Citizen Reporter

Scientist Muda dari Desa di Gresik Raih Juara Kompetisi Internasional

Tim peneliti muda dari SMA Hidayatus Salam menciptakan salep penyembuh luka yang berasal dari rumput grinting (Cynodon Dactylon).

Editor: Cak Sur
Istimewa
Tim peneliti muda dari SMA Hidayatus Salam menciptakan salep penyembuh luka yang berasal dari rumput grinting (Cynodon Dactylon). 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Kompetisi karya ilmiah tingkat internasional, yakni Indonesia International Applied Science Project Olympiad 2020 (I2ASPO) menggelar Awarding Ceremony secara virtual melalui aplikasi Zoom dan live Youtube IYSA Official.

Kompetisi yang diadakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) bekerja sama dengan Institut Teknologi 10 November (ITS Surabaya) telah berjalan sejak 18 Desember 2020.

12ASPO yang diadakan pada Rabu (23/12/2020), diikuti sekitar 450 tim baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Peserta luar negeri antara lain berasal dari Iran, Korea Selatan, Palestina, Filipina, Hong Kong, Vietnam, Peru, Bosnia, Hezegowina, Turki, USA, Ekuador, Nepal, Singapura, Malaysia, Romania, Republik Belarus, Makau dan Mexico.

Pada malam penganugerahan itu, diumumkan beberapa kategori award yang terdiri atas peraih Gold Medal, Silver Medal dan Bronze Medal.

Menjadi perhatian menarik, salah satu sekolah SMA swasta dari Desa Lowayu, Kabupaten Gresik, yakni SMA Hidayatus Salam menjadi juara dalam kategori Silver Medal level SMA.

Dengan judul penelitian Salting Grinting Grass as a Wound Healing Oinment, tim peneliti yang terdiri atas lima siswa itu menuai pujian. Mereka adalah Nikita Khoirunnisa (ketua), Khozinatul Mahmudah, Windi Nur Apriliya, Sadiyyah Divamia Amanda dan Siti Nur Hamidah.

Tim peneliti muda dari SMA Hidayatus Salam menciptakan salep penyembuh luka yang berasal dari rumput grinting (Cynodon Dactylon). Rumput grinting menjadi gulma yang sangat merugikan di lahan pertanian maupun perkebunan di daerah sekitar Lowayu.

Rumput itu mengandung minyak esensial triticin 12,4 persen dan konstituen kimia lainnya yakni glikosida, saponin, tanin, flavonoid dan karbohidrat 16. Kandungan kimia itu tidak diketahui banyak orang, sehingga tim peneliti berinisiatif melakukan uji mandiri di Lab SMA Hidayatus Salam yang didampingi oleh Tohari Anwar, sarjana kimia dari Universitas Airlangga.

Mereka berhasil menghasilkan salep penyembuh luka dengan nama Salting. Salep itu sudah diproduksi dan digunakan oleh masyarakat sekitar disertai bukti uji fitokimia, uji daya lekat, uji daya sebar, uji daya larut dan uji respons konsumen.

Melalui serangkaian proses penelitian, tim peneliti SMA Hidayatus Salam membuktikan tidak ada keterbatasan yang mampu menghalangi karya mereka meraih juara dalam kompetisi internasional. Meskipun dari bahan sederhana, yakni sebuah rumput yang umumnya menjadi gulma bagi masyarakat, namun mampu diolah menjadi sebuah produk yang berkhasiat bagi masyarakat sekitar.

Itu membawa semangat bagi para peneliti muda lainnya, bahwa proses penelitian adalah hal yang menarik dilakukan. Itu karena hasil penelitian dapat turut memberikan sumbangsih dalam menjawab permasalahan masyarakat Indonesia dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang ditekuni.

Nur Rohimatul Lailah
Guru di SMA Hidayatus Salam Gresik
nurlailah88@gmail.com

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved