Berita Surabaya

Sekolah Tatap Muka di Surabaya Kemungkinan Diundur, Ini Alasan Kadindik Supomo

Pemkot Surabaya masih pikir-pikir untuk membuka pembelajaran tatap muka dalam waktu dekat ini.

Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Yusron Naufal Putra
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Supomo. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Kepastian sekolah tatap muka di Surabaya masih menjadi pertimbangan Pemkot. Nampaknya, Pemkot masih pikir-pikir untuk membuka pembelajaran tatap muka dalam waktu dekat ini.

Kepala Dinas Pendidikan Surabaya, Supomo mengatakan ada beberapa alasan mengapa rencana sekolah tatap muka itu kembali jadi pertimbangan. Di antaranya terkait tren kasus Covid-19.

"Kami masih menimbang-nimbang kemungkinan untuk dibuka kembali," kata Supomo, Sabtu (2/1/2020).

Wacana terkait sekolah tatap muka di Surabaya memang sudah lama bergulir. Apalagi sebelumnya sudah ada Surat Keputusan Bersama sejumlah Kementerian.

Berbagai persiapan telah dilakukan sejak beberapa waktu lalu, termasuk simulasi.

Supomo menerangkan, untuk dapat membuka sekolah tatap muka, memang perlu memperhatikan beberapa aspek. Di antaranya pertimbangan dari pemerintah daerah, faktor sekolah, komite dan wali murid.

"Pertimbangannya kan memang itu, yang menentukan sekolah bisa buka atau tidak," terangnya.

Supomo belum dapat memastikan hingga kapan keputusan itu bakal diambil.

Pemkot Surabaya masih dalam sikap yang sama. Yaitu, mempertimbangkan banyak hal sebelum keputusan sekolah tatap muka diambil.

"Sambil melihat analisa dari Satgas Covid-19 yang di dalamnya ada Dinas Kesehatan," terang Supomo.

"Pertimbangan itu kemudian kami mengambil kesimpulan mungkin diundur sambil melihat perkembangan lebih lanjut," sambung Supomo.

Itu artinya, sekolah jarak jauh atau daring masih jadi alternatif untuk proses pembelajaran siswa. Senin besok siswa masih mengikuti sekolah daring.

Sementara itu, Wakil Sekretaris IV Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Irvan Widyanto mengatakan kajian terkait persiapan sekolah tatap muka dilakukan secara mendalam.

"Juga melibatkan para pakar, akademisi dan termasuk epidemiolog," kata Irvan saat dikonfirmasi terpisah.

Banyak aspek yang diukur dari kacamata berbagai pihak. Menurut Irvan, tidak hanya terkait protokol kesehatan saja. Hingga saat ini, kajian masih terus dilakukan.

"Faktor lain juga akan dikaji semua, sehingga nanti akan terlihat hasil kajian, memungkinkan tatap muka atau tidak," ujar mantan Kepala Satpol PP Surabaya itu.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved