Kehebatan KRI Soeharso 990 TNI AL, Kapal Rumah Sakit yang Diterjunkan Bantu Korban Gempa Mamuju
Inilah spesifikasi dan kehebatan KRI Soeharso 990 TNI AL yang diterjunkan untuk membantu korban gempa di Mamuju, Sulawesi Barat.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Inilah spesifikasi dan kehebatan KRI Soeharso 990 TNI AL yang diterjunkan untuk membantu korban gempa di Mamuju, Sulawesi Barat.
Kapal rumah sakit ini telah tiba dan bersandar di dermaga Pangkalan TNI AL (Lanal) Mamuju, Sulawesi Barat, Selasa (19/1/2021).
Keterlibatan kapal rumah sakit ini merupakan dalam rangka melaksanakan tugas operasi kemanusian membantu para korban bencana alam gempa di Sulawesi Barat.

Baca juga: Sosok Sertu Palemba Anak Buah Jenderal Andika Perkasa yang Jadi Tameng Keluarganya Saat Gempa Mamuju
Baca juga: Foto Jadul Jenderal Andika Perkasa Kenakan Baret Kopassus Jadi Sorotan, Dikomen Artis dan Pengacara
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'TNI AL Terjunkan Kapal Rumah Sakit Bantu Korban Gempa Mamuju'
"Kapal rumah sakit TNI AL membawa 56 personel satgas disambut langsung Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) VI, Laksma TNI Benny Sukandari," demikian keterangan tertulis Dinas Penerangan Angkatan Laut (Dispenal), Selasa (19/1/2021).
Kapal jenis Landing Platform Dock (LPD) ini membawa barang bantuan berupa makanan, minuman, beras, gula, minyak goreng, teh, kopi bubuk, obat- obatan, material alat kesehatan, dan masker.
Selain itu, juga membawa material bangunan seperti tiang pancang, trafo 33 unit, alat bantu lapangan, pakaian dan peralatan mandi.
Material lain yang dibawa dalam rangka pelaksanaan bantuan medis yakni tenda serba guna 4 unit, tenda pleton 4 unit, velbed 30 unit, sprei, sarung bantal, selimut, hingga sarung tangan.
Sementara itu, bahan makanan yang dibawa seperti, roti kabin, daging kaleng, ikan kaleng, buah kaleng, dan susu bubuk.
Material bantuan ini berasal Pangkoarmada II, Dispotmar, Diskes Koarmada II, Lantamal V Surabaya, PLN, Dopusbektim, Dispsikologi, Disbekal dan alumni AAL angkatan 44 (Moro Cakra) serta PT Berlian Nusantara.
Melansir dari Wikipedia, KRI dr. Soeharso 990 (sebelumnya bernama KRI Tanjung Dalpele (972) adalah kapal jenis Bantu Rumah Sakit (BRS).
Awalnya kapal ini berfungsi sebagai Bantu Angkut Personel (BAP) bernama KRI Tanjung Dalpele (972), karena perubahan fungsi maka pada tanggal 17 September 2008 di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, dikukuhkan oleh KASAL saat itu Laksamana TNI Slamet Soebijanto.
Pada saat bernama KRI Tanjung Dalpele (972), kapal ini adalah kapal serba guna yang berfungsi sebagai kapal bantu angkut personel (BAP), kapal bantu rumah sakit (BRS) serta dapat mendaratkan dua heli jenis Super Puma.
Kapal ini diklasifikasikan sebagai kapal LPD (Landing Platform Dock).
Nama Dalpele diambil dari sebuah tanjung yang terletak di pulau paling timur gugusan pulau di Provinsi Papua.
Nama tanjung tersebut diabadikan sebagai nama KRI karena di tempat itu para sukarelawan yang terdiri atas putra-putri terbaik Indonesia rela mengorbankan jiwa ketika berlangsungnya operasi Komando Trikora untuk membebaskan Irian Barat.
Kapal produksi Daesun Shipbuilding and Eng.Co.Ltd Pusan Korea Selatan ini tiba di Indonesia 21 September 2003.
Seiring dengan kebutuhan TNI AL secara umum dalam menjalankan tugas-tugas negara, TNI AL memesan 2 unit kapal yang menyerupai kapal ini dan telah beroperasi dan diberi nama KRI Surabaya dan KRI Makassar.
Nama dr. Soeharso diambil dari nama seorang dokter orthopedi (dokter ahli bedah tulang) yakni Prof. dr. Soeharso nama yang sama dengan nama rumah sakit orthopedi dan rehabilitasi di Solo.
Ia telah banyak berjasa selama masa perjuangan kemerdekaan membantu menolong dan merehabilitasi pejuang yang mengalami cacat anggota gerak tangan dan kaki akibat peperangan.
Kapal ini berbobot 11.394 ton kosong dan 16.000 ton berisi penuh.
Kapal sepanjang 122 meter, lebar 22 m, dan draft 4,9 m ini mempunyai geladak yang panjang dan luas sehingga mampu mengoperasikan dua buah helikopter sekelas Super puma sekaligus.
Kapal ini juga dilengkapi sebuah hanggar untuk menampung helikopter satu lagi dan juga melakukan perawatan terhadap helikopter.
Sebagai kapal rumah sakit, telah disediakan 1 ruang UGD,1 ruang ICU,1 ruang post operasi (RR), 3 ruang bedah (2 steril, 1 non steril), 6 ruang poliklinik, 14 ruang Penunjang Klinik dan 2 ruang perawatan dengan kapasitas masing-masing 20 tempat tidur.
Baca juga: Profil Brigjen TNI Izak Pangemanan, Anak Buah Jenderal Andika Perkasa Terobos Daerah Rawan KKB Papua
Baca juga: Jenderal Andika Perkasa Gerak Cepat Bantu Korban Gempa Mamuju, Kirim Logistik hingga Helikopter
Kapal ini memiliki 75 anak buah kapal (ABK), 65 staf medis dan mampu menampung 40 pasien rawat inap.
Jika dalam keadaan darurat, KRI DR Soeharso juga dapat menampung 400 pasukan dan 3000 penumpang.
Dalam fungsinya sebagai kapal angkut, kapal ini mampu mengangkut 14 truk/tank dengan bobot per truk/tank 8 ton, 3 helikopter tipe Super Puma, 2 Landing Craft Unit (LCU) tipe 23 M dan 1 hovercraft.
Persenjataan, kapal ini dilengkapi senjata 2 pucuk meriam Penangkis Serangan Udara (PSU) Rheinmetall 20mm
Tenaga penggeraknya adalah mesin diesel.
Riwayat Penugasan
- Operasi bhakti sosial kesehatan setiap tahun (Surya Bhaskara Jaya dan Baksos TNI Terpadu) di pulau-pulau terdepan dan pulau terpencil
- Operasi bantuan bencana tsunami 2004
- Operasi bantuan bencana gempa sumbar 2009
- Operasi penanggulangan bencana kabut asap Kalimantan 2015