KKB Papua
Teror KKB Ancam Aset Terbesar Papua Ini Bakal Hilang, Anak Putus Sekolah Direkrut Jadi Separatis
Teror yang terus menerus dilancarkan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua bakal mengancam hilangnya aset terbesar Bumi Cenderawasih.
SURYA.co.id - Teror yang terus menerus dilancarkan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua bakal mengancam hilangnya aset terbesar Bumi Cenderawasih.
Aset itu adalah generasi penerus yang kehilangan akses pendidikan karena masalah keamanan yang terganggu oleh aktivitas KKB Papua, khususnya di Kabupaten Intan Jaya dan Nduga.
Di dua wilayah tersebut, gangguan KKB terus berlangsung hingga membuat warga di sana beserta anak-anaknya mengungsi ke wilayah lain.
Ironisnya, KKB ini juga diduga merekrut anak-anak putus sekolah untuk dilatih di hutan dan mengikuti jejak mereka.
Hal ini setidaknya telah terjadi, seorang anak diduga hasil rekrutan KKB menembak warga sipil di pasar dalam jarak dekat.

Pendidikan di Papua terganggu
Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPPAD) Papua Christian Sohilat mengatakan jika hal itu dibiarkan berlarut-larut, maka akan berdampak adanya kehilangan generasi penerus di Bumi Cenderawasih.
Menurut Christian Sohilat, konflik itu sudah membuat banyak sektor berjalan tak semestinya. Termasuk dalam hal pendidikan.
Anak-anak yang merupakan pelajar di Intan Jaya dan Nduga pun tak bisa sekolah dan mendapat pendidikan yang layak.
Sebab, konflik bersenjata telah membuat keluarga anak-anak tersebut mengungsi meninggalkan lokasi tempat tinggal mereka.
Sehingga aktivitas belajar mengajar di beberapa lokasi terpaksa berhenti karena faktor keamanan.
Padahal, jelas dia, anak-anak itu ialah generasi penerus di daerah mereka.
“Kita harus selamatkan anak-anak di sana (Intan Jaya dan Nduga) karena mereka generasi penerus.
Kalau sampai kita tidak tolong maka tidak ada lagi generasinya,” tutur Christian Sohilait, Rabu (10/2/2021).
Melansir Kompas.com (grup SURYA.co.id), pihaknya akan segera melakukan pendataan terhadap pelajar yang terdampak konflik bersentara di Intan Jaya dan Nduga.
Dia juga mengusulkan pembangunan asrama untuk menampung anak-anak yang pindah dari tempat tinggal mereka dan berhenti bersekolah,
“Semua anak-anak di daerah panas kita akan kumpul di Keneyam (ibu kota Nduga) dan saya sudah koordinasi dengan Bappenas agar membangun asrama di sana dan kita tampung," tutur Christian.
Tak hanya ke wilayah Keneyam, warga di Nduga juga sebagian berpindah ke Kabupaten Lanny Jaya dan Jayawijaya.
"Anak-anak di Wamena (Jayawijaya) dan Lanny Jaya, kita akan minta agar anak-anak tersebut bisa tersebar di sekolah yang ada di sana," tandas Christian Sohilait.
KKB rekrut anak putus sekolah
Sementara itu, KKB terus menebar teror dan ancaman kepada masyarakat di Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Terkini, tersiar kabar KKB diduga merekrut anak-anak putus sekolah yang ada di Bumi Cenderawasih tersebut untuk melancarkan aksinya.
Menurut Kapolres Intan Jaya, AKBP I Wayan G Antara mengakui adanya dugaan aksi KKB yang merekrut anak putus sekolah di wilayah hukumnya.
Modusnya adalah, anak putus sekolah tersebut usai direkrut lalu diajak masuk ke hutan kemudian dilatih oleh KKB.
Kapolres pun menduga pelaku penembakan terhadap pedagang juga merupakan anak putus sekolah.
“Beberapa bulan ini menghilang, mungkin ke hutan karena memang anak-anak putus sekolah ini yang direkrut KKB. Kalau dilihat usianya pelaku yang melakukan penembakan memang kami duga juga masih usia muda,” kata Wayan, Rabu (10/2/2021).
Melansir Kompas.com, Wayan menjelaskan, identitas terduga pelaku penembakan itu diketahui berdasarkan keterangan saksi-saksi.
Lama tak muncul, pelaku tiba-tiba datang berpura-pura menjual minyak tanah.
Ini merupakan kejadian kali terakhir ketika KKB menembak seorang warga sipil di Kampung Bilogai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Senin petang (8/2/2021).
“Saksi yang merupakan tetangga korban sering melihat pelaku belanja, tapi beberapa bulan tidak muncul-muncul lagi dan tahu-tahu bikin ulah penembakan itu," ujar Wayan.
Pelaku yang mulanya mengaku menjual minyak tanah, menembak wajah warga sipil tersebut hingga mengalami luka cukup parah. Korban kemudian dirawat di Mimika.
Lebih lanjut Wayan mengungkapkan, pihaknya juga belum memastikan pelaku tergabung dalam kelompok KKB mana, sebab cukup banyak kelompok-kelompok KKB.
Namun menurutnya ada dua kelompok yang aktif di Intan Jaya.
“Kami belum tahu karena masih penyelidikan. Tapi, di sini kelompoknya Undinus Kogoya dan Sabinus Waker yang terus berulah,” sambung Kapolres.
Sementara itu, data dari Polda Papua menyebutkan KKB hingga saat ini sudha beraksi sebanyak 49 kali di tujuh kabupaten.
Dari jumlah itu 23 aksi diantaranya dilakukan di Intan Jaya, 9 kali di Mimika, 8 kali di Nduga, 6 kali di Pegunungan Bintang dan 1 kali di Keerom.
Aksi KKB mengakibatkan 17 orang yang tewas. 12 orang di antaranya merupakan warga sipil, 4 anggota TNI dan 1 polisi.
DPR minta pemerintah selesaikan konflik dengan dialog

Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin meminta pemerintah pusat, pemerintah daerah, Panglima TNI, dan Kapolri untuk menentukan sikap dan langkah guna mengatasi konflik yang melibatkan KKB di Papua.
Azis pun meminta Pemerintah untuk membuka ruang dialog bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat di Intan Jaya Papua.
"Untuk menciptakan rekonsiliasi dan perundingan damai yang dapat menghentikan aksi KKB," kata Azis dikutip dari Antara, Kamis (11/2/2021).
Azis mengatakan, sikap pemerintah tersebut sangat penting karena keberadaan KKB sudah mengancam keamanan hidup masyarakat Papua.
Ia khawatir, konflik yang melibatkan KKB tidak kunjung usai dan masih ada banyak teror yang menyebabkan bertambahnya korban.
Politikus Partai Golkar itu juga meminta personel keamanan ditambah di titik-titik rawan terjadinya teror oleh KKB kepada masyarakat setempat.
"Kebijakan itu harus segera dilakukan agar keamanan masyarakat dapat dipastikan terjaga dengan baik," kata Azis.
Aksi teror yang dilakukan KKB kerap kali terjadi di Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Terbaru, anggota KKB menembak seorang warga sipil di Kampung Bilogai, Distrik Sugapa, Intan Jaya, Senin (8/2/2021).
Bupati Intan Jaya Natalis Tabuni mengungkapkan, adanya KKB itu membuat warga ketakutan hingga beberapa di antara mereka terpaksa mengungsi.
Artikel ini telah tayang di Kompas TV dan Kompas.com dengan judul "DPR Minta Pemerintah Buka Ruang Dialog Hentikan Aksi KKB di Papua"