Berita Tulungagung
Paguyuban Pedagang Pasar Tamanan Tulungagung: Bohong Kabar 3 Pedagang Meninggal karena Covid-19
Situasi Pasar Rakyat Tamanan sepi akibat tiga pedagang dikabarkan meninggal karena Covid-19.
Penulis: David Yohanes | Editor: Parmin
SURYA.CO.ID | TULUNGAGUNG - Para pedagang Pasar Rakyat Tamanan, Kecamatan Tulungagung resah dengan isu penutupan pasar pada Minggu (24/1/2021) dan Senin (25/1/2021) besok.
Penutupan ini dikabarkan karena ada tiga pedagang yang meninggal dunia karena Covid-19.
Penutupan dilakukan untuk keperluan sterilisasi oleh Satgas Percepatan Penanganan covid-19, untuk memutus penularan.
Namun, kabar tersebut dibantah oleh Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Rakyat Tamanan, Supri.
Dia memastikan, tiga nama pedagang yang dirumorkan terpapar virus corona itu bohong.
“Hasil swab yang dikeluarkan oleh RSUD dr Iskak menyatakan, tiga pedagang itu negatif (Covid-19),” ungkap Supri, Minggu (24/1/2021).
Diakui Supri, sempat ada rencana penutupan pasar untuk sterilisasi pada hari ini dan besok.
Namun rencana itu direvisi, sehingga para pedagang tetap bisa berjualan.
Sayangnya pengumuman penutupan itu terlalu cepat, sehingga banyak pedagang yang tidak berjualan.
“Jika memang ada temuan pedagang yang positif Covid-19, kami minta ditindaklanjuti. Periksa semua pedagang di Pasar Rakyat Tamanan,” ucap Supri.
Diakui Supri, jika isu ini terus berkembang maka akan merugikan para pedagang.
Sebab para pembeli akan takut datang ke pasar, sehingga omset pedagang menurun.
Menurut Kepala UT Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Tulungagung, Zainu Mansyur, hari ini sebenarnya Pasar Rakyat Tamanan buka sepenuhnya.
“Pasar ini tempat vital untuk pemenuhan kebutuhan bahan pangan warga. Hari ini sebenarnya tetap buka,” terang Zainu.
Diakui Zainu, isu penutupan pasar ini karena kabar di sekitar pasar banyak yang terinfeksi virus corona.
Kabar itu sampai ke Satgas, dan direspon dengan rencana sterilisasi.
Namun ternyata hari ini juga tidak ada kegiatan sterilisasi, sementara sebagian besar pedagang terlanjur tidak jualan.
“Kami tidak bisa mendeteksi dan tidak tahu pedagang mana yang terpapar. Kami hanya mengikuti keputusan dari Satgas,” ucap Zainu. (David Yohanes)
--