Techno
Dampak Penggunaan WhatsApp Mod atau WA GB yang Viral di Twitter, Sebelumnya Ramai Kebijakan Baru
Inilah dampak penggunaan WhatsApp Mod atau WA GB yang baru-baru ini viral di Twitter. Sebelumnya heboh kebijakan baru.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Inilah dampak penggunaan WhatsApp Mod atau WA GB yang baru-baru ini viral di Twitter.
Seperti diketahui, WhatsApp jadi sorotan semenjak adanya wacana kebijakan baru tentang privasi.
Tak cuma itu, WhatsApp juga jadi perbincangan warganet Twitter karena adanya informasi tentang WhatsApp vers mod atau disebut WA GB.

• Usai Ramai Isu Kebijakan Privasi WhatsApp, Ini Cara Mengetahui Data yang Diambil oleh Aplikasi WA
• Apa itu WhatsApp GB? Viral di Media Sosial, Ini Bahaya Menggunakan Aplikasi WA MOD
Disebutkan, aplikasi WhatsApp mod cenderung mengganggu privasi antar pengguna WhatsApp lain.
Awalnya, kabar soal WhatsApp mod yang meresahkan ini diunggah oleh akun base Twitter @subtanyarl.
"Tanyarl gue di tiktok ngasih tau bahaya nya WA GB, ngasih tau privasi, tapi malah diserang wa gb user :") dikatain fisik, plesetin nama gue, sumpah dah pada kenapa," tulis Twitter @subtanyarl.
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Penggunaan WhatsApp Mod atau "WA GB" Ramai di Medsos, Apa Dampaknya?'
Menanggapi hal itu, Security Digital Trainer Yerry Niko Borang mengatakan WhatsApp mod atau WA GB merupakan aplikasi di luar aplikasi resmi yang menawarkan fitur-fitur tambahan, dan dapat digunakan.
"Ada banyak WhatsApp mod. Beberapa menawarkan fitur berkirim gambar dan video dengan kualitas HD, artinya tanpa dikompresi seperti dalam aplikasi WhatsApp resmi," ujar Yerry saat dihubungi Kompas.com, Rabu (3/2/2021).
Ia menambahkan, aplikasi WhatsApp mod ini tidak diperoleh berdasarkan unduhan yang ada di PlayStore, layaknya pengunduhan aplikasi secara resmi pada umumnya.
"Jadi harus mencari atau mengunduh file APK (terutama Android) di internet," lanjut dia.
Yerry menjelaskan, sejauh ini perbedaan WhatsApp mod dan WhatsApp resmi hanya pada fitur tambahan saja.
Terkait keamanan, tentunya WhatsApp mod menjadi perhatian.
Sebab, karena aplikasi ini tidak resmi, maka jika terjadi suatu hal yang tidak diharapkan, pihak WhatsApp tidak bisa melindungi atau bertanggungjawab.
"Tentu ini praktek tidak aman, karena memakai aplikasi tidak resmi sebenarnya sangat berbahaya dan tidak direkomendasikan," ujar Yerry.
"Dan hampir semua aplikasi ini gratis, jadi sesungguhnya kita membayarnya ya dengan data kita," lanjut dia.
Selain itu, dengan memakai WhatsApp mod, artinya si pengguna telah memberi hak akses eksklusif kepada aplikasi tersebut layaknya menyerahkan diri.
Akibatnya, data password, nomor, dan semua data unik di WhatsApp telah diserahkan oleh pengguna.
Menurut Yerry, umumnya tindakan ini dilakukan dalam perjanjian penggunaan yang berbahasa Inggris dan jalan sekali baca End User Aggreement (EUA).
"Karena biasanya kita akan mengklik 'OK' untuk segera bisa memakainya.
Biasanya kita secara resmi menyerahkan segala data unik ke aplikasi," lanjut dia.
Sementara itu, Yerry mengatakan bahwa ada masyarakat yang ingin menggunakan WhatsApp mod cenderung berpikir "ah saya kan tidak punya data rahasia".
Namun, data mining ini lebih banyak bersifat global, anonim.
Ia menjelaskan, oknum WhatsApp mod mencari data ini dari adanya kecenderungan jutaan orang.
Tetapi, tentu saja data unik per pribadi juga disedot dan kita tidak tahu akan terjadi informasi-informasi seperti ini.
"Bayangkan jika foto sensitif kita muncul 20 tahun lagi saat seseorang mencalonkan diri jadi pejabat negara, nah ancamannya juga bisa seperti itu," terang Yerry.
Kebijakan baru WhatsApp
Diberitakan sebelumnya, publik dibuat heboh dengan kemunculan notifikasi yang meminta persetujuan adanya kebijakan privasi baru dari WhatsApp.
Notifikasi tersebut memunculkan kekhawatiran terkait keamanan data para pengguna.
Namun, WhatsApp akhirnya memundurkan tanggal berlakunya kebijakan baru ini.
Tujuannya agar pengguna lebih memahami maksud kebijakan baru WhatsApp.
Sembari menunggu kebijakan baru ini benar-benar diterapkan, WhatsApp juga berupaya meyakinkan pengguna bahwa pembaruan ini "aman" untuk pengguna WhatsApp.
Berikut rangkum strategi dan upaya yang telah dilakukan WhatsApp, dilansir dari Kompas.com dalam artikel '4 Upaya WhatsApp agar Tak Ditinggal Penggunanya, Singgung Apple hingga Bikin Status WA'
1. Menerbitkan klarifikasi awal
Pengguna di Indonesia sendiri mulai mendapatkan notifikasi bahwa bakal ada penerapan kebijakan baru pada 7 Januari 2021.
