Konflik Partai Dmeokrat

Sosok Darmizal Sebut SBY Lahirkan Kepengurusan Diktator, Minta Upeti DPD & DPC Per Bulan, Benarkah?

Aksi saling bongkar kelemahan antara kubu AHY maupun kubu Moeldoko masih sengit terjadi. Eks kader Dmeokrat, Darmizal membongkar sikap diktator SBY.

Editor: Iksan Fauzi
Kolase Kompas TV
Kader Demokrat kubu Moeldoko, Darmizal dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Darmizal menuding SBY melahirkan kepengurusan Demokrat yang diktator. 

SURYA.co.id | JAKARTA - Aksi saling bongkar kelemahan antara kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) maupun kubu Moeldoko masih sengit terjadi.

Setelah Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan penyesalannya memberi jabatan Panglima TNI kepada Moeldoko, kini sikap diktator mantan presiden dibongkar kawan dekatnya.

Dia adalah Darmizal. Tak lama ini Darmizal dipecat oleh AHY selaku Ketum Partai Demokrat versi Kongres Jakarta. 

Dalam tayangan di Kompas TV, sembari menahan tangis, Darmizal mengaku menyesal telah mendukung SBY pada KLB Demokrat 2015 di Surabaya.

Baca juga: Sikap SBY Sering Tuding Pemerintah Bikin Geram Menkumham: Jangan Main Serang yang Tidak Ada Dasarnya

Kubu Moeldoko Diam-diam Daftar ke Kemenkumham, Razman Nasution: Kami Tidak Mau Ramai-ramai

Dalam KLB tersebut, Darmizal mengklaim sebagai orang yang mengumpulkan ketua dewan pimpinan daerah (DPD) dan dewan pimpinan cabang (DPC) untuk mendukung SBY.

Eks Panglima TNI Moeldoko. Foto kanan : SBY. Dalam video yang tersebar luas, SBY menuding Moeldoko terlibat dalam rencana kudeta AHY. Moeldoko pun bereaksi keras.
Eks Panglima TNI Moeldoko. Foto kanan : SBY. Dalam video yang tersebar luas, SBY menuding Moeldoko terlibat dalam rencana kudeta AHY. Moeldoko pun bereaksi keras. (Kolase Tribunnews.com/tangkapan layar)

"Saya sangat menyesal memang menjadi aktor tim buru sergap untuk mendatangi ketua-ketua DPD, mengumpulkan ketua-ketua DPC agar mereka berbulat tekad membangun chemistry agar Pak SBY yang dipilih dalam Kongres 2015 di Surabaya," kata Darmizal dalam konferensi pers yang disiarkan akun Youtube Kompas TV, Selasa (9/3/2021).

Kini, penggagas KLb Deli Serdang itu mengaku tidak menyangka perbuatannya enam tahun lalu melahirkan kepengurusan di Partai Demokrat yang disebutnya diktator.

Ia pun menyampaikan permintaan maaf karena menurutnya pengurus DPD dan DPC kini disulitkan dengan adanya peraturan organisasi (PO) yang dikeluarkan pengurus pusat Demokrat.

Darmizal menuturkan, setelah SBY terpilih sebagai ketua umum, ada aturan yang mewajibkan DPC dan DPD memberikan setoran kepada DPP Partai Demokrat.

"Saya bersalah, saya enggak tahu kalau akan lahir rezim diktator ini, sungguh saya enggak tahu akan ada PO yang memberatkan kalian menyetor setiap bulan, malu saya, saya malu," ujar dia.

Diketahui, Darmizal merupakan salah satu kader Demokrat yang dipecat karena terlibat dalam upaya mengambil alih kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai ketua umum Partai Demokrat.

Upaya tersebut berujung pada terselenggaranya KLB yang digelar kubu kontra-AHY di Deli Serdang yang memilih Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko sebagai ketua umum Partai Demokrat.

Menkumham geram SBY sering tuding pemerintah

Menkumham Yasonna Laoly dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Yasonna ingatkan SBY tidak asal tuding pemerintah terkait kisruh Partai Demokrat.
Menkumham Yasonna Laoly dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Yasonna ingatkan SBY tidak asal tuding pemerintah terkait kisruh Partai Demokrat. (Kolase Tribunnews.com/Antara)

Sebelumnya, Menkumham Yasonna Laoly juga geram dengan sikap SBY yang suka menuding pemerintah terlibat dalam kisruh Partai Demokrat.

Halaman
123
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved