Berita Tulungagung

Giri Mulyo Cara Baru Menikmati Waduk Wonorejo Tulungagung, Memanjakan Penggemar Sepeda

Bentangan air Waduk Wonorejo, di Desa Wonorejo, Kecamatan Pagerwojo terpapar membentang luas di depan mata.

Penulis: David Yohanes | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/david yohannes
Pengunjung menikmati Waduk Wonorejo dari Giri Mulyo. 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Bentangan air Waduk Wonorejo, di Desa Wonorejo, Kecamatan Pagerwojo terpapar membentang luas di depan mata.

Hamparannya diapit pegunungan dengan warna hijau hutannya yang lebat.

Di atas anjungan yang disiapkan Giri Mulyo, air waduk ini terkesan hanya ada selangkah di bawah anjungan.

Giri Mulyo, demikian tempat baru di Desa Wonorejo ini diberi nama, menawarkan titik baru menikmati keindangan waduk raksasa ini.

Tempat ini juga cocok untuk para penggemar sepeda.

Sebab akses menuju lokasi ini berupa jalan beton lebar yang mulus, dengan track menanjak.

“Setiap Sabtu dan Minggu banyak pesepeda yang ke sini. Track di bawah Giri Mulyo juga sering dipakai downhill,” ujar Basroni (43), pengelola Giri Mulyo.

Pengelola juga menyiapkan jembatan warna-warni untuk pesepeda dari bawah.

Jembatan ini mengarahkan mereka langsung ke lokasi Giri Mulyo tanpa melewati gerbang utama.

Jembatan ini melintang di atas jalan utama, layaknya jembatan penyeberangan.

Namun karena warnanya yang indah seperti pelangi, jembatan ini menjadi lokasi swafoto.

Selain itu ada batu yang menjulang tinggi di pojok lokasi.

Batu ini kemudian dipoles, diperindah dan dijadikan menara pandang.

“Kali perindah kemudian dibuat seperti tangga supaya gampang dinaiki. Di atasnya bisa lebih leluasa melihat ke waduk,”sambung Basroni.

Tempat wisata ini belum resmi dibuka, namun keberadaannya sudah menyebar dari mulut ke mulut.

Pengelola juga belum memungut piket maupun tempat pakir.

Karena itu belum ada data jumlah pengunjung ke Giri Mulyo.

“Yang kalau Sabtu dan Minggu jumlahnya ribuan. Sejak pagi sampai menjelang malam pasti penuh,” ungkap Basroni.

Di tempat ini juga ada lima gazebo yang disiapkan pengelola, serta kantin untuk menjual makanan.

Semua pekerja berasal dari warga sekitar untuk pemberdayaan.

Makanan yang dijual juga dipatok dengan harga wajar, tidak dimahalkan seperti di tempat wisata pada umumnya.

“Misalnya booking tempat dua jam bisa karaokem, hanya Rp 250.000. Uangnya juga untuk kebersihan saja,” ucap Basroni.

Tempat ini sangat direkomendasikan untuk menikmati matahari tenggelam.

Jika posisi matahari lurus, tenggelamnya seperti masuk di balik air.

Sementara jika posisi matahari tidak lurus di atas air, tenggelamnya ada di balik hutan yang mengelilingi air.

“Kami juga siapkan track khusus sepeda mengitari hutan. Jadi nanti pakai mobil sambil bawa sepeda, nanti sepedaan di sini,” ujar Basroni.

Untuk mencapai lokasi ini, sama dengan rute ke Waduk Wonorejo.

Dari wilayah kota Tulungagung, disarankan lewat jalur Kecamatan Gondang, bukan lewat Kecamatan Pagerwojo.

Sebelum pos tiket Waduk Wonorejo sisi timur di Desa Kedungcangkring, kendaraan belok ke kiri.

Tinggal menyusuri jalan beton yang mulus, pengunjung tak akan tersesat ke Giri Mulyo.

Atau jika dari jalur Pagerwojo, pengunjung harus melewati pos tiket Waduk Wonorejo sisi barat.

Selanjutnya melewati waduk menuju pintu keluar sebelah timur.

Setelah melewati pos tiket, kendaraan langsung belok kanan ke arah Desa Wonorejo.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved