonif Mekanis Raider 412 Kostrad ke Papua.

Pasukan berlambang Kalajengking Hitam itu akan menjalankan misi sebagai Satgas Pamtas Mobile di Wilayah Papua.

Namun, tak menutup kemungkinan mereka juga akan berhadapan dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua yang semakin berani berulah.

Melansir dari laman resmi Divisi Infanteri 2 Kostrad, Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad Mayjen TNI Tri Yuniarto meninjau latihan siap Pratugas Yonif Mekanis Raider 412 Kostrad di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Jumat (12/3/2021).

Kunjungan ini bertujuan untuk mengecek secara langsung kesiapan dan kesiapsiagaan prajurit Yonif Mekanis Raider 412 Kostrad yang akan mengemban tugas operasi Satgas Pamtas Mobile di wilayah Papua.

Dalam latihan siap Pratugas ini dilaksanakan selama 14 hari guna menyiapkan dan memberi pembekalan kepada seluruh prajurit.

Dalam kesempatan tersebut, Pangdivif 2 Kostrad memberikan pengarahan dan penekanan kepada seluruh prajurit yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas).

“Dengan adanya latihan siap Pratugas ini kita dapat mengukur sejauh mana kesiapan dalam melaksanakan tugas nantinya dalam menghadapi tugas operasi di wilayah Papua,” ujar Mayjen TNI Tri Yuniarto.

“Latihan siap Pratugas ini, di samping untuk meningkatkan kemampuan prajurit khususnya kemampuan pertempuran, juga untuk mengetahui sejauhmana kesiapan prajurit untuk melaksanakan tugas sebagai Satgas Pamtas Mobile di wilayah Papua,” ungkapnya.

Melansir dari Wikipedia, Batalyon Infanteri Mekanis 412/Bharata Eka Shakti sebelumnya dikenal juga sebagai Yonif 412/Raider atau Yonif 412/Bharata Eka Shakti.

Yonif Mekanis Raider 412 adalah salah satu Batalyon Infanteri di jajaran Brigade Infanteri Mekanis 6/Trisakti Baladaya, Divisi Infanteri 2/Kostrad.

Pasukan ini bermarkas di Purworejo, Jawa Tengah.

Dari awal dibentuknya sampai dengan sekarang banyak mengalami proses perubahan.

Saat ini yonif mekanis 412 dilengkapi kendaraan lapis baja M113.

Cikal bakal terbentuknya Yonif 412/Raider Kostrad bermula dari Batalyon Roi 1 "451" Yonif 13 yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Panglima Tertinggi – VII/Dip nomor KPTS/58/7/1959 tanggal 15 Juli 1959.

Lalu diresmikan pada tanggal 1 Agustus 1959 oleh Pangdam VII/Diponegoro Kolonel Inf Soeharto bertempat di alun-alun Purworejo.

Dengan adanya restrukturisasi batalyon se-Kodam VII/Diponegoro berdasarkan Surat Keputusan Pangdam VII/Diponegoro nomor Kep/38/8/1965 tanggal 1 Agustus 1965, maka Yonif 451 dilebur menjadi Yon "L" dengan tunggul berintikan gambar Scorpio atau Kalajengking dengan nama "Bharata Eka Shakti" yang berarti ksatria yang kokoh dan mempunyai kekuatan luar biasa.

Berdasarkan Surat Keputusan Pangdam VII/Dip nomor Kep/8/2/1966 tanggal 7 Februari 1966 semua Batalyon dalam jajaran Brigif 6 yang semula menggunakan kode huruf diganti dengan kode angka sehingga Yon "L" berubah nama menjadi Yon 412.

Sedangkan penggunaan lokasi "412" oleh seluruh anggota dilaksanakan bertepatan dengan hari Kesaktian Pancasila (1 Oktober 1966).

Berdasarkan surat keputusan Pangdam VII/ Dip nomor Kep /11/I/1978 tanggal 20 Januari 1978, status Batalyon-batalyon Brigif 6 termasuk Yonif 412 lepas dari Kodam VII/Dip dan selanjutnya masuk menjadi organisasi Administratif Kostrad hingga sebutannya menjadi Yonif 412 Brigif 6 Kostrad.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved