Niat Puasa Qadha Ramadhan dan Hukum Puasa Hari Minggu, Menurut Penjelasan Ustadz Abdul Somad

Berikut bacaan niat puasa qadha Ramadhan dan hukum puasa di hari Jumat, Sabtu dan Minggu penjelasan Ustadz Abdul Somad.

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Adrianus Adhi
Pixabay
Ilustrasi - Berikut niat puasa Qadha dan hukuk melaksanakan Puasa hari Minggu. 

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Adrianus Adhi

SURYA.CO.ID - Berikut niat Puasa Qadha Ramadhan bagi yang pernah meninggalkan Puasa Ramadhan.

Puasa Qadha Ramadhan boleh dilaksanakan di hari Puasa Sunnah seperti hari Senin Kamis, Ayyamul Bidh, atau Bulan Rajab.

Lantas bagaimana hukumnya melaksanakan Puasa Qadha Ramadhan di hari Minggu?

Simak penjelasan soal niat Puasa Qadha Ramadhan gabung puasa sunnah dan hukum puasa di hari Jumat, Sabtu dan Minggu menurut hadist, penjelasan Ustadz Abdul Somad (UAS) berikut.

Baca juga: Niat Puasa Ayyamul Bidh Hari Ketiga, Besok 27 Februari 2021, Seperti Puasa Sepanjang Waktu

Niat Puasa Qadha Ramadhan

Puasa Qadha Ramadhan adalah puasa wajib untuk mengganti Puasa Ramadhan yang ditinggalkan, misalnya karena haid atau berhalangan.

Boleh hukumnya melaksanakan Puasa Qadha Ramadhan gabung Puasa Sunnah.

Misalnya Puasa Rajab Gabung Puasa Qadha Ramadhan.

Namun ada syarat dan ketentuan yang harus dipahami.

Seperti yang dijelaskan Buya Yahya dalam ceramahnya berjudul "Bolehkah Puasa Sunnah Muharram Tetapi Masih Punya Utang Puasa Wajib" di Youtube pada 7 September 2019.

Buya Yahya menyampaikan boleh melaksanakan puasa qadha di hari puasa sunnah.

Namun niat puasa qadha tetap dilafalkan, tanpa perlu menyebutkan niat puasa sunnah.

Dengan begitu umat Islam mendapat dua pahala sekaligus.

Pertama, karena mengganti puasa yang ditinggalkan, kedua mendapatkan pahala puasa sunnah.

Bacaan niat Puasa Qadha Ramadhan harus dibaca sebelum fajar, atau apabila khawatir lupa maka dibaca pada malam hari sebelum besok berpuasa.

Adapun niat puasa Qadha bulan Ramadan adalah:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءٍ فَرْضَ رَمَضَانً ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu Shouma Ghodin 'an qadaa'in fardho ramadhoona lillahi ta'alaa

Artinya :

"Saya niat puasa esok hari karena mengganti fardhu Ramadan karena Allah Ta'ala".

Hukum Puasa Hari Jumat, Sabtu dan Minggu

Diketahui ada hari-hari dimana umat Islam dilarang berpuasa, misalnya hari Jumat.

Menurut hadist, makruh hukumnya Puasa di hari Jumat jika tidak dibarengi dengan puasa di hari sebelumnya atau sesudahnya, yaitu Kamis atau Sabtu.

Pendapat ini merujuk pada hadits riwayat Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata:

“Janganlah kalian puasa hari Jumat melainkan puasa sebelum atau sesudahnya,” (HR Al-Bukhari).

Lantas bagaimana dengan Puasa di hari Sabtu dan Minggu?

Menurut penjelasan Ustadz Abdul Somad dalam cerahamnya di YouTube, berjudul "Puasa Hanya Hari Jumat, Sabtu dan Ahad" Sabtu, 1 April 2017, Puasa Hari Sabtu saja atau Minggu saja, hukunnya boleh.

"Ada hadist yang melarang, namun itu hadits dhaif," jelasnya.

Menurut Ustadz Abdul Somad, hadist dhaif tidak bisa menjadi landasan larangan atau memperbolehkan suatu perkara.

Berikut 8 waktu yang makruh dan dilarang puasa:

1. Hari Raya Idul Fitri

Idul Fitri adalah hari kemenangan untuk seluruh umat muslim di dunia yang dimana sudah selama 1 bulan penuh menjalankan puasa Ramadhan.

Puasa yang dilaksanakan pada hari raya Idul Fitri ini merupakan puasa yang haram hukumnya.

2. Hari Raya Idul Adha

Pada tanggal 10 Dzulhijah adalah Hari Raya Kurban untuk semua umat muslim.

Pada saat tersebut, umat muslim disunahkan untuk menyembelih hewan kurban serta menyantapnya.

Diharamkan untuk berpuasa pada hari raya Idul Adha.

3. Hari Tasyrik

Umat Islam dilarang puasa pada hari Tasyrik yang jatuh dalam 3 hari berturut-turut sesudah Hari Raya Idul Adha yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijah.

Pada Idul Adha 1441 H, hari Tasyrik jatuh pada 1, 2 dan 3 Agustus 2020.

Dari riwayat Abu Hurairah r.a, Rasulullah mengutus Abdullah bin Hudzaifah agar mengelilingi Kota Mina serta menyampaikan jika,

“Janganlah kamu berpuasa pada hari ini karena ia merupakan hari makan, minum, dan berzikir kepada Allah.”

4. Hari Jumat

Hari Jumat adalah Hari Raya bagi umat Islam, sehingga dilarang berpuasa pada Hari Junat.

Puasa pada hari Jumat diperbolehkan jika ingin menunaikan puasa wajib yaitu mengqadha' atau mengganti puasa Ramadhan yang lalu.

Selain itu juga diperbolehkan apabila bertepatan dengan puasa Daud dan juga bertepatan dengan puasa sunnah lain seperti puasa Asyura, puasa Syawal serta puasa Arofah.

5. Hari Syak

Hari Syak adalah yanggal 30 Syakban dan apabila ragu sebab awal bulan Ramadhan yang belum terlihat hilalnya, maka ketidakjelasan itulah yang dinamakan dengan syak dan menurut syar’i umat muslim merupakan hari larangan untuk berpuasa.

Berpuasa pada hari tersebut diperbolehkan apabila untuk mengqodho puasa Ramadhan dan juga bertepatan dengan kebiasaan puasa seperti puasa Senin Kamis dan juga puasa Daud.

6. Puasa Sepanjang Masa

Tidak ada anjuran atau saran bagi umat muslim dalam melakukan puasa sepanjang tahun.

Akan tetapi sebagai solusi maka diperbolehkan untuk melakukan puasa Daud yaitu sehari berpuasa, sehari berbuka dan begitu pun seterusnya.

7. Wanita Saat Haid atau Nifas

Wanita yang sedang berada dalam masa haid atau nifas juga sangat dilarang untuk berpuasa, bahkan hukum dari wanita yang menjalankan puasa pada saat sedang haid atau nifas adalah berdosa.

Akan tetapi, wanita yang mengalami haid atau nifas juga harus mengganti puasa tersebut dengan puasa pada hari lainnya.

8. Wanita Tanpa Ijin Suami

Sebelum menunaikan puasa sunnah, seorang wanita yang sudah menjadi istri haruslah mendapatkan ijin dari suami terlebih dulu. Apabila suami memberi ijin, maka istri baru boleh menunaikan puasa sunnah.

Akan tetapi jika suami tidak memberikan ijin namun puasa tetap dilakukan, maka suami memiliki hak untuk memaksa istri berbuka dan tidaklah halal untuk istri yang melakukan puasa tanpa mendapat ijin dari suami sementara suami ada disitu.

Ini disebabkan karena hak suami sangat wajib untuk dilakukan dan merupakan fardu untuk istri, sementara puasa hukumnya adalah sunnah dan kewajiban tidak boleh ditinggalkan demi mengejar sunnah semata.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved