Berita Ponorogo
Banyak Pasangan Antre Adopsi Bayi Dibuang di Kabupaten Ponorogo, Ini Kata Dinsos
Mayoritas mereka yang menginginkan mengadopsi anak tersebut adalah yang belum dikaruniai momongan.
SURYA.CO.ID, PONOROGO - Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Ponorogo menerima sejumlah permohonan adopsi anak untuk bayi yang ditemukan di Desa Kutu Kulon, Kecamatan Jetis, Jumat (19/2/2021).
Kadinsos P3A Ponorogo, Supriadi menyebutkan, pihaknya sudah menerima 14 permintaan adopsi.
Jumlah tersebut belum termasuk yang datang ke kantor Dinsos Ponorogo secara langsung untuk mengajukan perawatan.
"Ke saya langsung sudah ada 14 orang. Dari luar Kabupaten Ponorogo juga ada," kata Supriadi, Senin (22/2/2021).
Mayoritas mereka yang menginginkan mengadopsi anak tersebut adalah yang belum dikaruniai momongan.
Baca juga: Cegah Penyalahgunaan Narkoba, 127 Personil Polres Blitar Kota Jalani Tes Urine
Baca juga: Batu Pirus Persia Masih Jadi Incaran Kolektor Berkat Coraknya yang Beragam
Baca juga: Dinsos Kabupaten Tulungagung : Tidak Ada Dana Kompensasi untuk Korban Covid-19
Walaupun banyak yang menginginkan, Supriadi menyebutkan proses adopsi masih panjang sebelum kepolisian selesai mengusut kasus pembuangan bayi tersebut.
"Saat ini posisi bayi masih di RSUD dr Harjono dan dalam kondisi sehat. Setelah dalam kondisi baik di rumah sakit kita bawa ke panti sosial anak dan bayi di Sidoarjo, dititipkan di sana," lanjutnya.
Jika selama dititipkan, kepolisian berhasil menemukan orang tua bayi, maka bayi tersebut akan diserahkan ke pihak keluarga.
"Tapi jika sampai dengan batas waktu yang ditentukan kepolisian, orang tua bayi tidak ditemukan maka anak tersebut menjadi anak negara dan akan diadopsikan kepada yang memang berminat," jelasnya.
Namun proses adopsi tersebut tidak di Dinsos Ponorogo melainkan di Dinsos Provinsi Jatim.
Beberapa persyaratan juga harus dipenuhi calon orang tua jika menginginkan untuk mengadopsi bayi tersebut.
"Mulai dari usia pernikahan, usia calon kedua orang tua, faktor ekonomi, faktor kesehatan, misalnya untuk mendapatkan keturunan agak sulit. Banyak yang menjadi pertimbangan," jelasnya.
Dinsos sendiri saat ini memberikan nama anak tersebut Nur, sesuai nama masjid tempat ditemukannya anak tersebut.
"Karena kebetulan ditemukannya di Masjid An Nur, jadi kita panggil Dek Nur," pungkasnya
17 Keluarga Pasien Meninggal karena Covid-19 di Kabupaten Ponorogo Batal Terima Santunan Kemensos |
![]() |
---|
Harga Cabai Rawit di Ponorogo Naik Hingga 2 Kali Lipat Jadi Rp 100 Ribu/Kg, Banyak yang Busuk |
![]() |
---|
Pandemi Covid-19, Permohonan Izin Usaha Pendirian UMKM di Ponorogo Justru Naik |
![]() |
---|
Teganya, Bayi Lima Hari Dibuang di Masjid di Ponorogo; Tangisnya Dikira Suara Kipas |
![]() |
---|
Evaluasi PPKM Mikro, Semua RT di Ponorogo Berstatus Zona Hijau dan Zona Kuning |
![]() |
---|