Hanya berselang dua hari, WhatsApp kemudian mengklarifikasi bahwa pembaruan kali ini berfokus pada interaksi antara pengguna dengan WhatsApp Business.
Menurut laman FAQ WhatsApp, pelaku bisnis yang menggunakan infrastruktur hosting Facebook akan dapat mengelola obrolan WhatsApp, menjawab pertanyaan, dan mengirimkan informasi berguna seperti tanda terima pembelian dengan pelanggan mereka.
Ketika pengguna memilih berkomunikasi dengan pelaku bisnis yang menggunakan infrastruktur hosting Facebook ini, baik melalui telepon, e-mail, atau WhatsApp, pelaku bisnis dapat menggunakan informasi tersebut untuk tujuan pemasarannya, mungkin juga termasuk iklan di Facebook.
Meski demikian, pengguna masih diberikan kebebasan untuk memilih, apakah mereka ingin berinteraksi dengan akun bisnis tersebut atau tidak.
Sedangkan terkait masalah berbagi data dengan Facebook, WhatsApp mengatakan hal ini sebenarnya sudah dilakukan WhatsApp sejak 2016.
Namun, data terbatas yang dibagikan kepada Facebook tersebut hanya di ranah backend untuk kebutuhan infrastruktur perusahaan.
Pembaruan kali ini tidak mengubah hal tersebut.
WhatsApp turut menegaskan bahwa dalam kebijakan baru, pihaknya masih menggunakan sistem enkripsi secara end-to-end, sehingga baik WhatsApp maupun Facebook tidak dapat mengakses percakapan pribadi pengguna.
2. Tepis rumor
Pada 12 Januari 2021, melalui sebuah utas, WhatsApp secara langsung menepis rumor dan kekhawatiran yang berbedar di antara pengguna, khususnya soal berbagi data.
"Kami ingin mengklarifikasi beberapa rumor dan menjelaskan bahwa kami 100 persen akan terus melindungi pesan pribadi Anda dengan enkripsi ujung ke ujung," tulis WhatsApp.
Melalui sebuah foto yang turut dilampirkan, WhatsApp menegaskan beberapa hal.
- WhatsApp tidak dapat melihat pesan pribadi mendengar percakapan telepon pengguna, begitu juga dengan Facebook
- WhatsApp tidak mencatat dan menyimpan pesan ataupun panggilan yang pengguna lakukan
- WhatsApp tidak dapat melihat lokasi yang pengguna bagikan, begitupun Facebook
- WhatsApp tidak membagi kontak pengguna dengan Facebook
- WhatsApp grup tetap bersifat pribadi
Selain itu, WhatsApp menyarankan pengguna untuk mengaktifkan opsi pesan sementara, sehingga isi pesan tidak akan bersifat permanen.
"Pembaruan kebijakan privasi kami tidak mempengaruhi privasi pesan Anda dengan teman atau keluarga," tulis WhatsApp, masih di utas yang sama.
WhatsApp juga menyarankan pengguna untuk mempelajari lebih lanjut terkait bagaimana aplikasinya melindungi privasi pengguna melalui tautan ini: LINK
3. Pendiri Facebook yakinkan kebijakan baru WhatsApp "Aman"
CEO Facebook Mark Zuckerberg akhirnya angkat bicara soal pembaruan WhatsApp ini.
Dalam pemaparan hasil pendapat Facebook pada kuartal IV-2020, Zuckerberg membela kebijakan baru yang digulirkan oleh anak perusahaannya itu.
Sebagaimana dihimpun dari Mobile World Live, dalam kesempatan tersebut, Zuck mengklaim kemampuan perlindungan data yang dimiliki WhatsApp lebih tangguh ketimbang layanan pesan Apple, iMessage.
Zuck juga berulang kali meyakinkan investor bahwa perubahan kebijakan WhatsApp ini dirancang untuk menyederhanakan transaksi pengguna dengan pelaku bisnis, bukan untuk menambah informasi yang dikumpulkan oleh Facebook.
Pendiri Facebook ini menegaskan bahwa WhatsApp dan Messenger adalah aplikasi yang telah dilindungi enkripsi ujung-ke-ujung dan tidak akan terpengaruh oleh pembaruan berbagi data tersebut.
Dengan arti lain, kebijakan baru yang digulirkan WhatsApp ini diklaim aman.
4. WhatsApp buat status
Untuk pertama kalinya, WhatsApp mengunggah status di aplikasi miliknya.
Langkah ini ditempuh WhatsApp agaknya juga untuk menjawab kegundahan para pengguna terkait kebijakan barunya tersebut.
Ada empat slide status yang diunggah WhatsApp, Jumat (29/1/2021).
Pada status pertamanya, WhatsApp menuliskan akan mulai menggunakan fitur status untuk memberikan informasi terbaru terkait aplikasinya, termasuk soal pembaruan kebijakan dan fitur baru.
Selanjutnya, WhatsApp kembali menegaskan soal komitmennya terhadap privasi pengguna di status kedua.
Sedangkan di status ketiga, WhatsApp menuliskan bahwa pihaknya tidak bisa mendengar ataupun membaca telepon dan pesan pengguna karena terlindungi dengan enkripsi ujung-ke-ujung.
"Nantikan update lebih lanjut," tulis WhatsApp di slide status terakhir.(*)