Berita Surabaya
Mengintip Program Titip Angon dan Titip Kurban di Puspenerbal, Kemitraan Tentara dan Peternak
TNI AL di bawah Pusat Penerbangan AL (Puspenerbal) mempunyai inovasi berkepanjangan dalam ikut merealisasikan Program Ketahanan Pangan.
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SURABAYA - TNI AL di bawah Pusat Penerbangan AL (Puspenerbal) mempunyai inovasi berkepanjangan dalam ikut merealisasikan Program Ketahanan Pangan.
Puspenerbal menggandeng peternak kambing membuat Program Titip Angon dan Tiip Kurban.
Dengan ketersediaan lahan yang luas, Puspenerbal mengkonversikannya menjadi sentra peternakan kambing yang prospektif dari prajurit untuk prajurit.
Sebuah Program kolaborasi antara tentara dan peternak dalam budidaya ternak kambing unggul.
Cukup dua tahun, sudah bisa menghasilkan paling tidak lima kambing anakan terbaik.
Selain bisa memenuhi kebutuhan ternak dan daging kambing, Puspenerbal juga bisa memenuhi kebutuhan hewan Kurban.
Program Titip Angon dan Titip Kurban ini resmi dilakukan soft launching di areal 2,5 hektare di Kompleks Puspenerbal, Minggu (17/1/2021).
"Tidak saja sistem ternak yang terukur dan modern. Ada barcode kambing sehingga perkembangan dan berat kambing akan selalu termonitor lewat aplikasi. Semua dari prajurit untuk prajurit," kata Komandan Puspenerbal Laksamana Muda TNI Edwin.
Edwin bersama seluruh staf Puspenerbal hadir dalam peluncuran Titip Angon dan Titip Kurban ini.
Puspenerbal cukup menyediakan lahan dan kandang. Kambing disuplai peternak.
Kandang dibuat modern dan kekinian sehingga terlihat cantik, sehat, dan bersih.
Program itu sudah dirancang cukup lama. Saat Surya.co.id melihat langsung lokasi kandang, semua terlihat by system.
Setiap kandang ada barcode sesuai nama kambing. Lokasi kandang di areal persawahan pekarangan Puspenerbal.
Tidak jauh dari Terminal 2 Bandara Juanda Surabaya.
Ratusan bilik kandang didesain khusus dengan posisi desain panggung.
Baik kambing anakan, kambing jantan, dan betina sesuai kandangnya masing-masing.
Bahkan ada tempat khusus atau bilik birahi, khusus untuk mengawinkan pejantan dan betina.
Meski ada ratusan ekor kambing, namun tidak bau.
Selalu terjaga kebersihannya dengan sejumlah dokter hewan juga dilibatkan. Semua dibangun penuh visi.
"Nanti juga untuk Eduwisata. Bahkan untuk pendidikan ternak," tambah Edwin.
Selain itu juga bisa untuk membekali para prajurit jika tertarik menekuni ternak kambing.
Setiap dua tahun, kambing beranak tiga kali. Sekali beranak bisa dua ekor.
Sementara pakan banyak tersedia di sekitar areal luas Puspenerbal.
Dalam setiap hari ada limbah rumput dan daun-daunan di Puspenerbal bisa mencapai 3 ton.
Oleh Edwin dimanfaatkan demi pemberdayaan prajurit untuk menyukseskan Ketahanan pangan dengan beternak.
Puspenerbal memang tengah berkolaborasi dengan salah satu pelaku ternak modern, Anak Kandang Farm.
Peternak modern ini telah sukses mengembangkan ternak modern di Tuban lalu bermitra dengan Puspenerbal.
Owner Anak Kandang Farm, Tony Susanto menyebut bahwa pihaknya hanya sebatas operator.
Semua kambing milik prajurit dan dikelola mereka. Ke depan memang untuk eduwisata.
"Jadi siapapun bisa jadi peternak tanpa mereka punya waktu, lahan dan ilmu. Sambil belajar mereka kita ajarkan untuk menjadi peternak, sehingga di masa tua mereka benar-benar bisa menjadi peternak," jelasnya.
Tony menyebut biaya pakan dan operasional penjaga kandang dan dokter ZERO cost.
Banyaknya kambing hingga 400 ekor mampu menghasilkan kotoran untuk pupuk.
Cukup dari kotoran bahan baku pupuk ini bisa untuk biaya operasional.
Pakan, selain banyak rumput ada aneka tanaman lain. Semua dicampur dan dipotong lembut untuk menu ternak.
Ada Pete, sono, dan aneka daun bisa memperkaya menu.
Pada tahun keenam dipastikan sudah bisa panen berkelanjutan.