Liputan Khusus

Polsek Rungkut Kota Surabaya Tangkap Empat Pelaku Begal di Bawah Umur

Sejumlah anak di bawah umur nekat menjadi begal di Outer East Ring Road (OERR), Gunung Anyar, Kota Surabaya.

surya.co.id/febrianto ramadani
Satreskrim Polsek Rungkut meringkus komplotan pelaku begal yang masih di bawah umur 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Demi mendapatkan penghasilan banyak dengan jalan yang pintas, sejumlah anak di bawah umur nekat menjadi begal di Outer East Ring Road (OERR), Gunung Anyar, Surabaya.

Keempat pelaku berhasil ditangkap Polsek Rungkut.

Kanit Reskrim Polsek Rungkut, Iptu Djoko Soesanto, menjelaskan, komplotan anak-anak ini beraksi akhir tahun 2019.

Awalnya, polisi berhasil menangkap dua dari empat pelaku. Pada saat penangkapan, pelaku lainnya berhasil melarikan diri.

"Setelah perkaranya kami tindak lanjuti. Sebagian teman-temannya yang kabur sudah kami amankan. Sehingga, totalnya menjadi empat orang yang masih anak-anak," ungkapnya, Rabu (3/2/2021).

Sasarannya, lanjut Iptu Djoko, sebagian besar anak-anak sebaya berjenis kelamin laki-laki.

Modusnya, pelaku bekerja secara berkelompok, lalu berpura-pura mengaku sebagai orang yang pernah dianiaya oleh korban.

"Mereka kerjanya bergantian, saling tukar posisi. Mereka membohongi seolah-olah habis dipukul oleh korban. Pasti korbannya takut lalu menyerahkan barang-barangnya. Kalau menolak mereka merampas barang milik korban dengan menganiayanya," tuturnya.

Baca juga: Update Virus Corona di Surabaya 10 Maret 2021 Tambah 48, PPKM Mikro Lanjut Pemkot Siapkan RHU

Baca juga: Ada Nakes Terinfeksi Virus Covid-19 Usai Vaksinasi di Tulungagung, Ini Penjelasan Dinas Kesehatan

Baca juga: SCCC : Anak yang Berhadapan dengan Hukum Masih Miliki Masa Depan yang Panjang

Iptu Djoko menyebut, komplotan tersebut memilih waktu malam hari, dalam melancarkan aksi kejahatannya.

Setelah dirampas, barang berharga itu dijual melalui media sosial.

"Pelaku tidak menggunakan senjata tajam maupun senjata api. Hasil penjualannya digunakan untuk minum minuman keras," terangnya.

"Salah satu pelaku masih sekolah. Sementara pelaku lainnya sudah putus sekolah," imbuhnya.

Memang, kata Iptu Djoko, kebanyakan tersangka memiliki latar belakang broken home. Bapak ibunya bercerai lalu menikah lagi.

Sehingga, dari segi pemantauan yang dilakukan keluarga sangat berkurang.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved