Penangana Covid 19
Komunal Kucurkan Rp 300 Miliar guna Pemulihan Ekonomi akibat Dampak Pandemi Covi-19
Perusahaan fintech Peer to Peer (P2P) Lending asal Surabaya, Komunal, selama tahun 2020, telah mengucurkan dana Rp 300 milliar.
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SURABAYA - Perusahaan fintech Peer to Peer (P2P) Lending asal Surabaya, Komunal, selama tahun 2020, telah mengucurkan dana Rp 300 milliar kepada berbagai macam UMKM, khususnya di Jawa Timur dan Bali.
Nilai itu lebih banyak dimanfaatkan untuk modal usaha pengembangan maupun diversifikasi produk dari UMKM tersebut untuk bertahan di tengah pandemi.
Co-founder and CEO Komunal, Hendry Lieviant, mengatakan hal tersebut juga sebagai upaya perusahaan dalam mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional selama masa pandemi.
"Karena sebagai bagian dari industri lending fintech kami menjadi salah satu alternatif pendanaan yang masih tersedia pada waktu pelaku UMKM membutuhkan, ditengah industri lending lainnya yang lebih selektif saat memberikan pinjaman," ungkap Hendry, Kamis (17/12/2020).
Pesatnya kemajuan dan adoption rate teknologi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ikut meningkatkan ketahanan ekonomi di masa pandemi. Tanpa adanya kultur belanja online, layanan antar makanan, dan layanan berbasis teknologi lainnya krisis ekonomi akan menjadi semakin parah karena terhambatnya kegiatan ekonomi secara fisik.
Tidak terkecuali dengan layanan keuangan, pertumbuhan P2P Lending dalam beberapa tahun terakhir seakan menjadi secercah harapan bagi para pelaku UMKM di Indonesia.
“Pandemi bahkan menjadi katalis positif bagi Industri P2P karena makin banyak pelaku UMKM yang tadinya salah mengerti dan memiliki konotasi negatif akhirnya mencoba dan sekarang memiliki pengalaman yang positif," ungkap Hendry.
Chief Operating Officer (COO) Komunal, Rico Tedyono menambahkan, peningkatan fantastis peminjaman online ini dimulai sejak berakhirnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) beberapa waktu lalu.
Hal ini juga ditunjang oleh efisiensi P2P lending seperti Komunal terutama dalam pemrosesan dokumen pinjaman, salah satunya berupa penggunaan tanda tangan digital terverifikasi sehingga pinjaman dapat diproses tanpa tanda tangan basah yang mengharuskan adanya tatap muka.
"Pada waktu PSBB dibuka permintaan pinjaman cukup drastis meningkat, namun Komunal lebih selektif untuk memilih peminjam dengan memperketat credit scoring kami," jelas Rico.
Pihaknya lebih banyak menyalurkan di sektor yang berkaitan dengan kesehatan, transportasi, logistik. "Sektor-sektor itulah yang mendukung pemulihan ekonomi," tambah Rico.
Peningkatan penyaluran pinjaman juga tak lepas dari kesetiaan pendana yang mempercayakan dananya di Komunal, untuk disalurkan ke para pelaku usaha yang telah diseleksi dengan ketat.
"Kami memberikan kesempatan kepada para lender untuk bisa secara langsung membiayai, atau menyalurkan dana pada perusahaan-perusahaan atau UMKM-UMKM terpercaya yang menjadi pilihan Komunal," jelas Rico.
Manager Marketing Communication Komunal Yonathan mengatakan, disamping jumlah peminjam dana yang meningkat, pemberi dana atau biasa disebut lender jumlahnya juga naik drastis di akhir tahun 2020.
"Kami berhasil meningkatkan rasa aman dan nyaman para pemberi dana di Komunal, terlihat dari mereka yang semakin berani menempatkan dana lebih besar dan lebih sering," jelas Yonathan.
Jadi lender yang lama tetap ada, dan juga lender yang baru bertambah. Jadi bisa dibilang Komunal berhasil mendapatkan loyalitas para lender.