Citizen Reporter

Semangat Zahra Donasikan Buku Jadi Motivasi Pendirian Taman Baca di Sumbersari

Dengan dibukanya Taman Baca Zahra itu, diharapkan menjadi pemantik kecil untuk menggugah semangat literasi.

Editor: Cak Sur
Istimewa
Taman Baca Zahra juga ikut serta mengembangkan literasi budaya bagi anak-anak usia dini. Salah satunya dengan menggalakkan permainan tradisional yang akan menjadi agenda rutin. 

SURYA.CO.ID, MALANG - Karang Taruna Sumbersari meluncurkan program baru bertajuk kampung ramah anak wisata literasi. Itu berupa Taman Baca di Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Minggu (20/12/2020).

Taman Baca di Sumbersari dibentuk sebagai upaya meningkatkan literasi masyarakat agar minat membaca dan semangat belajar masyarakat lebih tinggi.

Leman, selaku Ketua Karang Taruna Kelurahan Sumbersari mengharapkan masyarakat Sumbersari khususnya yang berlokasi di sekitar taman baca itu bisa memanfaatkannya. Ia menginginkan masyarakat yang kuat dalam hal literasi.

“Misalnya tentang bercocok tanam. Di sini kami sediakan buku tentang agrobisnis atau buku bertanam dengan cara mudah untuk anak-anak,” tambah Leman.

Dia mengatakan, sebagai dukungan untuk taman baca ini, pihaknya juga membuka pintu selebar-lebarnya bagi donatur yang ingin berbagi buku untuk taman baca ini. Siapa pun yang peduli terhadap peningkatan literasi di Sumbersari akan diterima dengan senang hati.

Sementara itu, inisiator taman baca di lingkungan Sumbersari, Hari Pendek mengatakan, membaca yang menjadi bagian dari literasi merupakan sesuatu yang sangat penting.

Maka dari itu, dia sangat mengapresiasi kerja kolaboratif antara Karang Taruna Sumbersari dan masyarakat sekitar.

Hari Pendek juga menjelaskan, dipilihnya nama Zahra menjadi nama taman baca di wilayah Sumbersari itu.
Nama Zahra diambil dari nama gadis sembilan tahun yang mendonasikan buku untuk taman baca itu.

“Di tempat tinggalnya, Zahra sehari-hari mengayuh sepeda dengan keranjang berisikan buku untuk mengajak teman-temannya menikmati berbagai buku koleksinya,” cerita pria yang akrab disapa Pendek itu.

Dia menambahkan, semangat literasi yang ditunjukkan oleh anak berusia sembilan tahun itu menjadi motivasi tersendiri baginya dan teman-teman penggagas taman baca itu. Mereka ingin semangat itu menular pada yang lain.

“Mudah-mudahan semangat literasi Zahra mampu menjadi motivasi bagi kita semua untuk peduli dan terus meningkatkan literasi,” imbuhnya.

Selain itu, Taman Baca Zahra itu akan ikut serta mengembangkan literasi budaya bagi anak-anak usia dini. Salah satunya dengan menggalakkan permainan tradisional yang akan menjadi agenda rutin. Itu agar anak-anak usia dini tidak melupakan permainan yang dulu pernah digandrungi dan menjadi ciri khas bangsa ini.

“Sangat jarang anak muda melirik permainan tradisional. Misalnya lompat tali, engklek, dan permainan tradisional lainnya. Ditambah lagi dengan maraknya gawai yang membuat anak-anak kurang berinteraksi dengan teman dan lingkungannya,” ujar Joko, salah seorang penggagas Taman Baca Zahra.

Saat ini, menurut Joko, minat baca begitu penting bagi generasi muda. Apabila mengacu pada survei yang dilakukan oleh UNESCO, Indonesia menjadi negara di urutan kedua dari bawah soal literasi dunia artinya minat baca sangat rendah. Ditambahkannya, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001 persen. Itu dapat diartikan bahwa dari 1.000 orang Indonesia, hanya satu orang yang rajin membaca.

Dengan dibukanya Taman Baca Zahra itu, diharapkan menjadi pemantik kecil untuk menggugah semangat literasi. Jika itu berkembang, semakin banyak orang memanfaatkan literasi dalam kehidupan.

Hasbilah Ahmad Ferdianto
Penulis aktif di Komunitas Literasi Perpustakaan Trotoar Malang
trotoar.pustaka@gmail.com

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved