Citizen Reporter

BEM FIB Unair Ajak Anak-anak Kembali ke Buku dan Mainan Tradisional

Melalui kegiatan bertajuk Desa dan Kampung Mitra 3.0 (Deputra), BEM FIB Unair mendirikan taman baca.

Penulis: Endah Imawati | Editor: Parmin
Foto: bem fib unair
Anak-anak beraktivtas di Taman Baca Keputih Timur Pompa Air Surabaya. 

SURYA.co.id | Upaya memupuk kesadaran masyarakat akan pentingnya budaya membaca sejak dini kepada anak-anak dilakukan oleh Pengmas Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (Unair).

Melalui kegiatan bertajuk Desa dan Kampung Mitra 3.0 (Deputra), BEM FIB Unair mendirikan taman baca dengan memanfaatkan pos serbaguna yang ada di Keputih Timur Pompa Air Surabaya.

"Program taman baca ini direalisasikan sebagai upaya kami untuk turut serta dalam meningkatkan literasi masyarakat terutama di Keputih Pompa Air, apalagi di sini banyak anak," ungkap Nanda Elna, Ketua pelaksana Deputra 2021.

Pos serbaguna yang biasanya hanya digunakan untuk ronda dan kegiatan PKK itu disulap menjadi taman baca yang nyaman.

Proses pembuatannya pun dilakukan oleh para mahasiswa FIB Unair mulai dari nol.

"Proses pembuatannya tidak memakan waktu lama. Kami menyiapkan sendiri selama kurang lebih seminggu," lanjut Nanda saat ditemui pada peresmian taman baca, Minggu (7/2/2021).

Buku-buku yang tersedia di taman baca itu juga beragam. Mereka menyediakan mulai dari buku pelajaran, buku dongeng, buku fiksi, hingga buku umum lainnya. Tak hanya itu, disediakan pula permainan tradisional seperti congklak.

"Bukunya itu hasil donasi teman-teman FIB Unair. Jenisnya macam-macam ya dari buku pelajaran, dongeng, pokoknya sesuai dengan bacaan anak-anak," tutur mahasiswa Ilmu Sejarah itu.

Kegiatan itu disambut hangat warga sekitar, khususnya RT setempat yang juga memiliki keinginan membangunkan anak-anak taman baca agar tidak suntuk belajar di rumah. Mereka mendukung aksi para mahasiswa itu.

"Senang rasanya kegiatan yang dibuat oleh mahasiswa dapat bermanfaat bagi warga. Ternyata sebenarnya mereka juga memiliki keinginan untuk membuat taman baca, tetapi belum terealisasikan," ujar Nanda.

Mengingat kondisi yang masih pandemi, disediakan penyanitasi tangan.

Anak-anak yang berkunjung harus memakai masker serta menjaga jarak. Meski demikian, ketika mendapatkan bacaan yang menarik, mereka kerap bergerombol karena ingin tahu.

Ke depannya, taman baca akan dipantau secara berkala untuk memastikan buku-buku tetap terjaga agar manfaatnya dapat terus dirasakan.

Dengan demikian, anak-anak mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved