Berita Jember
Tidak Hanya Salah Sasaran, Sembako Bansos Covid-19 di Jember Juga Banyak Yang Rusak
Panitia Khusus (Pansus) Penanganan Covid-19 DPRD Jember menyayangkan rusaknya sembako tersebut.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, JEMBER - Masalah dalam penanganan bantuan dampak Covid-19 sepertinya tiada akhir dikupas DPRD setempat. Setelah penyaluran bansos dampak pandemi yang diketahui tidak tepat sasaran, kini dewan menemukan sejumlah sembako untuk bansos penanganan dampak pandemi Covid-19 di Kabupaten Jember rusak.
Akibatnya, bantuan tersebut tidak terpakai. Barang yang rusak adalah beras, gula, dan minyak goreng. Panitia Khusus (Pansus) Penanganan Covid-19 DPRD Jember menyayangkan rusaknya sembako tersebut.
"Saat sidak ke gudang Liposos beberapa waktu lalu, kami menemukan barang-barang tersebut rusak. BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) RI dalam auditnya juga menemukan sembako untuk bantuan penanganan dampak Covid-19 rusak," ujar Ketua Pansus Penanganan Covid-19 DPRD Jember, David Handoko Seto, Rabu (6/1/2021).
Rabu (6/1/2021), pansus kembali memanggil Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Jember. Rapat dengar pendapat (RDP) kembali digelar untuk mengetahui perkembangan penanganan Covid-19 di Jember, antara lain terkait perencanaan anggaran dan realiasinya, juga perihal bansos.
David menyebut, sembako itu rusak sehingga tidak bisa terdistribusikan. Karena barang rusak, sehingga tidak terdistribusikan kepada warga terdampak pandemi. "Kan jadi sia-sia, ada barang tetapi tidak bisa dipakai karena rusak," tegas David.
Anggota Pansus, Agusta Jaka P menambahkan, seharusnya penyimpanan sembako dibuat dengan tata cara yang layak. "Saya melihat cara menyimpannya tidak baik dan asal-asalan. Padahal kalau disimpan secara baik, akan bisa dipakai. Gulanya basah, kantong minyaknya dilubangi tikus," tegasnya.
Sedangkan Alfian Andri Wijaya yang juga anggota pansus menambahkan, sejumlah beras juga sudah berkutu sehingga tidak layak untuk didistribusikan. "Berasnya ada yang sudah ada kutunya," tuturnya.
Berdasarkan laporan dari Satgas Covid-19 Jember, bantuan yang rusak itu adalah beras, gula, dan minyak goreng. Beras yang rusak adalah ukuran 5 KG sebanyak 363 bungkus, kemudian minyak goreng 2 liter sebanyak 389 kemasan, dan gula rusak sebanyak 147 KG.
Sementara BPK RI yang melakukan audit hingga November 2020 menemukan, bantuan yang rusak sebanyak 45 paket. Per paket berisi beras, gula, dan minyak goreng. Ke-45 paket sembako ini sumbangan dari masyarakat yang dikelola satgas.
Sedangkan barang rusak yang dibeli memakai dana penanganan Covid-19 Jember adalah gula sebanyak 1.400 bungkus.
Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Jember, Mat Satuki mengatakan, barang-barang yang rusak untuk bantuan sosial itu tidak akan didistribusikan.
"Beberapa barang itu kembali ke gudang karena memang tidak terdistribusi ke penerima manfaat. Karena bisa jadi, penerima manfaat sudah menerima bantuan dari pemerintah pusat atau provinsi. Barang-barang itu kembali ke gudang," jelas Satuki.
Barang yang lama tersimpan di gudang penyimpanan itu, diakuinya memang beberapa rusak. Namun pansus berharap, satgas memperlakukan barang-barang bantuan itu secara baik, sehingga kelayakannya lebih lama dan bisa didistribusikan. ****