Berita Magetan
Sepekan Diterjang Cuaca Ekstrem, Puluhan Hektare Tanaman Melon Siap Panen di Magetan Membusuk
Cuaca ekstrem yang turun sepekan terakhir di wilayah Kabupaten Magetan, mengakibatkan petani melon merugi puluhan juta rupiah.
SURYA.CO.ID, MAGETAN - Cuaca ekstrem yang turun sepekan terakhir di wilayah Kabupaten Magetan, mengakibatkan petani melon merugi. Karena, buah melon yang siap panen itu seluruhnya membusuk, terkena ulat dan jamur.
Bahkan, disayangkan para petani, dari pemerintah kabupaten sampai hari ini belum ada perhatian.
Puluhan hektare tanaman melon yang tinggal petik itu, terlihat daunnya kering dan seluruh buahnya membusuk.
Seperti yang dialami petani melon di Desa Klagen Gambiran, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan.
"Di desa sini, seluruh petani melon gagal panen. Ini akibat terjangan cuaca ekstrem yang turun sepekan terakhir ini. Akibat cuaca ini, buah melon siap petik itu sudah busuk karena serangan jamur dan ulat," kata petani melon, Moh Rizal kepada SURYA.CO.ID, Kamis (18/2/2021).
Menurut Moh Rizal, kalau kondisi normal, setiap hektare petani di wilayah Kecamatan Maospati bisa memetik buah melon hingga delapan ton. Namun, dengan cuaca ekstrem yang turun menjelang panen ini, impian petani panen ambyar.
"Kalau cuaca normal, kami bisa panen hingga delapan ton per 1/4 hektar. Namun karena kondisi abnormal, faktor alam, bisa panen 2,5 - 3 ton per 1/4 hektare sudah relatif lumayan daripada tidak panen sama sekali," katanya sambil menunjukan buah melon yang berlubang membusuk.
Sementara, meski petani tidak mengharap bantuan dari Dinas Pertanian atau Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan yang belum ada hingga saat ini. Padahal meski bukan tanaman pokok, seperti padi, kedelai dan jagung, buah juga menunjang program pemetintah empat sehat lima sempurna.
Namun faktanya, dari awal tanam, petani buah melon tidak mendapat bimbingan. Padahal di setiap kecamatan ada penyuluh pertanian yang konon tugasnya memantau perkembangan tanaman petani.
Tapi sampai puluhan hektare tanaman melon ini ludes terkena ulat dan jamur, petugas penyuluh pertanian lapangan dari kecamatan mesti tidak tahu. Kalau penyuluh lapangan aktif, pastinya bisa memandu petani cara menanam buah melon yang baik.
"Tidak ada penyuluh pertanian lapangan masuk ke desa-desa. Kami petani berjalan sendiri-sendiri, berbekal pengetahuan pertanian konvensional, jadi kami hanya pakai ilmu kira-kira," katanya.
Mestinya kalau sejak awal ada penyuluh pertanian lapangan, kerugian petani melon hingga mencapai puluhan juta tidak akan terjadi. Karena sejak awal tidak ada penyuluh pertanian. Sehingga kerugian salah tanam atau media tanam tidak cocok bisa diantisipasi sebelumnya.
Berita Magetan
Kabupaten Magetan
petani melon di Magetan
Kecamatan Maospati
cuaca ekstrem
surabaya.tribunnews.com
SURYA.co.id
Polisi di Magetan Beri Kado Cabai Rawit Bagi Warga yang Tertib Jalankan Protokol Kesehatan |
![]() |
---|
Kepastian 430 CJH Magetan Berangkat, Masih Menunggu Pengumuman 15 Juni |
![]() |
---|
Awalnya Diremehkan, Harumnya Mawar Beri Guru SMA di Magetan Rp 2 Juta per Hari |
![]() |
---|
Satu satunya Jalan Akses Antardesa di Magetan Putus Diterjang Banjir, 200 KK Terisolasi |
![]() |
---|
Berpura-pura Beli, Pasutri di Magetan Malah Dapatkan Kalung Emas 11 Gram Seharga Rp 100.000 |
![]() |
---|